Kritisi Buku: Etika




TINJAUAN KRITIS

ETIKA KRISTEN II











                            NAMA                                : Rapi Antoni Sirait
                            NIM                                     : 201502056
                            SEMESTER                       : IV (empat)
                            DOSEN PENGAMPU      : Pst. David B. Hasibuan, MA
v  Identitas Buku
Judul              : Itu ‘Kan Boleh?
Penulis          : Dorothy I. Marx
Penerbit         : YAYASAN KALAM HIDUP               
Buku ini terdiri atas dua belas bagian, masing-masing bagian membahas hal-hal yang berbeda. Adapun isi sekaligus hal yang menarik untuk di kaji dari tiap bagian pembahasan pada buku ini, yaitu sebagai berikut:
1.     Etika dan Hukum Allah; Membahas tentang Ajaran Allah yang mengemukakan Hukum dan  prinsip-prinsip Moral kehidupan yang sangat luas dan mendalam.
2.     Sepuluh Hukum; Membahas tentang Norma-norma kehidupan menurut perintah Allah.
3.     Pergaulan Pranikah; Membahas tentang persekutuan Kasih serta kesatuan mental dan Rohani yang Alkitabiah.
4.     Seks Dalam Masa Pertunangan; Membahas tentang Larangan Seks dalam masa pertunangan yang menuntut  tanggung jawab penuh.
5.     Free Sex; Membahas tentang pendisiplinan akan kebutuhan biologis.
6.     Perceraian; Membahas tentang pentingnya kekudusan pernikahan.
7.     Abortus; Membahas tentang praktek Abortus yang melanggar HAM, yaitu Hak untuk Hidup.
8.     Euthanasia; Membahas tentang Akibat dari praktek belas kasihan yang salah ini, sangat mempengaruhi sisi psikologis yaitu sulitnya mengontrol rasa bersalah di dalam diri.
9.     Pornografi; Membahas tentang pandangan yang salah terhadap pornografi adalah seni, melainkan lebih bersifat reklame.
10.  Violence; Membahas tentang kecenderungan berbuat kekerasan akibat dari status manusia sebagai manusia berdosa, yang menimbulkan sifat haus akan kekuasaan.
11.  Perjudian; Membahas tentang bagaimana perjudian telah merusak mental orang-orang yang terjerumus kedalamnya sebagai penganut egoisme.
12.  Manipulasi Genetika; Membahas tentang perkembangan Ilmu pengetahuan di bidang Genetika telah melupakan eksistensi manusia itu sendiri, yaitu kodratnya adalah yang dicipta bukan pencipta.
      Dalam buku yang ditulis oleh Dorothy I. Marx ini terdapat bagian yang sangat menarik, yang Pertama adalah di pembahasan mengenai Euthanasia di halaman 80 yang mengatakan “Mercy Killing”. Dalam penggolongannya, secara umum terdapat Euthanasia, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif. Euthanasia aktif adalah mencabut kehidupan untuk menghindari kehidupan. Mercy killing jenis ini dapat dilakukan dengan pemberian sleeping pils atau obat lain secara overdose, suntikan potassium chlorida, dan obat lain yang mematikan. Kasus ini sering disebut bentuk dari bunuh diri. Euthanasia pasif merupakan usaha membiarkan kematian terjadi untuk menghindari penderitaan, kasus ini dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pencabutan  respirator (alat pernapasan), dan dapat dikatakan sebagai suatu bentuk pembunuhan.
