Ringkasan Buku Teologi Dasar I
Nama : Rapi Antoni Sirait
Semester : IV (empat)
Mata Kuliah : Dogmatika III
Dosen : Pdt. Mangatas P. Aritonang, M.Th
Identitas
Buku
Judul :
Teologi Dasar I
Penulis : Dr. Charles C. Ryrie
Penerbit : ANDI
Buku ini terdiri atas sembilan
bagian, masing-masingbagian membahas hal-hal yang berbeda. Adapun garis-garis
besar setiap isi dari tiap bagian pembahasan pada buku ini, yaitu sebagai
berikut:
BAGIAN I. PROLEGOMENA
Konsep Tentang Teologi
Membahas
tentang teologi sekaligus berarti juga membicarakan sesuatu mengenai luas
jangkauan, fokus, dan keterbatasan-keterbatasan. Kata “teologi” berasal dari
theos yang artinya Allah dan Logos yang artinya pernyataan yang rasional.
Macam-macam Teologi
Teologi
dapat didaftarkan menurut berbagai macam cara:
(1) Berdasarkan
era; anatara lain, teologi patristik para bapak gereja, teologi abad
pertengahan, teologi reformasi, teologi modern.
(2) Berdasarkan
sudut pandangan: antara lain, teologi Arminian, teologi Calvinis. Teologi
Katolik, teologi Barth, teologi pembebasan.
(3) Berdasarkan
Fokus; antara lain, teologi historis, teologi Alkitab, teologi sistematika,
teologi apologetis, teologi eksegetis.
BAGIAN II. ALLAH YANG
HIDUP DAN BENAR
1. Kemungkinan
Untuk Memiliki Pengetahuan Tentang Allah
Ciri-ciri
Khas Pengetahuan Tentang Allah:
- Sumbernya; Allah sendiri adalah sumber pengetahuan kita tentang Dia. Tentu saja semua kebenaran adalah kebenaran Allah.
- Isinya; Suatu pengetahuan yang lengkap tentang Allah ialah pengetahuan yang berdasarkan fakta-fakta dan juga bersifat pribadi.
- Pertumbuhannya; Pengetahuan akan Allah dan Karya-Nya dinyatakan secara bertahap sepanjang sejarah.
- Maksudnya; Menuntun orang untuk memiliki hidup kekal (Yoh.17:3), Membantu perkembangan pertumbuhan Kristen dengan pengetahuan yang bersifat pengajaran, dan dengan gaya hidup yang mampu memilih (2 Pet.3 :18; Yoh. 7:17; Ef. 1:18; Flp.1 :9-10).
Menurut
sejarahnya, ada dua cara Allah dalam mengambil prakarsa untuk menyatakan
diri-Nya, disebut penyataan umum dan penyataan Khusus.
- Ciri-ciri Khas Penyataan Umum
Penyataan
umum itu benar-benar umum. Jangkauannya,yaitu semua orang (Mat. 5:45).
Geografisnya umum, meliputi seluruh dunia (Maz.19:2).
- Berbagai Jalan Menuju Penyataan Umum
- Melalui Penciptaan
- Pernyataan; hanya dengan menyebutkan deretan bukti ini (argumentasi kosmologis tentang keberadaan Allah) menunjukkan bahwa alam semesta di sekitar kita merupakan akibat dari suatu sebab yang memadai.
- Perkiraan; Deretan bukti ini bergantung pada tiga perkiraan: a) setiap akibat mempunyai sebab; b) akibat yang disebabkan itu bergantung pada alasan keberadaannya; c) alam semesta tidak mungkin berasal dari dirinya sendiri.
- Perkembangan; jika sesuatu (alam semesta) sekarang ini ada, maka itu bisa berada dari yang tidak ada, ataupun berasal dari sesuatu yang kekal.
- Kitab suci; Dua nas kunci dari ktab suci menunjukkan Penciptaan sebagai sebuah saluran penyataan (Maz. 19:1-7; Rm. 1:18-32).
- Melalui Keteraturan
- Peryataan; Maksud, urutan, dan bentuk yang kita lihat dalam alam semesta ini menuntut adanya satu perancang.
