Ringkasan Buku Teologi Dasar I



Nama               : Rapi Antoni Sirait
Semester          : IV (empat)
Mata Kuliah    : Dogmatika III
Dosen              : Pdt. Mangatas P. Aritonang, M.Th

Identitas Buku
Judul              : Teologi Dasar I
Penulis            : Dr. Charles C. Ryrie
Penerbit          : ANDI
            Buku ini terdiri atas sembilan bagian, masing-masingbagian membahas hal-hal yang berbeda. Adapun garis-garis besar setiap isi dari tiap bagian pembahasan pada buku ini, yaitu sebagai berikut:
BAGIAN I. PROLEGOMENA
Konsep Tentang Teologi
Membahas tentang teologi sekaligus berarti juga membicarakan sesuatu mengenai luas jangkauan, fokus, dan keterbatasan-keterbatasan. Kata “teologi” berasal dari theos yang artinya Allah dan Logos yang artinya pernyataan yang rasional. Macam-macam Teologi
Teologi dapat didaftarkan menurut berbagai macam cara:
(1)   Berdasarkan era; anatara lain, teologi patristik para bapak gereja, teologi abad pertengahan, teologi reformasi, teologi modern.
(2)   Berdasarkan sudut pandangan: antara lain, teologi Arminian, teologi Calvinis. Teologi Katolik, teologi Barth, teologi pembebasan.
(3)   Berdasarkan Fokus; antara lain, teologi historis, teologi Alkitab, teologi sistematika, teologi apologetis, teologi eksegetis.
BAGIAN II. ALLAH YANG HIDUP DAN BENAR
1.      Kemungkinan Untuk Memiliki Pengetahuan Tentang Allah
Ciri-ciri Khas Pengetahuan Tentang Allah:
  1. Sumbernya; Allah sendiri adalah sumber pengetahuan kita tentang Dia. Tentu saja semua kebenaran adalah kebenaran Allah.
  2. Isinya; Suatu pengetahuan yang lengkap tentang Allah ialah pengetahuan yang berdasarkan fakta-fakta dan juga bersifat pribadi.
  3. Pertumbuhannya; Pengetahuan akan Allah dan Karya-Nya dinyatakan secara bertahap sepanjang sejarah.
  4. Maksudnya; Menuntun orang untuk memiliki hidup kekal (Yoh.17:3), Membantu perkembangan pertumbuhan Kristen dengan pengetahuan yang bersifat pengajaran, dan dengan gaya hidup yang mampu memilih (2 Pet.3 :18; Yoh. 7:17; Ef. 1:18; Flp.1 :9-10).
Menurut sejarahnya, ada dua cara Allah dalam mengambil prakarsa untuk menyatakan diri-Nya, disebut penyataan umum dan penyataan Khusus.
  1. Ciri-ciri Khas Penyataan Umum
Penyataan umum itu benar-benar umum. Jangkauannya,yaitu semua orang (Mat. 5:45). Geografisnya umum, meliputi seluruh dunia (Maz.19:2).
  1. Berbagai Jalan Menuju Penyataan Umum
  1. Melalui Penciptaan
  1. Pernyataan; hanya dengan menyebutkan deretan bukti ini (argumentasi kosmologis tentang keberadaan Allah) menunjukkan bahwa alam semesta di sekitar kita merupakan akibat dari suatu sebab yang memadai.
  2. Perkiraan; Deretan bukti ini bergantung pada tiga perkiraan: a) setiap akibat mempunyai sebab; b) akibat yang disebabkan itu bergantung pada alasan keberadaannya; c) alam semesta tidak mungkin berasal dari dirinya sendiri.
  3. Perkembangan; jika sesuatu (alam semesta) sekarang ini ada, maka itu bisa berada dari yang tidak ada, ataupun berasal dari sesuatu yang kekal.
  4. Kitab suci; Dua nas kunci dari ktab suci menunjukkan Penciptaan sebagai sebuah saluran penyataan (Maz. 19:1-7; Rm. 1:18-32).
  1. Melalui Keteraturan
  1. Peryataan; Maksud, urutan, dan bentuk yang kita lihat dalam alam semesta ini menuntut adanya satu perancang.
  2. Perkembangan; Untuk menjadi paling efektif, argumentasi teologis ini harus difokuskan pada aspek-aspek rancang-bangun yang lebih luas di alam semesta ini daripada seluk beluknya.
  3. Kitab suci; Maz.19:2, menyatakan bahwa dunia adalah bukti dari pengetahuan pencipta.
  1. Manusia
  1. Pernyataan; bagaimana  mungkin manusia sebagai makhluk bermoral, cerdas, dan hidup?
  2. Perkembangan
  3. Kitab suci (Maz. 94:9; Kis.17:28-29).
  1. Ciptaan
3.Isi Penyataan Umum; Kemuliaan-Nya (maz.19:2, Kuasa-Nya yang bekerja menciptakan alam semesta, keunggulan-Nya (Rm. 1:20), Keilahian-Nya, Penentuan-Nya dalam mengendalikan alam semesta (Kis.14:17), Kebaikan-Nya (mat. 5:45), Kecerdasan-Nya yang hidup.
4. Nilai Penyataan Umum
A. Menyatakan Anugerah Allah; Bahwa Ia terus menerus menyediakan cara-cara melalui penyataan umum dimana orang dapat mengetahui sesuatu tentang Allah yang benar menunjukkan anugerah-Nya yang berkesinambungan.
B. Memberikan Bobot kepada Perkara Teisme; Adalah berlebihan untuk mengatakan bahwa argumentasi bagi keberadaan Allah ini membuktikan keberadaan Allah sebagaimana tertulis dalam Alkitab.
C. Menghukum Para Penolak Secara Adil; Umat Manusia seharusnya menanggapi dengan mengakui bahwa di belakang semua itu ada satu Pribadi yang hidup, kuat, cerdas, melebihi manusia.
Ketrinitasan Allah
Tentu saja kata Trinitas bukanlah istilah Alkitab. Begitu pula kata lain seperti “tritunggal, pribadi, atau intisari (esensi). Sekalipun demikian, doktrin Trinitas ini timbulnya dari Kitab Suci, jadi merupakan ajaran yang Alkitabiah.Salah satu definisi terbaik adalah dari warfield: “Ada satu Allah yang benar dan satu-satunya, tetapi di dalam keesaan dari Keallahan “Ini ada tiga Pribadi yang sama kekal dan sepadan, sama di dalam hakikat tetapi beda di dalam Pribadi. Secara pasti definisi ini dengan jelas menegaskan baik keesaan dan ketigaan dan dengan hati-hati mempertahankan kesepadanan dan kekekalan dari ketiga Pribadi itu. Yoh. 10:30: “Aku dan Bapa adalah Satu” , secara indah menyatakan keseimbangan ini di antara berbedanya ketiga Pribadi itu dan satunya hakikat itu. “Aku dan Bapa” jelas membedakan dua Pribadi.
Ilustrasi Tentang Trinitas
Tidak ada ilustrasi yang mungkin dapat menangkap seluruh yang ada dalam wahyu Alkitab tentang Trinitas. Kebanyakan yang terbaik hanya sejajar dengan gagasan “tiga di dalam satu’. Air mungkin cocok sebagai ilustrasi “tiga di dalam satu” karena unsur kimianya tetap walaupun dalam keadaan padat, gas, atau cair. Juga ada keadaan yang disebut titik triple dimana es, uap air dan cairan air dapat berada bersama-sama secara seimbang. Semuanya air tetapi masing-masing berlainan.