Setelah saya belajar sedikit tentang Euthanasia, saya sangat tidak setuju dengan Mercy killing ini, bila ditinjau dari sudut Perspektif (pandangan) Etika dan Spiritualitas (kehidupan Rohani) Kristen, Alkitab memberikan penjelasan sangat ketat berkaitan dengan masalah hidup dan mati. Allah adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu (Kej. 1:1, Mzm 24:1), termasuk manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya (Kej. 1:27) Allah jelas menentang pembunuhan dan menuntut suatu sanksi kepada orang yang melakukannya (Kej. 9:6). Kasus pembunuhan Habel dalam kitab kejadian pasal 4 menjadi salah satu contohnya. Mercy Killing, secara khusus euthanasia aktif dan euthanasia pasif yang tidak wajar, termasuk dalam suatu bentuk pembunuhan, suatu usaha untuk menggantikan  Allah yang memiliki kedaulatan atas hidup dan mati manusia. Hal yang sama juga tertulis dalam Sepuluh Hukum yang diberikan di gunung Sinai (Kel. 20:13), “Jangan membunuh”. Hukum bagi melanggar perintah ini adalah kematian (Kel. 21:12-13).
Membunuh seseorang yang menderita bukan merupakan sikap yang murah hati. Tindakan ini tidak menghindarkan kesengsaraan manusia, namun justru menimbulkan kesengsaraan maut. Lagipula, tujuan mercy killing ini tidak membenarkan apapun juga, sebab tujuannya hanyalah membenarkan cara yang baik padahal itu sudah jelas sangat bertolak belakang atas HAM dan juga menurut cara pandang Alkitab. Penderitaan bukanlah merupakan kejahatan yang harus dihindari, tetapi dapat menjadi suatu masa yang menguji dan membangun karakter (Yak. 1:2-4). Yang menjadi point penting dalam menolak euthanasia, ketika berbicara mercy Killing, maka seseorang diperhadapkan dengan masalah kedaulatan Allah atas kehidupan dan kekudusan hidup manusia. Euthanasia merupakan bentuk bunuh diri atau pembunuhan yang dengan jelas dan tegas dikutuk dalam kitab Suci.
Yang Kedua adalah dipembahasan mengenai Violence di halaman 97 yang mengatakan  “No Violence No Progress” ( tanpa kekerasan tak ada kemajuan) saya sangat setuju sekali dengan pernyataan ini , tanpa kekerasan dunia tak ada kemajuan, bila ditinjau dari sudut pergelokan revolusioner aksi aksi kekerasan atau violence sangat masuk akal sekali, dari sudut perkembangan dunia bahwasanya dunia tidak terlepas dari  kekerasan.
Bila ditinjau dari sudut Alkitab sejarah  mencacat bahwa pergelokan revolusioner terjadi di jaman kerajaan-kerajaan. Di lihat dari Perjuangan bangsa israel saja sangat jelas sekali, dimana pergolakan revolusioner terjadi dengan kekerasan. Didalam Keluaran 6-12 Tuhan sendiri bertindak untuk menolong bangsa israel dari perbudakan Raja firaun, dimana Tuhan oleh kekuatan-Nya dan kekerasan-Nya memaksa Raja Firaun menyerah, dan progressnya adalah bangsa Israel berhasil terlepas dari perbudakan tersebut. Pergerakan revolusioner bangsa Israel masih belum berhenti sampai disitu. Perjalanan revolusioner dibawah pimpinan Yosua, berlanjut pada perjuangan merebut tanah Kanaan melalui jalur Violence dimana Progressnya adalah bangsa Israel berhasil menduduki tanah Kanaan.
Kekerasan yang tidak putus-putusnya berlanjut sampai kepada puncaknya yaitu, kematian Kristus di kayu salib dimana progresnya adalah orang-orang percaya di selamatkan dari belenggu Dosa. Masih  banyak fakta mengenai kekerasan  yang dicatat didalam sejarah Alkitab. Semua pergerakan revolusioner melalui jalur kekerasan semuanya menghasilkan Progress. Hampir diseluruh belahan bumi terjadi pergolakan revolusioner melalui aksi-aksi kekerasan dan provokasi zaman penjajahan hingga sekarang yaitu; melalui partisipasi dalam perjuangan politis dan sosio-ekonomis, bahwasannya kekerasan harus ada untuk merealisasikan cita-cita politis untuk mencapai suatu kemajuan.