- Perkembangan; Untuk menjadi paling efektif, argumentasi teologis ini harus difokuskan pada aspek-aspek rancang-bangun yang lebih luas di alam semesta ini daripada seluk beluknya.
- Kitab suci; Maz.19:2, menyatakan bahwa dunia adalah bukti dari pengetahuan pencipta.
- Manusia
- Pernyataan; bagaimana mungkin manusia sebagai makhluk bermoral, cerdas, dan hidup?
- Perkembangan
- Kitab suci (Maz. 94:9; Kis.17:28-29).
- Ciptaan
3.Isi
Penyataan Umum; Kemuliaan-Nya (maz.19:2, Kuasa-Nya yang bekerja menciptakan
alam semesta, keunggulan-Nya (Rm. 1:20), Keilahian-Nya, Penentuan-Nya dalam
mengendalikan alam semesta (Kis.14:17), Kebaikan-Nya (mat. 5:45),
Kecerdasan-Nya yang hidup.
4.
Nilai Penyataan Umum
A.
Menyatakan Anugerah Allah; Bahwa Ia terus menerus menyediakan cara-cara melalui
penyataan umum dimana orang dapat mengetahui sesuatu tentang Allah yang benar
menunjukkan anugerah-Nya yang berkesinambungan.
B.
Memberikan Bobot kepada Perkara Teisme; Adalah berlebihan untuk mengatakan
bahwa argumentasi bagi keberadaan Allah ini membuktikan keberadaan Allah
sebagaimana tertulis dalam Alkitab.
C.
Menghukum Para Penolak Secara Adil; Umat Manusia seharusnya menanggapi dengan
mengakui bahwa di belakang semua itu ada satu Pribadi yang hidup, kuat, cerdas,
melebihi manusia.
Ketrinitasan Allah
Tentu
saja kata Trinitas bukanlah istilah Alkitab. Begitu pula kata lain seperti
“tritunggal, pribadi, atau intisari (esensi). Sekalipun demikian, doktrin
Trinitas ini timbulnya dari Kitab Suci, jadi merupakan ajaran yang
Alkitabiah.Salah satu definisi terbaik adalah dari warfield: “Ada satu Allah
yang benar dan satu-satunya, tetapi di dalam keesaan dari Keallahan “Ini ada
tiga Pribadi yang sama kekal dan sepadan, sama di dalam hakikat tetapi beda di
dalam Pribadi. Secara pasti definisi ini dengan jelas menegaskan baik keesaan
dan ketigaan dan dengan hati-hati mempertahankan kesepadanan dan kekekalan dari
ketiga Pribadi itu. Yoh. 10:30: “Aku dan Bapa adalah Satu” , secara indah
menyatakan keseimbangan ini di antara berbedanya ketiga Pribadi itu dan satunya
hakikat itu. “Aku dan Bapa” jelas membedakan dua Pribadi.
Ilustrasi Tentang
Trinitas
Tidak
ada ilustrasi yang mungkin dapat menangkap seluruh yang ada dalam wahyu Alkitab
tentang Trinitas. Kebanyakan yang terbaik hanya sejajar dengan gagasan “tiga di
dalam satu’. Air mungkin cocok sebagai ilustrasi “tiga di dalam satu” karena
unsur kimianya tetap walaupun dalam keadaan padat, gas, atau cair. Juga ada
keadaan yang disebut titik triple dimana es, uap air dan cairan air dapat
berada bersama-sama secara seimbang. Semuanya air tetapi masing-masing
berlainan.
Matahari,
sinarnya, dan kekuatannya mungkin menolong menggambarkan Trinitas. Tak
seorangpun sebetulnya pernah melihat matahari seperti tak seorang pun pernah
melihat Bapa. Tetapi kita belajar banyak mengenai matahari dengan mempelajari
sinarnya seperti kita belajar mengenai Bapa melalui Yesus Kristus Anak-Nya yang
adalah cahaya kemuliaan-Nya (Ibr. 1:3). Kita melihat energi matahari di dalam
pertumbuhan benih dan pohon tanaman, dan bila ditanya apa yang membuat semua
itu tumbuh, kita mengatakan matahari. Roh Kudus adalah seperti energi matahari
dan Ia adalah Allah.