Matahari, sinarnya, dan kekuatannya mungkin menolong menggambarkan Trinitas. Tak seorangpun sebetulnya pernah melihat matahari seperti tak seorang pun pernah melihat Bapa. Tetapi kita belajar banyak mengenai matahari dengan mempelajari sinarnya seperti kita belajar mengenai Bapa melalui Yesus Kristus Anak-Nya yang adalah cahaya kemuliaan-Nya (Ibr. 1:3). Kita melihat energi matahari di dalam pertumbuhan benih dan pohon tanaman, dan bila ditanya apa yang membuat semua itu tumbuh, kita mengatakan matahari. Roh Kudus adalah seperti energi matahari dan Ia adalah Allah.
BAGIAN III. ALKITAB: DIILHAMKAN ALLAH
Saluran-Saluran Dari Wahyu Khusus
  1. Undi (ams. 16:33; kis. 1:21-26)
  2. Urim dan Tumim berupa dua permata yang ditaruh dalam kantong yang dipakai seperti undi untuk menetapkan kehendak Allah (Kel. 28:30; Bil. 27:21; Ul. 33:8; 1 Sam. 28:6; Ezr. 2:63).
  3. Mimpi. Allah seringkali memakai mimpi untuk berkomunikasi (Kej. 20:3, 6; 31:11-13,24; 40-41: Yl. 2:280) untuk menyatakan Kebenaran.
  4. Penglihatan (Yes. 1:1; 6:1; Yeh. 1:3)
  5. Teofani (Penampakan Allah dalam Wujud Manusia) Kej. 16:7-14; Kel. 3:2; 2 Sam. 24:16; Za. 1:12).
  6. Malaikat (Dan. 9:20-21; Luk. 2:10-11; why. 1:1; 19:17)
  7. Nabi-nabi (2 sam. 23:2; za. 1:1; Ef. 3:5)
  8. Peristiwa-peristiwa ( Mi. 6:5; Yeh. 25:7; Yoh. 1:14)
  9. Yesus Kristus adalah saluran Utama dari wahyu khusus. Dia menjelaskan Bapa (Yoh. 1:14), sifat Bapa (14:9), Kuasa Allah (3:2), Hikmat Allah (7:46), Kemuliaan Allah (1:14), kehidupan Allah (1. Yoh. 1:1-3), dan kasih Allah (Rm. 5:8). Tuhan mengerjakan semua ini baik dengan tindakan (Yoh. 2:11) maupun Sabda-Nya (Mat. 16:17).
  10. Alkitab adalah catatan, baik penyataan khusus maupun penyataan itu sendiri. Untuk diingat (Yoh. 21:25).
Beberapa Pandangan Kontemporer Terhadap Pewahyuan:
  1. Wahyu Sebagai kegiatan Ilahi; Tindakan Allah yang Perkasa Dalam Sejarah, karena Allah telah mewujudkan diri-Nya dalam tindakan-tindakan Historis.
  2. Wahyu Sebagai Pengalaman; Kini pewahyuan tidak lagi ditemukan hanya dalam Alkitab, tetpi dalam tindakan-tindakan Allah yang Perkasa dan dalam perjumpaan Pribadi.
Doktirn Alkitabiah mengenai Pengilhaman
Beberapa data Alkitab yang Relevan yang disuguhkan berbicara kepada kita:
  1. 2 Tim. 3:16; mengajarkan bahwa segenap Alkitab datang dari Allah untuk menunjukkan kepada kita bagaimana kita hidup.
  2. 2 Pet. 1:21; Allah memakai manusia dan memberikan kepada kita sebuah Alkitab yang seluruhnya benar.
  3. 1 Kor. 2:13; ayat ini mengajarkan bahwa kata-kata yang dipakai dalam Alkitab adalah di Ilhami.
  4. Macam- macam Data; 1) Bahan yang langsung dari Allah (Ul. 9:10); 2) Bahan Hasil Penyelidikan (Luk. 1:1-4); 3) Bahan Nubuat; 4) Bahan Sejarah (Kis. 16-27); 5) Bahan lainnya; Alkitab mencatat juga hal-hal yang tidak benar ( Kej. 3:4-5), Alkitab juga memuat beberapa Kutipan dari tulisan orang-orang yang belum diselamatkan (Tit. 1:12), ada juga beberapa pasal bersifat Pribadi dan Emosional (Rm. 9:1-3)
  1. Definisi pengilhaman:
·         Allah memimpin para penulis sehingga mereka menuliskan pesan-Nya dalam Alkitab.
·         Allah mengawasi sedemikian rupa sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa kekeliruan pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan aslinya.

BAGIAN IV. PARA MALAIKAT: ROH-ROH YANG MELAYANI
Penciptaan Malaikat-Malaikat
Para malaikat adalah Makhluk-makhluk yang diciptakan (Maz. 148:5). Ini berarti bahwa mereka tidak berkembang dari bentuk kehidupan yang lebih rendah atau sederhana. Hal ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa malaikat-malaikat itu tidak berketurunan (Mat. 22:30). Ketika mereka diciptakan, mereka diciptakan sebagai malaikat-malaikat.
Pelaku penciptaan dan waktu penciptaan Mereka
Segala sesuatu diciptakan oleh Kristus (Yoh. 1:1-3). Secara khusus malaikat-malaikat diciptakan oleh Dia (Kol. 1:16). Alkitab tidak menyatakan Secara pasti kapan malaikat-malaikat itu hadir ketika Dunia diciptakan (Ay. 38:7, NIV). Jadi, tentulah mereka itu diciptakan sebelum penciptaan Dunia.
Pelayanan Para Malaikat
Pada dasarnya malaikat-malaikat yang baik adalah pelayan-pelayan (Ibr. 1:14). Allah mengutus mereka untuk melayani atau menolong (diakonian) orang-orang percaya, dan dalam pelayanan yang demikian para malaikat berfungsi sebagai utusan-utusan seperti Imam (Leitourgikapneumatata) dalam Bait Allah di semesta Alam.

BAGIAN V. IBLIS MUSUH KITA
Realita Tentang Setan (Bukti Teks)
Tujuh kitab dalam PL mengajarkan mengenai kenyataan adanya Setan (Kejadian, 1 Tawarikh, mazmur, Yesaya, Yehezkiel, Zakharia). Dalam beberapa dari bagian-bagian tersebut tidak dapat diragukan lagi bahwa Kristus sedang menyampaikan ajaran-Nya kepada orang banyak yang tidak mengetahui atau memiliki pandangan yang keliru tentang Setan dikarenakan kepercayaan Dualisme orang-orang Persia (Mat. 13:39; Luk. 10:18; dan 11:18.
Bukti Tentang Kepribadian
Dia menunjukkan kecerdikannya (2 Kor. 11:3); dia menyatakan Emosi (Why. 12:17, marah; Luk. 22:31, memiliki keinginan); dia menunjukkan bahwa dia mempunyai kehendak (Yes. 14:12-14; 2 Tim. 2:26).
Penciptaan Dan Dosa Setan
Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu telah diciptakan oleh Allah melaui Kristus, dan tidak ada sesuatu pun yang tidak diciptakan oleh Dia (Yoh. 1:3, Kol. 1:16,17). Waktu penciptaannya tidaklah dijelaskan secara khusus. Jika Yeh. 28:13 menunjuk kepada Setan dan pada Taman Eden di Bumi, maka sudah barang tentu dia telah diciptakan sebelum Allah menempatkan Taman di Eden (Kej. 2:8).
Dosa terdapat di dalam dirinya (Yeh. 28:15). Hal ini sebenarnya merupakan satu-satunya ayat di dalam Alkitab yang dengan jelas menyatakan asal mula dosa Setan dinyatakan secara khusus dalam bagian yang lain, tetapi asal mula dosa hanya dinyatakan di sini.
PB dengan tepat menunjukkan dosa yang secara khusus dimiliki setan sebagai kesombongan, kecongkakan, atau keangkuhan (1 Tim. 3:6).