v  Kelebihan Buku:                                       
Realitas yang di ungkapkan melalui buku ini dalam penjelasannya sangat menarik perhatian untuk dibaca dan di kaji, dimana penjelasan  yang di uraikan berdasarkan aspek kehidupan yang di kupas berdasarkan pada observasi kehidupan nyata yang di hubungankan dengan pandangan Alkitab. Buku ini mampu membuka cara pandang saya mengenai bagaimana kita melihat dunia saat ini.

v  Kelemahan Buku:
Menurut saya buku ini Sangat menarik sekali untuk dipahami oleh pembacanya. Walaupun ukurannya simple namun di dalam pembahasan yang dituangkan di dalamnya sangat padat, lugas, rinci, dan juga dilengkapi kliping observasi yang mendukung yang di suguhkan  oleh penulisnya. Sangat menggugah minat pembaca, terlebih seperti saya. Jadi buku ini menurut saya tidak memiliki kekurangan didalam penulisannya, mungkin dikarenakan saya masih tergolong awam dalam pemahaman semacam ini.
v  Hal yang Menarik:
ü  Euthanasia aktif adalah mencabut kehidupan untuk menghindari kehidupan. Mercy killing jenis ini dapat dilakukan dengan pemberian sleeping pils atau obat lain secara overdose, suntikan potassium chlorida, dan obat lain yang mematikan.
ü   Euthanasia pasif merupakan usaha membiarkan kematian terjadi untuk menghindari penderitaan, kasus ini dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pencabutan  respirator (alat pernapasan).
ü  “No Violence No Progress” ( tanpa kekerasan tak ada kemajuan) sangat masuk akal sekali pernyataan kalimat ini.

v  Implikasi
Setelah membaca buku ini sebagai mahasiswa kita diharapkan mampu bagaimana cara menghadapinya apabila ditemukan kasus-kasus yang serupa dalam pembahasan buku ini. Setidaknya kita bisa menyampaikan dan menjelaskan teori-teori yang telah dipelajari melalui pemaparan buku ini.

v  Identitas Buku
Judul              : Etika Bumi Baru
Penulis          : Dr. Robert P. Borrong
Penerbit         : PT BPK GUNUNG MULIA
                  Buku ini terdiri atas tujuh Bab, masing-masing bab membahas hal-hal yang berbeda. Dalam buku yang ditulis oleh Dr. Robert P. Borrong  ini terdapat bagian yang sangat menarik. Adapun isi sekaligus hal-hal yang menarik untuk di kaji  dari tiap pembahasannya adalah sebagai berikut:
Bab 1. Membahas tentang Ekologi Dan Manusia
Manusia yang menyalahgunakan keunggulannya melalui penerapan teknologi hanya untuk tujuan memenuhi kepentingannya sendiri harus diubah dan diganti dengan penerapan teknologi berwawasan lingkungan dan berwawasan kesinambungan. Umat manusia harus segera mengubah sikap materialistik dan mengutamakan profit (keuntungan), agar dapat menikmati hidup nyaman dan segar serta berkelanjutan dengan lingkungan hidupnya. Ia harus hidup dengan tatanan baru berwawasan etika, agar mampu mengendalikan diri terhadap tekanan materialisme yang justru telah menjadi bukti semakin tidak berdayanya manusia menghadapi lingkungan hidupnya, baik lingkungan alam maupun lingkungan baru ciptaannya, yaitu teknosfer (teknologi dan industri).
Bab 2. Membahas tentang Eksploitasi Sumber Daya Alam Dan Krisis Ekologis
Perusakan lingkungan hidup di planet bumi yang paling nyata adalah pengeksploitasian (pendayaguna-an secara tak wajar) sumber daya alam berupa pembabatan hutan, baik untuk tujuan perluasan pertanian maupun untuk pengambilan kayu di dalamnya. Perusakan hutan ini menyebabkan bermacam-macam kerusakan lingkungan yakni punahnya berbagai spesies dan terjadinya gangguan pada ekosistem bumi.
Selain itu, pengeksploitasian berupa penambangan bahan-bahan mineral baik minyak, maupun logam dan bahan materi lainnya terkait pula dengan pencemaran. Semua itu berakumulasi (proses perubahan) pada kerusakan alam primer maupun sekunder. Kerusakan primer adalah hilangnya semua sumber alam yang diolah maupun spesies yang terpaksa punah karena habitatnya tergusur. Sedangkan kerusakan sekunder terkait dengan kerusakan lingkungan sebagai akibat sampingan dari pengeksploitasian sumber alam seperti pencemaran dan pemborosan.
Bab 3. Membahas tentang Pencemaran Dan Krisis Ekologis
Pencemaran terhadap lingkungan merupakan efek samping dari proses produksi dan konsumsi berskala besar dari penerapan teknologi yang telah memakmurkan umat manusia. Semua teknologi yang telah manusia temukan itu akan menjadi bumerang bagi ke langsungan hihup manusia, Manusia cenderung tidak lagi hidup ramah terhadap lingkungannya, efek samping itu membawa dampak yang begitu besar sehingga taruhannya adalah masa depan dari kehidupan umat manusia itu sendiri dan planet bumi, di atas mana seluruh kehidupan berlangsung.