BAGIAN III. ALKITAB:
DIILHAMKAN ALLAH
Saluran-Saluran Dari
Wahyu Khusus
- Undi (ams. 16:33; kis. 1:21-26)
- Urim dan Tumim berupa dua permata yang ditaruh dalam kantong yang dipakai seperti undi untuk menetapkan kehendak Allah (Kel. 28:30; Bil. 27:21; Ul. 33:8; 1 Sam. 28:6; Ezr. 2:63).
- Mimpi. Allah seringkali memakai mimpi untuk berkomunikasi (Kej. 20:3, 6; 31:11-13,24; 40-41: Yl. 2:280) untuk menyatakan Kebenaran.
- Penglihatan (Yes. 1:1; 6:1; Yeh. 1:3)
- Teofani (Penampakan Allah dalam Wujud Manusia) Kej. 16:7-14; Kel. 3:2; 2 Sam. 24:16; Za. 1:12).
- Malaikat (Dan. 9:20-21; Luk. 2:10-11; why. 1:1; 19:17)
- Nabi-nabi (2 sam. 23:2; za. 1:1; Ef. 3:5)
- Peristiwa-peristiwa ( Mi. 6:5; Yeh. 25:7; Yoh. 1:14)
- Yesus Kristus adalah saluran Utama dari wahyu khusus. Dia menjelaskan Bapa (Yoh. 1:14), sifat Bapa (14:9), Kuasa Allah (3:2), Hikmat Allah (7:46), Kemuliaan Allah (1:14), kehidupan Allah (1. Yoh. 1:1-3), dan kasih Allah (Rm. 5:8). Tuhan mengerjakan semua ini baik dengan tindakan (Yoh. 2:11) maupun Sabda-Nya (Mat. 16:17).
- Alkitab adalah catatan, baik penyataan khusus maupun penyataan itu sendiri. Untuk diingat (Yoh. 21:25).
Beberapa Pandangan
Kontemporer Terhadap Pewahyuan:
- Wahyu Sebagai kegiatan Ilahi; Tindakan Allah yang Perkasa Dalam Sejarah, karena Allah telah mewujudkan diri-Nya dalam tindakan-tindakan Historis.
- Wahyu Sebagai Pengalaman; Kini pewahyuan tidak lagi ditemukan hanya dalam Alkitab, tetpi dalam tindakan-tindakan Allah yang Perkasa dan dalam perjumpaan Pribadi.
Doktirn Alkitabiah
mengenai Pengilhaman
Beberapa
data Alkitab yang Relevan yang disuguhkan berbicara kepada kita:
- 2 Tim. 3:16; mengajarkan bahwa segenap Alkitab datang dari Allah untuk menunjukkan kepada kita bagaimana kita hidup.
- 2 Pet. 1:21; Allah memakai manusia dan memberikan kepada kita sebuah Alkitab yang seluruhnya benar.
- 1 Kor. 2:13; ayat ini mengajarkan bahwa kata-kata yang dipakai dalam Alkitab adalah di Ilhami.
- Macam- macam Data; 1) Bahan yang langsung dari Allah (Ul. 9:10); 2) Bahan Hasil Penyelidikan (Luk. 1:1-4); 3) Bahan Nubuat; 4) Bahan Sejarah (Kis. 16-27); 5) Bahan lainnya; Alkitab mencatat juga hal-hal yang tidak benar ( Kej. 3:4-5), Alkitab juga memuat beberapa Kutipan dari tulisan orang-orang yang belum diselamatkan (Tit. 1:12), ada juga beberapa pasal bersifat Pribadi dan Emosional (Rm. 9:1-3)
- Definisi pengilhaman:
·
Allah memimpin para
penulis sehingga mereka menuliskan pesan-Nya dalam Alkitab.
·
Allah mengawasi
sedemikian rupa sehingga para penulis Alkitab itu menyusun dan mencatat tanpa
kekeliruan pesan-Nya kepada manusia dalam bentuk kata-kata pada penulisan
aslinya.