Dunia Setan dan kosmos
Kita sudah mengetahui bahwa setan disebut sebagai ilah zaman ini (aion, 2 Kor. 4:4) dan juga penguasa dunia ini (kosmos, Yoh. 12:31). Tuhan Yesus mengakui hal ini pada waktu Dia menyebut sebagai penguasa dunia (Yoh. 12:31; 16:11) dan pada waktu Dia tidak membantah tawaran Setan untuk memberikan kerajaan Dunia kepada-Nya dalam pencobaan di padang gurun (Mat. 4:8-9). Rasul Yohanes menyatakan kebenaran yang sama pada waktu dia menulis bahwa seluruh kosmos berada di bawah kekuasaan si jahat (1 Yoh. 5:19).

BAGIAN VI. ROH-ROH JAHAT: ROH-ROH YANG NAJIS
Realitas Roh-Roh Jahat
Berkali-kali selama pelayanan Kristus di bumi mengusir roh-roh jahat dari dalam diri banyak orang (Mat. 12:22-29; 15:22-28; 17:14-20; Mark. 5:1-16). Mereka adalah malaikat-malaikat yang jatuh, pandangan ini menyatakan bahwa roh-roh jahat adalah malaikat-malaikat yang memberontak bersama Setan. Setan disebut sebagai penghulu roh-roh jahat (Mat. 12:24).
Sifat Jahat mereka
Roh-roh jahat disebut sebagai roh –roh najis (Mat. 10:1), sebagai roh-roh jahat (Luk. 7:21), di suatu tempat sebagai roh-roh jahat yang najis (Luk. 4:33), dan kekuatan roh-roh jahat di udara (Ef. 6:12). Semua istilah ini dengan jelas menunjukkan sifat jahat dari roh-roh jahat. Tujuan kejahatan dari roh-roh jahat meliputi penyebarluasan perbuatan jahat yang maupun perbuatan jahat yang baik. Hal ini sangat sejalan dengan sasaran-sasaran setan dan keinginannya untuk memalsukan apa yang benar.
Apkah yang dilakukan oleh roh-roh jahat?
Mereka melawan rencana Allah, karena telah memilih untuk berontak melawan Allah dan bersama setan, maka roh-roh jahat terus menerus melawan rencana Allah dalam dunia ini (Dan. 10:10-14; Why. 16:13-16). Mereka bisa dipakai Allah untuk melaksanakan rencana-Nya (Hak. 9:23), mereka memperkenalkan Agama Palsu (1 Yoh. 4:1-4), merasuki orang-orang (Mat. 4:24; 12:22; Yoh. 10:21).

BAGIAN VII. MANUSIA: GAMBAR DARI ALLAH
Konsep Evolusi dan Prinsip-Prinsipnya
Arti kata evolusi adalah berubah dalam berbagai arah. Evolusi bersandar pada beberapa prinsip dasar : (1) Planet-planet dan bintang-bintang adalah berasal dari ledakan dahsyat proton dan netron yang dimampatkan dan berputar. Hasil ledakan tersebut yang merupakan benda padat yang dimampatkan itu, terus berkembang menjauh dari inti semula pada kecepatan yang Fantastis. (2) Kehidupan dimulai semata-mata melalui kesempatan tatkala satu sel tunggal muncul dari materi yang tak hidup. (3) Sesudah dimulai melalui kesempatan, semua organisme kehidupan lalu berkembang dari yang pertama tadi dan bentuk-bentuk sederhana selanjutnya bertahap bertambah kerumitannya. Perkembangan ini kemudian menghasilkan Manusia.
Proses evolusi
Jikalau proses Evolusi dibuat rumusannya, maka ia akan berbentuk seperti ini : Perubahan + Seleksi Alamiah x Waktu = Evolusi.
Alkitab Dan Asal Mula Kehidupan
Iman
Surat Ibrani mengingatkan kita bahwa dengan iman kita memahami Firman Allah yang telah menciptakan kurun waktu dan apa yang tampak, tidak diciptakan dari benda-benda yang kelihatan (Ibr. 11:3). Kurun waktu adalah seluruh periode termasuk apa saja yang terkandung di dalamnya. Karena tak ada seorangpun yang menjadi saksi peristiwa penciptaan dan manusia pertama ditempatkan pada alam raya yang sudah ada, maka kita harus menerima apa saja yang telah Allah nyatakan mengenai penciptaan dengan iman.
Creatio Ex Nihilo
Frasa ini berarti, waktu Allah menciptakan, tidak memakai sesuatu bahan yang telah ada. Ibr. 11:3 menyatakan hal ini, demikian juga tekanan utama pada penulisan di Kej. 1:1. Sebelum penciptaan tak ada fenomena kejadian apapun. Creatio ex nihilo adalah sebuah konsep yang berguna “bila kita memahaminya untuk mengartikan bahwa benda-benda fisik diciptakan dari sumber kemahakuasaan Allah yang tidak bersifat material. Secara teknis, pengertian tadi hanya bisa diterapkan pada penciptaan benda yang bukan organik, karena Allah memakai materi yang bukan organik yang diciptakan untuk membentuk tubuh dari Makhluk hidup” ( Whitcomb, The Early Earth, hlm. 21).
Pola Penciptaan Manusia
Allah menciptakan Mnusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26-27; 5:1, 3; 9:6). Tentang hukuman utama 1 Kor. 11:7, menyangkut doktrin kekepalaan ; Kol.3:10, mengajak orang percaya mengenakan manusia baru menurut rupa sang pencipta; Yak. 3:9 ; Maz. 8.

Arti dari “Gambar”  dan “Rupa”
Dua kata di atas dalam bahasa Ibrani adalah tselem dan demuth (dalam Alkitab Bahasa latin diterjemahkan imago dan similute). Dalam PB adalah eikon dan homoiosis. Tselem berarti gambar yang dihias, suatu bentuk dan figur yang representatif (mewakili/sesuai dengan fungsinya sebagai wakil). Satu gambar dalam pengertian yang nyata (2 Raj. 11:18; Yeh. 23:14; Am. 5:26). Demuth mengacu pada arti kesamaan tapi lebih bersifat abstrak atau ideal. Lihat Kej. 1:26-27; 5:1-3).
Penularan Sifat Manusia
Pada waktu Adam memperanakkan Set, ia menjadi Ayah dari seorang anak yang nmenurut Rupa dan gambarnya (Kej. 5:3). Walau Adam secara langsung diciptakan menurut Gambar Allah, anak Adam dilahirkan menurut gambar Adam yang tentunya masih memiliki gambar Allah walau telah jatuh (1 Kor. 11:7). Jadi penularan sifat manusia adalah melalui keturunan yang alami.
Segi-segi , Hakekat, Rohani Manusia
Pada waktu Tuhan menciptakan Adam, Ia mengambil debu tanah dan menghembuskan nafas hidup supaya menjadi makhluk hidup (Kej. 2:7). Unsur tanah adalah sebagai bahan kebendaan sedangkan nafas Allah memberi hidup. Penggabungan unsur yang kebendaan dengan yang bukan kebendaan menghasilkan keberadaan yang manunggal. Dalam unsur kebendaan terdapat berbagai bentuk-saluran darah, otak, otot, rambut, dan lain-lain. Unsur bukan kebendaan berbagai ragam pula adanya, seperti: jiwa, roh, hati nurani, kemauan, kesadaran, pikiran, daging, kehendak. Manusia terdiri dari dua bagian merupakan satu hakikat yang tidak dapat disangkal. Manusia adalah kesatuan materi dan non materi, dua aspek yang dapat dibedakan. Kematian jasmani dilukiskan sebagai perpisahan badan dan roh (Yak. 2:26)
Kejatuhan Manusia
Pemberian Allah bagi Adam
Kita mengetahui bahwa Adam memiliki kuasa dalam pengetahuan dan akal yang memampukan ia untuk memberi nama pada hewan dan akal yang memampukan ia untuk memberi nama pada hewan dan berfikir mengenai hubungannya dengan Hawa dan dengan dirinya sendiri (Kej. 2:19-23). Allah juga memberinya bahasa sehingga Adam dapat berkomunikasi dengan Allah (Ay. 16:20,23).