Bab 4. Membahas tentang Etika Dan Krisis Ekologis
Etika lingkungan bertolak dari kenyataan akan rendahnya moralitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam. Manusia cenderung sangat materialistis sehingga memandang alam hanya bernilai ekonomi. Akibatnya, nilai ekologis yang mencakup nilai estetis, biologis, spiritualistis, dan nilai-nilai lainnya tidak mendapat perhatian yang sepatutnya. Menghadapi alam, umat manusia hanya mengembangkan norma ekonomi/keuntungan, tetapi kurang mengembangkan ekologi/norma ekosistem.
Etika Kristen telah lama mengembangkan etika lingkungan yang bertolak dari norma-norma Alkitab, bahwa manusia adalah bagian dari ciptaan tetapi yang kepadanya diberikan tanggung jawab untuk memanfaatkan dan memelihara alam ciptaan Allah dengan baik.
Bab 5. Teologi Kristen Dan Krisis Ekologis
Alam adalah ciptaan dan karya Allah maka Allah adalah pemilik dan berdaulat atas seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Kejatuhan manusia ke dalam dosa merusak hubungan manusia dengan Allah. Itu membuat hubungan manusia dengan alam menjadi rusak. Dosa menyebabkan seluruh ciptaan turut menderita terutama karena diperlakukan secara buruk oleh manusia untuk memenuhi ambisi kesombongan dan keserakahannya sebagai dampak pemberontakannya kepada Allah. Alam menderita karena dieksploitasi dan dirusak oleh manusia. Dengan demikian, menurut teologi Alkitab, kerusakan alam merupakan akibat dari pemberontakan manusia kepada Allah yang menyebabkan ia jatuh kedalam dosa. Manusia yang memberontak kepada Allah memandang ciptaan Allah sebagai materi yang semata-mata berguna untuk memenuhi ambisi dan keserakahan yang telah merasuki hati manusia bahkan seluruh kecenderungannya.
Bab 6. Membahas Teologi Tentang Manusia Dan Krisis Ekologis
Kerusakan alam bersumber dari kerusakan manusia. Pencemaran terhadap lingkungan hidup berakar dalam kecemaran hati manusia. Polusi terhadap alam berakar dalam polusi moral dan spiritual pada diri manusia, yaitu pemberontakannya terhadap Allah. Pemberontakan, kesombongan, dan keserakahan itulah dosa manusia. Dosa itu yang telah menyebabkan pencemaran atau polusi moral dan spiritual yang disebut sebagai kerusakan hati manusia atau imago Dei. Akibatnya manusia cenderung bertindak destruktif (bersifat merusak) alam yang digunakan untuk memenuhi ambisi (hasrat yang besar) dan keserakahannya itu.
Pencemaran lingkungan seperti pencemaran limbah yang dibuang sembarangan memang tidak secara langsung menunjukkan sikap sombong dan serakah dari manusia. Pencemaran limbah lebih cenderung menggambarkan sikap tidak peduli manusia terhadap lingkungannya. Namun, harus diakui bahwa sikap tidak peduli terhadap kebersihan dan keharmonisan lingkungan menunjukkan tiadanya muatan moral dalam hubungan manusia dengan lingkungannya.
Bab 7. Membahas tentang Gereja Dan Pemulihan Krisis Ekologis
Mengenai tanggung jawab Gereja terhadap lingkungan dan menekankan beberapa hal penting yang  untuk menjadi perhatian dan tugas gereja, terhadap pemulihan krisis Lingkungan dimana kita bertempat tinggal. Gereja perlu lebih banyak lagi melakukan pengkajian tentang hal-hal yang bisa dilakukan Gereja untuk menentukan bentuk-bentuk apa saja pelayanan yang di butuhkan terhadap lingkungan alam sekitarnya.
v  Kelebihan Buku:
Buku ini sangat menarik sekali untuk di baca bagi kaum awam termasuk saya. Sebab kasus-kasus yang ditumpahkan di dalamnya berdasarkan realita yang ada dan bisa kita lihat secara langsung di Dunia sekitar kita, maupun secara Universal. Buku ini menjelaskan aspek-aspek yang mempengaruhi setiap bentuk Eksploitasi dan pencemaran dari akibat temuan-temuan teknologi yang di temukan oleh manusia, yang bersifat destruktif terhadap Ekosistem Alam di mana tempat segala makhluk hidup tinggal. Misalnya teknologi industri, kendaraan bermotor, efek rumah kaca, polusi udara, yang di timbulkan bahwa lapisan ozon (atmosfer) kita semakin menipis, dan juga Eksploitasi lingkungan (habitat) hutan termasuk campur tangan teknologi yang merusak Alam melalui mesin-mesin penebang pohon, dan lain sebagainya itu semuanya di bahas secara  jelas.
 