BAGIAN IV. PARA
MALAIKAT: ROH-ROH YANG MELAYANI
Penciptaan
Malaikat-Malaikat
Para malaikat adalah Makhluk-makhluk yang
diciptakan (Maz. 148:5). Ini berarti bahwa mereka tidak berkembang dari bentuk
kehidupan yang lebih rendah atau sederhana. Hal ini dikuatkan oleh kenyataan
bahwa malaikat-malaikat itu tidak berketurunan (Mat. 22:30). Ketika mereka
diciptakan, mereka diciptakan sebagai malaikat-malaikat.
Pelaku penciptaan dan
waktu penciptaan Mereka
Segala sesuatu diciptakan oleh Kristus
(Yoh. 1:1-3). Secara khusus malaikat-malaikat diciptakan oleh Dia (Kol. 1:16).
Alkitab tidak menyatakan Secara pasti kapan malaikat-malaikat itu hadir ketika
Dunia diciptakan (Ay. 38:7, NIV). Jadi, tentulah mereka itu diciptakan sebelum
penciptaan Dunia.
Pelayanan Para Malaikat
Pada dasarnya malaikat-malaikat yang
baik adalah pelayan-pelayan (Ibr. 1:14). Allah mengutus mereka untuk melayani
atau menolong (diakonian) orang-orang percaya, dan dalam pelayanan yang
demikian para malaikat berfungsi sebagai utusan-utusan seperti Imam
(Leitourgikapneumatata) dalam Bait Allah di semesta Alam.
BAGIAN V. IBLIS MUSUH
KITA
Realita Tentang Setan
(Bukti Teks)
Tujuh kitab dalam PL mengajarkan
mengenai kenyataan adanya Setan (Kejadian, 1 Tawarikh, mazmur, Yesaya,
Yehezkiel, Zakharia). Dalam beberapa dari bagian-bagian tersebut tidak dapat
diragukan lagi bahwa Kristus sedang menyampaikan ajaran-Nya kepada orang banyak
yang tidak mengetahui atau memiliki pandangan yang keliru tentang Setan
dikarenakan kepercayaan Dualisme orang-orang Persia (Mat. 13:39; Luk. 10:18;
dan 11:18.
Bukti Tentang
Kepribadian
Dia menunjukkan kecerdikannya (2 Kor.
11:3); dia menyatakan Emosi (Why. 12:17, marah; Luk. 22:31, memiliki
keinginan); dia menunjukkan bahwa dia mempunyai kehendak (Yes. 14:12-14; 2 Tim.
2:26).
Penciptaan Dan Dosa
Setan
Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu
telah diciptakan oleh Allah melaui Kristus, dan tidak ada sesuatu pun yang
tidak diciptakan oleh Dia (Yoh. 1:3, Kol. 1:16,17). Waktu penciptaannya
tidaklah dijelaskan secara khusus. Jika Yeh. 28:13 menunjuk kepada Setan dan
pada Taman Eden di Bumi, maka sudah barang tentu dia telah diciptakan sebelum Allah
menempatkan Taman di Eden (Kej. 2:8).
Dosa terdapat di dalam dirinya (Yeh.
28:15). Hal ini sebenarnya merupakan satu-satunya ayat di dalam Alkitab yang
dengan jelas menyatakan asal mula dosa Setan dinyatakan secara khusus dalam
bagian yang lain, tetapi asal mula dosa hanya dinyatakan di sini.
PB
dengan tepat menunjukkan dosa yang secara khusus dimiliki setan sebagai
kesombongan, kecongkakan, atau keangkuhan (1 Tim. 3:6).
Dunia Setan dan kosmos
Kita sudah mengetahui bahwa setan
disebut sebagai ilah zaman ini (aion, 2 Kor. 4:4) dan juga penguasa dunia ini
(kosmos, Yoh. 12:31). Tuhan Yesus mengakui hal ini pada waktu Dia menyebut
sebagai penguasa dunia (Yoh. 12:31; 16:11) dan pada waktu Dia tidak membantah
tawaran Setan untuk memberikan kerajaan Dunia kepada-Nya dalam pencobaan di
padang gurun (Mat. 4:8-9). Rasul Yohanes menyatakan kebenaran yang sama pada
waktu dia menulis bahwa seluruh kosmos berada di bawah kekuasaan si jahat (1
Yoh. 5:19).