Pencobaan, Kepalsuan Iblis
Sesuatu yang palsu tentunya berusaha menyamai sebaik mungkin dengan yang asli, tanpa isli yang bernilai. Gembong pemalsuan yaitu Iblis, semula ingin menjadi seperti Allah, tetapi tak seperti Allah (Yes. 14:14). Sekarang ia mendekati Hawa dengan usulan bahwa rencananya adalah seperti rencana Allah hanya tanpa pembatasan terhadap ketaatan penuh. Pada waktu Hawa didekati dengan pertayaan, apakah Allah telah menempatkan setiap pohon dalam Taman itu bebas pembatasan? Hawa segera memastikan bahwa ia dan Adam boleh makan semua buah kecuali yang satu itu. Dan yang satu itu kelihatannya muncul hampir setelah hawa selesai berfikir. Iblis mengarah pada kemungkinan bahwa Allah telah memberikan pembatasan yang terlalu luas pada mereka dan Hawa mulai terbuai oleh pemikiran semacam itu.
Kemudian Iblis melanjutkan dengan menawarkan rencananya sendiri yang tak ada pembatasannya. “Wanita itu bertindak atas anggapan bahwa kehendak Allah memang tak ramah, sedangkan Iblis bersemangat untuk menyenangkan Hawa” (Vos, BIBLICAL theology, hlm. 47). Iblis sedang memalsukan kebaikan Allah. Pencobaan Iblis dapat dilihat dalam bentuk silogisme. Kalimat utama berisikan pernyataan bahwa pembatasan adalah tidak baik. Kalimat kedua mengatakan bahwa rencana Allah berisikan pembatasan. Kalimat ketiga yaitu kesimpulan bahwa rencana Allah adalah tidak baik. Di pihak lain rencana Iblis tidak berisikan pembatasan apapun, oleh karena itu adalah baik.
Keabsahan dari kesimpulan bergantung pada kebenaran kalimat pertama yang dalam kasus ini adalah tidak benar. Pembatasan tidak mesti berarti salah atau kurang di senangi. Memang pembatasan bagi Adam dan Hawa di Eden adalah baik karena hal tersebut merupakan sarana utama bagi mereka untuk menunjukkan ketaatan pada kehendak Allah. Rencana kepalsuan Iblis menghapus ketaatan itu dan menawarkan harapan semu, bahwa jika Hawa memakannya maka ia bisa menjadi seperti Allah.
Hukuman
Kepada manusia (Kej. 3:7-13), kepada ular (Kej. 3:14), Kepada Iblis (Kej. 3:15), Hawa dan Wanita (Kej. 3:16), Adam dan Pria (Kej. 3:17-24).
BAGIAN VIII. DOSA
Sifat utama dosa adalah terletak pada arahnya yang bertentangan dengan Allah. (Hal ini bisa juga dinyatakan dalam hubungannya dengan Hukum Allah). Setiap definisi yang tidak menyatakan hal ini tidaklah Alkitabiah. Kelompok yang menyatakan bahwa dosa sebagai pertentangan terhadap diri sendiri, terhadap sesama, atau terhadap Allah, gagal menekankan kebenaran bahwa semua dosa pada dasarnya adalah bertentangan dengan Allah (Maz. 51:6; Rm. 8:7).
AJARAN KRISTUS TENTANG DOSA
Beberapa Dosa yang khusus
 (1) Menajiskan Tempat Kudus (Mrk. 11:15-18), (2)  Kemunafikan (Mat. 23:1-36), (3) Ketamakan (Luk. 12:15), (4) Hujat (Mat. 12:22-37), (5) Melanggar Hukum (Mat. 15:3-6), (6) Kesombongan (Mat. 20:20-28; Luk. 7:14), (7) Menjadi batu Sandungan (Mat. 18:6), (8) Ketidaksetiaan (Mat. 8:19-22), (9) Ketidaksopanan/Pelanggaran Susila (Mat. 5:27-32), (10) Tidak berbuah apa-apa (Yoh. 15:16), (11) Amarah (Mat. 5:22), (12) Ucapan yang berdosa (Mat. 5:33; 12:36), (13) Pamer Diri (Mat. 6:1-18), (14) Kurang Beriman (Mat. 6:25), (15) Sikap Tidak Bertanggung Jawab dalam Pelayanan (Mat. 25:14-30; Luk. 19:11-27), (16) Kurang Berdoa (Luk. 18:1-8).
Beberapa Pengelompokan Dosa
(1) Pelanggaran terhadap Taurat Musa (Mrk. 7:9-13), (2) Dosa yang Terbuka/terang-terangan (Mat.7:1-5; 12:22-37; 21:33-46; Yoh. 19:11) (3) Sikap batin Yang salah (Luk. 12:13-15; Mat. 20:20-22) (4) Ragi (Mat. 13:33).
Sumber-Sumber Dosa
(1) Iblis (Luk. 10:18; Yoh. 12:31; Mat.12:26; Yoh. 8:44) (2) Dunia (Yoh. 15:18-19) (3) Hati (Mat. 15:19).
Universalitas Dosa
Dosa memisahkan manusia dari Allah, dan semua orang adalah berdosa (Mat. 19:17; Luk. 11:13).
Akibat-akibat Dosa
(1) Mempengaruhi Tujuan Hidup (Mat. 18:11; Luk. 15:4, 8, 24) dosa membawa manusia ke penghakiman (Luk. 12:20). (2) Mempengaruhi Kehendak (Yoh. 8:44; Luk. 4:18) (3) Mempengaruhi Tubuh (Yoh. 9:3; Mat. 8:17; Yoh. 5:14) (4) Mempengaruhi orang Lain (Luk. 20: 46-47; Luk. 15:20;)
Pengampunan Dosa
(1) Dasar pengampunan (Yoh. 1:29; Mat. 20:28; 26:28) (2) Dampak pengampunan (Mat. 6:14-15; 18:21-35; Luk. 17:3-4).
Eskatologi Tentang Dosa
Yesus secara detail menjelaskan bahwa kuasa Dosa akan terus bekerja hingga saat Bumi ini dihancurkan (Mat. 24:1-28).
DOSA WARISAN
Dosa warisan dapat didefinisikan sebagai keberadaan berdosa dari semua orang yang dibawa sejak lahir.
Bukti Alkitabiah
 Ef. 2:3; Maz. 51:7. Setiap segi keberadaan manusia dipengaruhi oleh tabiat dosa: (1) Pikirannya dibutakan (2 Kor. 4:4), Pikirannya bejat dan tercela (Rm. 1:28). Pengertiannya digelapkan, terpisah dari kehidupan Allah (Ef. 4:18). (2) Emosinya turut merosot dan tercemar (Rm. 1:21, 24, 26; Tit. 1:15). (3) Kehendaknya diperbudak oleh Dosa, dan sebab itu selalu bertentangan dengan Allah (Rm. 6:20: 7:20).
            Kerusakan Total
Kerusakan (inggris: depravity) dari kata Yunani adokimos dalam Rm. 1:28. Artinya,”Tidak memenuhi Ukuran”. Kerusakan dapat diartikan sebagai keadaan seseorang yang gagal untuk memenuhi ukuran yang menyenangkan Allah. Kerusakan Total berarti (a) bahwa kerusakan terjadi dalam diri manusia dan meluas pada semua aspek dalam tabiat dan kemampuannya; (b) bahwa tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar.