v  Kelemahan Buku:
Memang saya sendiri agak canggung untuk menuliskan kata kelemahan buku ini, itu karena saya belum pernah membuat sebuah buku. Namun kata yang cocok adalah  apabila di tambahkan pembahasan mengenai “Teknologi Membunuh Manusia itu Sendiri. Mengapa saya katakan Teknologi membunuh manusia itu sendiri ? Karena apabila kita lihat secara jeli sebenarnya malapetakalah teknologi itu, hasil temuan, pengetahuan akan teknologi yang di temukan oleh manusia itu efeknya bisa menghancurkan manusia itu sendiri. Dalam artian bahwa teknologi itu membunuh manusia itu sendiri apabila di salah gunakan. Perlu di ingat manusia yang hakekatnya kecenderungannya selalu mengeksploitasi dan bersifat destruktif akibat dari kejatuhan kedalam dosa pertama kali.
Sekarang ini kita adalah bisa dikatakan sebagai penikmat hasil temuan para ahli-ahli atau peneliti dan para ilmuwan sebelumnya serta pengetahuan dan eksperimen-ekperimen yang selalu dinamis sampai saat ini. Bisa dikatakan zaman teknologi seperti sekarang ini, manusia sibuk dengan hasil temuan yang ditemukan oleh nenek moyang kita . Sehingga membuat manusia sekarang ini terlena akan karya-karya temuan manusia sebelum kita. Akibat dari temuan-temuan dan teknologi itu, membuat manusia itu diperhadapkan dengan banyaknya pilihan. Manusia diciptakan oleh Allah diberi anugerah pemikiran secara dinamis, jadi setiap zaman pasti ada perubahan ide-ide baru atau selalu timbul pemikiran baru, ilmu baru yang di anggap oleh manusia sebagai ide-ide cemerlang.
Oleh karena banyaknya pilihan ini, manusia bebas memilih ilmu apa yang akan di terapkan dalam hidupnya. Bila kita melihat perkembangan pengetahuan akan teknologi dari zaman pra-sejarah, sejarah, zaman revolusioner sampai sekarang ini teknologi berkembang sangat pesat. Sebagai contoh dari hasil temuan  teknologi yang manusia ciptakan seperti, Nuklir dan senjata perang lainnya atau senjata pemusnah massal, sejarah mencatat Perang Dunia seperti apa manusia itu?( PD I dan PD II) dan lain-lain.  Teknologi yang lain seperti mesin-mesin industri, kendaraan bermotor dan lain sebagainya, efeknya adalah lapisan Ozon (atmosfer) semakin menipis akibat hasil resudu pembakaran yang mencemarkan udara secara berkepanjangan. Apabila polusi udara terjadi biasanya akan timbul hujan asam dan  penyakit, virus akan muncul.
Kemajuan teknologi yang lain juga seperti internet, gadget yang semakin canggih membuat generasi sekarang lebih menikmati dunianya sendiri (selfish), sebagai contoh faktual yang terjadi seorang anak meninggal di tempat akibat bermain game internet selama 48 jam. Dari contoh di atas dapat kita lihat efek dari teknologi itu, bahwa teknologi itu akan  membunuh  manusia  itu  sendiri. Walaupun demikian perkembangan teknologi sekarang kian maju, manusia harus sadar terbangun dari kesibukannya yang di sibukkan oleh pilihan-pilihan yang ada untuk memahami nubuatan tentang akhir zaman yang tertulis di dalam Alkitab kita.
v  Hal yang Menarik:
ü  Ekologi dan Manusia. Nyanyian Homer sastra Yunani: Aku akan bernyanyi tentang Engkau, peletak dasar Bumi, Ibu segala sesuatu, yang tertua dari segala yang ada. Dia memberi makan kepada semua ciptaan yang ada di dunia, semua yang merayap di atas Bumi dan yang berenang dalam laut dan semua yang terbang di udara. Semuanya mendapat makan dari persediaan atau lumbungnya.
ü  Eksploitasi Sumber daya Alam dan Krisis Ekologis. Meadows : Mengenai hubungan perilaku manusia dengan kerusakan lahan; hilangnya dasar sumber-sumber pertanian merupakan akibat dari banyak faktor, termasuk kemiskinan dan keputusasaan, perluasan pemukiman manusia, perluasan peternakan, dan lahan perkebunan, kesalahan manajemen, ketidaktahuan dan pengutamaan produk ekonomi jangka pendek daripada penatalayanan jangka panjang.
ü  Pencemaran dan Krisis Ekologis: Polusi dapat dirumuskan sebagai akibat tindakan-tindakan manusia yang membahayakan dan fatal, langsung maupun tidak langsung, karena membuang unsur-unsur alamiah atau sintetis dalam ekosistem, yang tidak seharusnya di buang atau karena yang dibuang jumlahnya terlalu melampaui kemampuan ekosistem berasimilasi secara normal.
ü  Etika dan Krisis Ekologis. C.A. Hooker mengatakan: Love is the ultimate ground for all ethical considerations. Love moves us to actions beyond those which any impartial rules enjoin. Indeed, to became loving is one of the fundamental goals of life. Love must provide the ultimate ground for environmental responsibility.
ü  Teologi Kristen dan Krisis Ekologis. Migliore: Perjamuan Kudus adalah suatu gambaran yang indah tentang kesaling-terhubungan dan kesaling-tergantungan keselamatan pribadi, persekutuan dan kosmos (dunia).
ü  Teologi Tentang Manusia dan Krisis Ekologis. Manusia yang benar adalah manusia yang bercermin kepada Yesus Kristus, manusia yang menjadi citra Yesus Kristus, sebab Yesus Kristuslah satu-satunya manusia yang menjadi citra Allah (imago dei) yang sempurna. Maka imagodei hanya dapat dipahami secara benar dalam konteks imago Christi dan imago Trinitas. Imago Dei dipulihkan melalui imago Christi karena hanya dalam Tuhan Yesus Kristus terjadi pemulihan dan pembaruan ciptaan. Itulah makna yang paling hakiki dari teolog rekonsiliasi atau teologi pendamaian Allah.
ü  Gereja dan Pemulihan Krisis Ekologis. “Think Globally, Act Locally”.
v  Implikasi:

Kerusakan lingkungan akibat dari Eksploitasi lingkungan dan pencemarannya sangat membahayakan keberadaan kita umat manusia. Itulah sebabnya perlunya kita untuk melestarikan lingkungan kita. Manusia merupakan bagian dari kesatuan lingkungan itu, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya itu manusia memanfaatkan sumber daya alam dari lingkungan sekitarnya. Namun haruslah disadari bahwa makhluk hidup lainnya juga memerlukan sumber daya alam juga. Kita harus memulai dari lingkungan tempat kita tinggal bagaimana agar tetap terjaga dan terciptanya kelestarian lingkungan kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Etika Kristen

Quiz Alkitab Sekolah Minggu

MAKALAH SEJARAH GEREJA ASIA