BAGIAN VI. ROH-ROH
JAHAT: ROH-ROH YANG NAJIS
Realitas Roh-Roh Jahat
Berkali-kali selama pelayanan Kristus di
bumi mengusir roh-roh jahat dari dalam diri banyak orang (Mat. 12:22-29;
15:22-28; 17:14-20; Mark. 5:1-16). Mereka adalah malaikat-malaikat yang jatuh,
pandangan ini menyatakan bahwa roh-roh jahat adalah malaikat-malaikat yang
memberontak bersama Setan. Setan disebut sebagai penghulu roh-roh jahat (Mat.
12:24).
Sifat Jahat mereka
Roh-roh jahat disebut sebagai roh –roh
najis (Mat. 10:1), sebagai roh-roh jahat (Luk. 7:21), di suatu tempat sebagai
roh-roh jahat yang najis (Luk. 4:33), dan kekuatan roh-roh jahat di udara (Ef.
6:12). Semua istilah ini dengan jelas menunjukkan sifat jahat dari roh-roh
jahat. Tujuan kejahatan dari roh-roh jahat meliputi penyebarluasan perbuatan
jahat yang maupun perbuatan jahat yang baik. Hal ini sangat sejalan dengan
sasaran-sasaran setan dan keinginannya untuk memalsukan apa yang benar.
Apkah yang dilakukan
oleh roh-roh jahat?
Mereka melawan rencana Allah, karena
telah memilih untuk berontak melawan Allah dan bersama setan, maka roh-roh
jahat terus menerus melawan rencana Allah dalam dunia ini (Dan. 10:10-14; Why.
16:13-16). Mereka bisa dipakai Allah untuk melaksanakan rencana-Nya (Hak.
9:23), mereka memperkenalkan Agama Palsu (1 Yoh. 4:1-4), merasuki orang-orang
(Mat. 4:24; 12:22; Yoh. 10:21).
BAGIAN VII. MANUSIA:
GAMBAR DARI ALLAH
Konsep Evolusi dan
Prinsip-Prinsipnya
Arti kata evolusi adalah berubah dalam
berbagai arah. Evolusi bersandar pada beberapa prinsip dasar : (1)
Planet-planet dan bintang-bintang adalah berasal dari ledakan dahsyat proton
dan netron yang dimampatkan dan berputar. Hasil ledakan tersebut yang merupakan
benda padat yang dimampatkan itu, terus berkembang menjauh dari inti semula
pada kecepatan yang Fantastis. (2) Kehidupan dimulai semata-mata melalui
kesempatan tatkala satu sel tunggal muncul dari materi yang tak hidup. (3)
Sesudah dimulai melalui kesempatan, semua organisme kehidupan lalu berkembang
dari yang pertama tadi dan bentuk-bentuk sederhana selanjutnya bertahap
bertambah kerumitannya. Perkembangan ini kemudian menghasilkan Manusia.
Proses evolusi
Jikalau proses Evolusi dibuat
rumusannya, maka ia akan berbentuk seperti ini : Perubahan + Seleksi Alamiah x
Waktu = Evolusi.
Alkitab Dan Asal Mula
Kehidupan
Iman
Surat Ibrani mengingatkan kita bahwa
dengan iman kita memahami Firman Allah yang telah menciptakan kurun waktu dan
apa yang tampak, tidak diciptakan dari benda-benda yang kelihatan (Ibr. 11:3).
Kurun waktu adalah seluruh periode termasuk apa saja yang terkandung di
dalamnya. Karena tak ada seorangpun yang menjadi saksi peristiwa penciptaan dan
manusia pertama ditempatkan pada alam raya yang sudah ada, maka kita harus
menerima apa saja yang telah Allah nyatakan mengenai penciptaan dengan iman.