            Hukuman atas Dosa Warisan
Hukuman secara Khusus akibat dosa warisan adalah kematian Rohani (Ef. 2:1-3; Why. 20:11-15).
            Penawar Bagi dosa Warisan
Ada dua penawar yang Allah berikan Yaitu: (a) hidup baru di dalam Kristus Yesus bagi mereka yang percaya (Rm. 8:1; Gal. 5:24); (b) Karunia Roh Kudus yang memberi kuasa kepada orang percaya sehingga dapat hidup bebas dari kekuasaan hidup lama.
            Penyebaran Dosa Warisan
 Yang dimaksudkan disini adalah bagaimana dosa asal ditularkan atau diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kej. 4:1, Maz. 51:7; Rm. 5:12). Jadi setiap orang yang lahir kedunia ini dalam keadaan berdosa.
            Jalan Keluar
Ada dua bentuk jalan keluar dari dosa warisan: (1) Penebusan oleh Kristus yang merupakan penghukuman atas tabiat dosa itu sendiri (Rm. 6:18; 8:1; Gal. 5:24). Bersama Kristus semua sifat yang dimiliki hidup lama telah turut tersalib. Kematian selalu berarti pemisahan, karena itu, kematian Kristus juga telah memisahkan kita dari kuasa dosa asal. (2) Akan tetapi, sifat hidup lama belum seluruhnya dapat terbasmi dari dalam hidup kita hingga pada saat kebangkitan nanti, oleh sebab itu, Allah telah memberikan Roh Kudus-Nya kepada kita untuk memberikan kemenangan atas dosa di dalam kehidupan sehari-hari. Kita dipisahkan dari kuasa dosa oleh kematian Yesus Kristus, dan Kita bebas dari kekuasaannya oleh kuasa Roh Kudus.
PERTALIAN DOSA
Pertalian disini dimaksudkan sebagai pertautan, pelimpahan, ayau pengaitan sesuatu terhadap seseorang. yang menjadi pokok perhatian dalam pengertian ini adalah keterlibatan atau keterhisaban, bukan hanya pengaruh.           
Tiga Pertalian dasar
Para Teolog biasanya telah mengetahui tiga pertalian dasar; (1) pertalian Dosa Adam kepada segala Bangsa (Rm. 5:12-21), (2) Pertalian Dosa Manusia kepada Kristus (2 Kor. 5:19; I Pet. 2;24), (3) Pertalian Kebenaran Kristus kepada Orang-orang Percaya (2 Kor. 5:21).
Hukum Atas Dosa yang Dipertalikan
Hukuman Khusus akibat Dosa yang dipertalikan adalah kematian fisik (Rm. 5:13-14). Hukuman Khusus yang berkaitan dengan Dosa warisan adalah kematian Rohani (spiritual).
Penawar Bagi Dosa yang dipertalikan
Penawar bagi dosa yang dipertalikan adalah kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada setiap orang percaya. Ketika seseorang percaya kepada Yesus, kebenaran Kristus diperhitungkan atau dipertalikan kepadanya. Sebagaimana semua orang ada di dalam Adam, Demikian pula semua orang percaya ada di dalam Kristus, dan berada di dalam Dia berarti kebenaran-Nya adalah milik kita.
Dosa-dosa Pribadi
Masalah dosa pribadi tampaknya juga merupakan salah satu pokok bahasan yang amat penting apabila orang berpikir mengenai dosa. Tentu saja, orang berkata bahwa dosa itu nyata karena manusia berdosa. Tetapi, dosa juga merupakan suatu kenyataan karena kita mewarisi tabiat dosa dan dosa Adam dipertalikan kepada kita. Meskipun demikian, memang benar bahwa dosa-dosa kita secara pribadi menyadarkan kenyataan akan dosa. Bukti Alkitab dalam Roma 3:9-18.
Beberapa Sifat Dosa Pribadi:
1) Universalitasnya. Semua orang melakukan dosa pribadi kecuali bayi (Yak. 3:2).
2) Tindakan yang jelas jahat. Dosa-dosa pribadi tidak saja meliputi hal-hal yang kita perbuat secara terang-terangan, tetapi juga hal-hal yang kita pikirkan. Perbuatan tidak susila, kecemburuan, ketamakan, dan penyembahan berhala adalah contoh-contoh dosa yang terjadi di dalam pikiran kita (Mat. 5:27-28; 2 Kor. 10:5; Kol. 3:5-6). Dosa kelalaianpun merupakan dosa yang setara dengan dosa perbuatan (Yak. 4:17).
 3) Penggolongannya. Dalam PB juga menyadari benarnya penggolongan dosa seperti yang pernah terdapat dalam PL (Luk. 12:47-48). Di dalam Alkitab juga disebutkan dosa yang tak dapat di ampuni dan dosa-dosa yang mendatangkan maut (Mat. 12:31-32; 1 Yoh. 5:16).
Penawar Bagi Dosa-dosa Pribadi: Penawar bagi dosa-dosa pribadi adalah pengampunan (Ef. 1:7; 1 Yoh. 1:9).
Orang Kristen dan Dosa
Menjadi orang kristen tidaklah berarti langsung bebas dari berbuat dosa maupun dari ketaatan terhadap ajaran Kristus. sering terdapat kesalahpahaman mengenai relasi orang Kristen dengan dosa. Yaitu pertama soal kesempurnaan yang palsu dan kedua soal keadaan tidak berhukum (antinomianisme).
Ringkasnya, standar kehidupan Kristen adalah kesucian Allah. Tuntutan yang harus kita penuhi adalah hidup di dalam terang. Pengalaman kita haruslah senantiasa bertumbuh menjadi dewasa. inilah kesempurnaan yang sesungguhnya menurut Alkitab.
Musuh Orang-orang Percaya:
1)      Dunia. Iblis sebagai kepala dan kuasa pengendali sistem dunia, ia bersandiwara atau mengenakan topeng dan memakai berbagai taktik untuk mengalahkan orang percaya. Seringkali persoalan-persoalan yang tidak menentu merupakan hal yang paling sukar untuk dibedakan dan diputuskan. Ada sejumlah hal yang dapat digunakan orang percaya untuk menolak tipuan dunia, yaitu perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:13-18; 2 kor. 2:11; 1 Pet. 5:8; 1 Yoh. 5:4-5; 1 Tim. 6:12.
2)      Daging. Merupakan prinsip dosa yang ada di dalam diri kita semua (Gal. 5:19; 1 Yoh. 2:16; Rm. 7:26.
3)      Si jahat. Cara-caranya dalam menyerang orang percaya (2 Kor. 2:11; Ef. 6:11; 1 Pet. 5:8; Ef. 6:12; 1 Yoh. 4:4; Yud. 9).
Hukuman Bagi Dosa:
1)      Bagi orang yang tidak percaya (Why. 20:15).
2)      Bagi orang percaya yang Berdosa (1 Yoh. 1:3,6,7; Yak. 5:11; Gal. 5:22; 1 Yoh. 3:19-22).
3)      Bagi orang percaya yang terus-menerus Berdosa (Ibr. 12:5-11; Mat. 18:17; I Kor. 11:30; I kor. 5; I Yoh. 5:16; 2 Kor. 5:10).
Pencegahan Terhadap Dosa
Mencegah Selalu lebih baik dari pada mengobati, dan Allah memang telah menyediakan jalan bagi kita untuk mencegah dosa di dalam hidup ini. Hal ini berfungsi seperti memberi vaksinasi guna mencegah penyakit yang mematikan.
1)      Firman Allah (Mazm. 119:11)
2)      Doa Syafaat Kristus (Ibr. 7:25; Luk. 22:32)
3)      Kehadiran Roh Kudus (Gal. 5:16-24; I Kor. 2:10; Ibr. 5:14; Ef. 6:18; Yoh. 7:37-39)
Penawar Dosa: Pengakuan Dosa (1 Yoh. 1:9).
BAGIAN IX YESUS KRISTUS TUHAN KITA
Praeksistensi Kristus sebelum Berinkarnasi
Praeksistensi Kristus berarti bahwa Ia telah ada sebelum dilahirkan. Pentingnya Praeksistensi: 1) Pada kelahiran, Jika Kristus menjadi ada ketika dilahirkan, maka tak ada Tritunggal yang kekal, 2) Bukan Allah, jika Kristus tidak pernah ada sebelumnya, maka Ia bukanlah Allah, karena salah satu Gelar-Nya ialah “Allah adalah Kekal” adanya, 3) Pembohong, jika Kristus tidak pernah ada sebelumnya, Maka Ia berbohong, karena Ia mengaku demikian.
Bukti Praeksistensi
1)      Asalnya yang surgawi (Yoh. 3:13, 13)
2)      Karya-Nya sebagai pencipta (Yoh. 1:3; Kol. 1:16, dan Ibr. 1:2)
3)      Hubungan-Nya dengan Allah (Yoh. 10:30; Flp. 2:6
4)      Gelar-Nya (Kol. 2:9)
5)      Hubungan-Nya dengan Yohanes pembatis (Yoh. 1:15, 30)
Kekekalan Dari Kristus Pra-Inkarnasi
Kekekalan tak hanya berarti bahwa Kristus sudah ada sebelum kelahiran-Nya atau bahkan sebelum penciptaan, tetapi bahwa Ia selalu ada, selama-lamanya.
Bukti Kekekalan
            Hubungannya dengan Allah yang sehakikat menunjukkan kekekalan karena Allah kekal adanya. Perhatikan kata gambar (dalam bahasa Yunani sebenarnya adalah “kharakter”! dalam Ibr. 1:3 yang menunjukkan bahwa Kristus adalah wujud atau inti sifat Allah yang persis sama. Kristus menyatakan kekekalan-Nya ketika Ia menyatakan,”Sebelum Abraham ada, AKU TELAH ADA” (terjemahan yang tepat adalah AKU ADA –ego eimi) (Yoh. 8:58). Pernyataan Yohanes yang gamblang mengatakan bahwa Kristus adalah Allah (Yoh. 1:1). “Firman itu adalah Allah.
Pekerjaan Kristus Sebelum Berinkarnasi
Pekerjaan-Nya selaku Pencipta (Yoh. 1:3; Kol. 1:16; Ibr. 1:2), hal ini menyatakan kuasa-Nya (mampu menciptakan segala sesuatu).
Inkarnasi Kristus
            Makna Inkarnasi. Meskipun kata “inkarnasi” itu sendiri tidak terdapat dalam Alkitab, namun komponen kata tersebut (“dalam” dan “daging”) ada di situ. Yohanes menulis bahwa Firman telah menjadi daging (Yoh. 1:14- dalam Alkitab bahasa Indonesia diterjemahkan “manusia”, sedangkan dalam bahasa Yunaninya “Sarks” yang arti harafiahnya adalah “daging” –red). Ia juga menulis tentang kedatangan Yesus sebagai manusia (1 Yoh. 4:2; 2 Yoh. 7). Maksud pernyataannya  ini adalah bahwa Pribadi kedua Tritunggal mengambil rupa manusia bagi Dirinya sendiri.
Ia tak memiliki kemanusiaan sampai saat kelahiran, karena Tuhan menjadi manusia (egeneto,-menjadi – Yoh. 1:14, dibandingkan dengan adanya keempat en –hakikat- dalam ay. 1-2). Meskipun demikian, kemanusiaan-Nya adalah tanpa dosa. Suatu fakta yang yang dipertahankan oeh Paulus dengan menulis bahwa Ia datang “dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa” (Rm. 8:3). 
Nubuat Tentang Inkarnasi
Dalam nubuat mengenai Mesias di dalam Yes. 9:6; nabi Yesaya menubuatkan menyatunya Keallahan dan kemanuisaan di dalam Dia. Ia mengatakan bahwa seorang anak akan dilahirkan (suatu petunjuk bagi kemanusiaan) dan bahwa sifat-Nya akan sedemikian rupa sehingga Ia mungkin di tunjuk sebagai Allah yang Kuasa (el gibbor, suatu petunjuk bagi Keallahan). Yesaya memakai el hanya diperuntukkan kepada Allah (lih. 31:3); gibbor artinya Pahlawan. Jadi frase ini artinya seorang Pahlawan yang sifat utamanya ialah bahwa Ia adalah Allah. Nubuat tentang kelahiran dari perawan (Yes. 7:14).
Cara Inkarnasi
            Ketika Gabriel memberitakan kepada Maria bahwa ia akan mengandung Mesias itu, ia memprotes bahwa ia akan memerlukan seorang suami. Inti reaksi malaikat itu adalah bahwa engkau tidak memerlukan seorang suami, karena Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau (Luk. 1:35) pernyataan ini lebih menekankan atas kenyataan keturunan ilahi dan Anak tersebut daripada atas caranya.
Tujuan-tujuan Inkarnasi
            Mengapa Allah mengutus Putra-Nya dalam bentuk yang serupa dengan manusia berdosa? Alkitab memberikan beberapa jawaban kepada pertanyaan ini.
1) Untuk Menyingkapkan Allah kepada kita (Yoh. 1:18; 14:7-11)
2) Untuk Memberikan suatu teladan bagi kehidupan kita (1 Ptr. 2:21; 1 Yoh. 2:6)
3) Memberikan pengorbanan yang efektif untuk Dosa (Ibr. 10:1-10)
4) Agar mampu menggenapi Perjanjian kepada Daud (Luk. 1:31-33)
5) Untuk memusnahkan pekerjaan si Iblis (1 Yoh. 3:8)
6) Agar mampu menjadi seorang Imam Besar yang penuh Rasa Simpati (Ibr. 4:14-16)
7) Agar mampu menjadi seorang Hakim yang memenuhi syarat (Yoh. 5:22, 27)
Pribadi Kristus Berinkarnasi
            Keallahan yang penuh dari Kristus yang berinkarnasi:
1) Ia memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah (Yoh. 8:58; 17:5; Mat. 18:20; 28:20; Mrk. 5:11-15; Yoh. 11:38-44).
2) Ia melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh Allah (Yoh. 5:21; Mat. 2:1-12; Yoh. 11:43; Yoh. 5:22-27).
3) Ia diberi Nama-nama dan Gelar-gelar Keallahan (Yoh. 10:36; Mat. 26:63-64; Yoh. 1:1; 20:28; Ibr. 1:8; Mat. 22:43-45; Rm. 10:13; Luk. 1:1; Why. 19:16).
4) Ia mengaku sebagai Allah (Yoh. 10:30)
Kemanusiaan yang Sempurna Dari Kristus yang Berinkarnasi
1)      Ia memiliki tubuh Manusia (Luk. 2:52; Yoh. 8:40).
2)      Ia memiliki Jiwa dan Roh Manusia (Mat. 26:38; Luk. 23:46).
3)      Ia memperagakan Sifat-sifat Seorang Manusia, ciri-ciri manusia sejati. (Mat. 4:2; Yoh. 19:28; Mat. 9:36; Yoh. 11:35; Ibr. 4:15.
4)      Ia diberi nama-nama Manusia (Mat. 8:20; Luk. 19:10; Mat. 24:27; 1 Tim. 2:5).
Kristus Nabi, Imam, Dan Raja
Kristus selaku Nabi
Musa menubuatkan bahwa Allah akan membangkitkan seorang Nabi seperti dirinya sendiri (Bil. 18:15). Penggenapan-penggenapan lainnyapu, yang mungkin telah terjadi dalam suksesi para PL, puncaknya adalah oleh Yesus Kristus yang dikenal sebagai Nabi itu (Kis. 3:22-24). Tuhan kita juga mengaku sebagai Nabi (Mat. 13:57; Mrk. 6:4; Luk. 4:24; 13:33; Yoh. 4:44) yang datang untuk melaksanakan apa yang dilakukan oleh para Nabi, yaitu menyampaikan amanat Allah kepada manusia (Yoh. 8:26; 12:49-50; 15:15; 17:8).
Kristus Selaku Imam
Seorang Imam keturunan Harun haruslah seorang laki-laki yang dipilih oleh Allah dan memenuhi syarat untuk pekerjaan-Nya (Im. 21; Ibr. 5:1-7). Tuhan kita, terpilih, berinkarnasi, dan diuji, memenuhi persyaratan dalam pribadi-Nya menjadi seorang Imam yang melayanai.
Kristus Selaku Raja
Konsep Raja mengandung macam-macam hak istimewa yang banyak jumlahnya. Seorang Raja di Israel memiliki hak legislatif, eksekutif, judikatif, ekonomi, dan kekuatan-kekuatan militer. Konsep Kristus selaku Raja dapat dibahas di sekitar lima kata: dijanjikan, dinubuatkan, dinyatakan, ditolak, dan disadari. Perjanjian Allah dengan Daud yang bersifat Anugerah menjanjikan bahwa pemerintahan senantiasa berada pada dinasti Daud. Perjanjian tersebut tidak menjanjikan pemerintahan tanpa interupsi, karena nyatanya pembuangan ke Babilonia benar-benar menginterupsi pemerintahan itu (2 Sam. 7:12-16). Yesaya meramalkan bahwa Putra yang akan dilahirkan akan mendirikan tahta Daud dan memerintah di atasnya (Yes. 9:7)
Gabriel memberitakan kepada Maria bahwa bayinya akan memiliki tahta Daud dan memerintah atas keluarga Yakub (Luk. 1:32-33). Sepanjang pelayanan-Nyadi bumi jabatan Raja keturunan Daud dimiliki oleh Yesus, diberikan kepada bangsa Israel (Mat. 2:2; 27:11; Yoh. 12:13), tetapi Ia telah ditolak.
Pengosongan Diri Kristus
Nas utama tentang kenosis, Flp. 2:5-11, mulai dengan suatu nasihatuntuk merendahkan diri, menuruti teladan Kristus yang telah meninggalkan kemuliaan untuk menderita di kayu salib. Kemudian mengikuti pernyataan ringkas tentang pra-inkarnasi dan inkarnasi Kristus.
1)      Keberadaan Kristus yang kekal (ayat 6)
Hal ini jelas-jelas dinyatakan dengan kata hyparchon yang bentuknya present participle menunjukkan keberadaan Kristus masih berlaku terus (khususnya) bila dipertentangkan dengan bentuk aoris yang mengikutinya). Dalam pilihan kata ini (bandingkan dengan kata eimi) terdapat suatu indikasi yang menyatakan sudah ada (Kis. 7:55), jadi menekankan keberadaan-Nya yang kekal untuk selama-lamanya. Keberadaan-Nya yang tak terbatas ada dalam morphe Allah, yaitu rupa hakiki, termasuk seluruh hakikat dan sifat dasar keallahan.
2)      Pengosongan diri (ayat 7-8)
Terdiri dari apa sajakah yang terlibat dalam kematian-Nya di kayu salib? Termasuk dalam hal ini ialah mengambil rupa (morphe) seperti seorang hamba. Biarpun demikian dalam rupa ini, rupa Allah-Nya tidak berkurang meskipun terselubung bagi kebanyakan orang (tetapi Lih. Yoh. 1:14). Untuk mengambil rupa sebagai seorang hamba, Ia harus menjadi manusia, sesuatu yang dijabarkan oleh dua frase dalam Flp. 2:7-8. Ia dibuat “menjadi serupa dengan manusia”. “Serupa menandakan dua hal: Pertama, bahwa Ia sesungguhnya seperti manusia, dan kedua , bahwa Ia berbeda dari manusia. Kemanusiaan-Nya membatasi-Nya pada ujian-ujian dan keterbatasan-keterbatasan; namun demikian, kata “seperti” kebal terhadap penyimpulan bahwa Ia identik dengan manusia. Ia berbeda karena Ia tanpa dosa (lih. Rm. 8:3).
Lebih lanjut, Ia didapatkan dalam wujud (skhema) seorang manusia. Kata ini menunjuk pada apa yang tampak di luar; yaitu dalam perilaku, dandanan, sopan-santun, dan semua yang kelihatan,m Ia seorang manusia. Maka Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib, lambang kenistaan. Jelaslah bahwa untuk mati, Ia harus menjadi manusia (menjadi manusia agar dapat mati). Maka kenosis artinya meninggalkan posisi pra-inkarnasi-Nya dan mengambil rupa seorang manusia-hamba.
Keadaan Kristus Yang Tanpa Dosa
            Ketidakberdosaan Tuhan kita berarti bahwa Ia tidak pernah melakukan apapun yang tidak menyenangkan Allah atau melanggar Hukum Taurat yang harus ditaati semasa hidup-Nya di bumi atau gagal menampakkan kemuliaan Allah dalam hidup-Nya (Yoh. 8:29). Itu termasuk keterbatasan kehidupan-Nya yang tanpa Dosa yang mengiringi kemanusiaan-Nya; contohnya, Ia merasa lapar (Mat. 4:2; 21:8); Ia merasa haus (Yoh. 19:28); Ia tidur (Mat. 8:24). Tetapi dalam setiap tahapan hidup-Nya, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa-dewasa, Ia suci dan tanpa dosa.
Kesaksian Ketidakberdosaan Kristus
Kitab Suci pasti menegaskan ketidak berdosaan sebagai Anak Kudus (Luk. 1:35). Ia menantang Musuh-musuh-Nya untuk membuktikan apakah Ia seorang berdosa, yang memang tidak dapat dilakukan mereka (Yoh. 8:46). Usaha mereka menjebak-Nya digagalkan oleh apa yang dikatakan-Nya (Mat. 22:15). Ia mengaku selalu mengerjakan segala sesuatu yang menyenangkan Hati Bapa (Yoh. 8:29). Ia mengatakan bahwa Ia menaati perintah-perintah  Bapa (Yoh. 15:10). Selama pemeriksaan di pengadilan dan penyaliban-Nya, Ia diakui tak bersalah sebanyak sebelas kali (oleh Yudas, Mat. 27:54; oleh Pilatus enam kali, 27:24; Luk. 23:14, 22; Yoh. 18:38; 19:4, 6; oleh Herodes Antipas, Luk. 23:15; oleh isteri Pilatus, Mat. 27:19; oleh penjahat yang bertobat, Luk. 23:41; dan oleh serdadu Romawi, Mat. 27:54).
Paulus mengatakan tentang Tuhan kita bahwa “Ia tidak mengenal dosa” (2 Kor. 5:21). Petrus juga menyatakan bahwa Kristus tidak melakukan dosa apapun, dan juga tipu tidak ada dalam mulut-Nya (1 Pet. 2:22). Ia adalah anak domba yang tidak bernoda dan tidak bercacat (1:19). Yohanes menegaskan kebenaran yang sama ketika ia mengatakan bahwa di dalam Kristus tidak ada dosa (1 Yoh. 3:5). Jadi, kesaksian Kristus sendiri dan juga dari para penulis Perjanjian Baru, semuanya sama – Ia tanpa dosa.
Kebangkitan Dan Kenaikan Kristus Ke Surga
Pentingnya Kebangkitan Kristus: 1) Bagi Pribadi-Nya (Mat. 20:19; 28:6). 2) Bagi Karya-Nya (Rm. 6:1-10; Gal. 2:2:20). 3) Bagi Injil (1 Kor. 15:3-8; Rm. 4:25). 4) Bagi Kita (1 Kor. 15:13-19). Jikalau Kristus tidak bangkit, maka orang-orang yang mati dalam Kristus akan tetap mati dalam pengertian mutlak tanpa pengharapan apapun untuk kebangkitan.
Bukti – bukti Kebangkitan Kristus: 1) Penampakan-penampakan-Nya setelah kebangkitan (Kis. 2:32; Mat. 28:8-10; Mrk. 16:9-10; Yoh. 20:11-18; Luk. 24:34; 1 Kor. 15:5; Mrk. 16:12; Luk. 24:13-32; Luk. 24:36-43; Yoh. 20:19-25; Yoh. 20:26-29; Yoh. 21:1-24; 1 Kor. 15:6-7; Mat. 28:18-20; Kis. 1:3-12). 2) Dampak-dampak yang pasti mempunyai sebab (kebangkitan), apa yang menyebabkan kubur menjadi kosong? Para penjaga melaporkan kepada imam-imam kepala bahwa kubur itu kosong dan menerima suap untuk menutup mulut mengenai hal itu (Mat. 28:11-15). Apa yang menyebabkan terjadinya peristiwa pada Hari Pentakosta? (Kis. 1:5; 2:33; 20:7).
Hasil- hasil Kebangkitan Kristus: 1) Wujud lama, namun Tubuh Baru. Dengan kebangkitan Kristus dalam sepanjang sejarah nampaklah sejenis tubuh kebangkitan, karena Ia bangkit dengan tubuh yang kekal, tidak pernah mati lagi. Tubuh kebangkitan Kristus mempunyai kaitan-kaitan dengan tubuh duniawi-Nya yang tidak mengalami kebangkitan. Orang-orang mengenal-Nya (Yoh. 20:20), luka-luka yang disebabkan oleh penyaliban tidak hilang (20:25-29; Why. 5:6), Ia dapat makan, meskipun tidak memerlukannya (Luk. 24:30-33, 41-43), Ia menghembusi para murid (Yoh. 20:22), dan bahwa tubuh tersebut berdaging dan bertulang membuktikan bahwa Ia tidak saja hanya sesosok roh yang menampakkan diri (Luk. 24:41-43).
Tetapi tubuh itu kebangkitan-Nya berbeda. Ia dapat masuk ke ruang-ruang tertutup tanpa membuka pintunya (Luk. 24:36; Yoh. 20:19), Ia dapat menampakkan diri dan menghilang sesuai kehendak-Nya (Luk. 24:15; Yoh. 20:19), dan kelihatannya Ia tidak pernah terbatas oleh kebutuhan fisik, seperti tidur atau makan.
Gambaran yamg paling rinci mengenai Kristus yang dibangkitkan dan telah naik ke surga terdapat dalam Why. 1:12-16. Disini Yohanes mencatat penglihatannya tentang Kristus yang dimuliakan. Ia seperti seorang Anak Manusia, yang mengaitkan-Nya kepada rupa duniawi-Nya yang lama, tetapi juga memancarkan kemuliaan dari mata, kaki, suara, dan wajah-Nya. Inilah caranya suatu hari kita akan melihat Dia. 2) Bukti pengakuan-Nya (Mat. 28:6; Kis. 2:36; Rm. 1:4). 3) Suatu syarat utama untuk semua pelayanan-Nya selanjutnya. Andaikata Kristus tidak bangkit, maka hidup dan pelayanan-Nya berakhir di kayu salib, dan mulai saat itu Ia tidak melakukan apa-apa lagi. Melalui Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke surga, Tuhan masuk ke dalam pelayanan-Nya di masa sekarang dan yang akan datang.
Kebangkitan Kristus selalu Merupakan kebenaran yang menggembirakan, menawan hati dan menjadi motivasi bagi Gereja. Salah satu Doa yang paling sederhana dan kredo Gereja mula-mula adalah “Maranatha”, yang artinya “Marilah datang, Yuhan Kami” (1 Kor. 16:22).
Kenaikan Ke Surga
Pernyataan-pernyataan tentang Kenaikan ke Surga: 1) Dalam PL, dua referensi menubuatkan kenaikan Mesias ke Surga (Maz. 68:18, dikutip dalam Ef. 4:8 dan Maz. 110:1, dikutip dalam Kis. 2:34). 2) Dalam kata-kata Kristus. Tuhan kita berbicara tentang pulang ke Bapa-Nya (Yoh. 7:33; 14:12, 28; 16:5, 10, 28) dan secara khusus tentang Kenaikan ke Surga (6:62; 20:17). 3) Dalam tulisan-tulisan PB (Mark. 16:19; Luk. 9:51; 24:51; Kis. 1:6-11; Ef. 4:10; 1 Tim. 3:16; Ibr. 4:14; 1 Ptr. 3:22).
PELAYANAN- PELAYANAN KRISTUS SESUDAH KENAIKAN
Pelayanan Telah Lewat
Sebelum kematian-Nya, Tuhan Yesus menjanjikan kepada para murid-Nya bahwa mereka tidak akan menjadi piatu, tetapi Dia akan mengirim seorang penolong yang lain (Yoh. 14:16-18, 26; 15:26; 16:7; Kis. 2:23, 32, 34).
Pelayanan Masa Kini
Selaku Kepala dari Tubuh-Nya
Dengan Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke Surga, Tuhan Yesus ditempatkan di tempat yang terhormat di sebelah kanan Bapa untuk menjadi Kepala Gereja, tubuh-Nya (Ef. 1:20-23).
Selaku Imam Bagi Umat-Nya
Selaku seorang Imam yang setia, Tuhan kita yang naik ke Surga memberikan simpati, menolong dalam kesusahan, dan memberikan Rahmat kepada Umat-Nya (Ibr. 2:18; 4:14-16).
Sebagai Seorang yang Menyiapkan Tempat bagi Kita
Sesaat sebelum kematian-Nya, Tuhan memberitahukan para murid bahwa sebentar lagi Ia akan pergi menyediakan tempat untuk mereka. Dan sesudah itu Ia akan kembali untuk membawa mereka kesana (Yoh. 14:1-3).
Pelayanan di Masa akan Datang
1.      Ia akan membangkitkan orang-orang Mati (1 Tes. 4:13-18; Dan. 12:2; Why. 20:5).
2.      Ia akan memberi upah semua orang (Yoh. 5:22, 27; 1 Kor. 3:11-15; 4:5; 2 Kor. 5:10; Why. 20:11-15).
3.      Ia akan memerintah Dunia ini : Pada waktu Yesus kembali, Ia akan memegang tampuk suatu pemerintahan dan memerintah bangsa-bangsa dunia ini sebagai Penguasa yang murah Hati (19:15). Kemudian, (dan hanya pada waktu itu), dunia akan mengalami suatu masa kebenaran, keadilan, kesejahteraan sosial, kemakmuran, secara ekonomi, dan pengetahuan Rohani. Ia akan menyatakan diri-Nya sebagai Raja atas segala Raja dan Tuhan atas segala Tuan di arena yang sama di mana telah terjadi pemberontakan manusia melawan Allah.





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Etika Kristen

Quiz Alkitab Sekolah Minggu

MAKALAH SEJARAH GEREJA ASIA