Creatio Ex Nihilo
Frasa ini berarti, waktu Allah menciptakan,
tidak memakai sesuatu bahan yang telah ada. Ibr. 11:3 menyatakan hal ini,
demikian juga tekanan utama pada penulisan di Kej. 1:1. Sebelum penciptaan tak
ada fenomena kejadian apapun. Creatio ex nihilo adalah sebuah konsep yang
berguna “bila kita memahaminya untuk mengartikan bahwa benda-benda fisik
diciptakan dari sumber kemahakuasaan Allah yang tidak bersifat material. Secara
teknis, pengertian tadi hanya bisa diterapkan pada penciptaan benda yang bukan
organik, karena Allah memakai materi yang bukan organik yang diciptakan untuk
membentuk tubuh dari Makhluk hidup” ( Whitcomb, The Early Earth, hlm. 21).
Pola Penciptaan Manusia
Allah menciptakan Mnusia menurut gambar
dan rupa-Nya (Kej. 1:26-27; 5:1, 3; 9:6). Tentang hukuman utama 1 Kor. 11:7,
menyangkut doktrin kekepalaan ; Kol.3:10, mengajak orang percaya mengenakan
manusia baru menurut rupa sang pencipta; Yak. 3:9 ; Maz. 8.
Arti dari “Gambar” dan “Rupa”
Dua kata di atas dalam bahasa Ibrani
adalah tselem dan demuth (dalam Alkitab Bahasa latin
diterjemahkan imago dan similute). Dalam PB adalah eikon dan homoiosis. Tselem
berarti gambar yang dihias, suatu bentuk dan figur yang representatif
(mewakili/sesuai dengan fungsinya sebagai wakil). Satu gambar dalam pengertian
yang nyata (2 Raj. 11:18; Yeh. 23:14; Am. 5:26). Demuth mengacu pada arti kesamaan tapi lebih bersifat abstrak atau
ideal. Lihat Kej. 1:26-27; 5:1-3).
Penularan Sifat Manusia
Pada waktu Adam memperanakkan Set, ia
menjadi Ayah dari seorang anak yang nmenurut Rupa dan gambarnya (Kej. 5:3).
Walau Adam secara langsung diciptakan menurut Gambar Allah, anak Adam
dilahirkan menurut gambar Adam yang tentunya masih memiliki gambar Allah walau
telah jatuh (1 Kor. 11:7). Jadi penularan sifat manusia adalah melalui
keturunan yang alami.
Segi-segi , Hakekat,
Rohani Manusia
Pada waktu Tuhan menciptakan Adam, Ia
mengambil debu tanah dan menghembuskan nafas hidup supaya menjadi makhluk hidup
(Kej. 2:7). Unsur tanah adalah sebagai bahan kebendaan sedangkan nafas Allah
memberi hidup. Penggabungan unsur yang kebendaan dengan yang bukan kebendaan
menghasilkan keberadaan yang manunggal. Dalam unsur kebendaan terdapat berbagai
bentuk-saluran darah, otak, otot, rambut, dan lain-lain. Unsur bukan kebendaan
berbagai ragam pula adanya, seperti: jiwa, roh, hati nurani, kemauan,
kesadaran, pikiran, daging, kehendak. Manusia terdiri dari dua bagian merupakan
satu hakikat yang tidak dapat disangkal. Manusia adalah kesatuan materi dan non
materi, dua aspek yang dapat dibedakan. Kematian jasmani dilukiskan sebagai
perpisahan badan dan roh (Yak. 2:26)
Kejatuhan Manusia
Pemberian Allah bagi
Adam
Kita mengetahui bahwa Adam memiliki
kuasa dalam pengetahuan dan akal yang memampukan ia untuk memberi nama pada
hewan dan akal yang memampukan ia untuk memberi nama pada hewan dan berfikir
mengenai hubungannya dengan Hawa dan dengan dirinya sendiri (Kej. 2:19-23).
Allah juga memberinya bahasa sehingga Adam dapat berkomunikasi dengan Allah
(Ay. 16:20,23).
Pencobaan, Kepalsuan
Iblis
Sesuatu yang palsu tentunya berusaha
menyamai sebaik mungkin dengan yang asli, tanpa isli yang bernilai. Gembong
pemalsuan yaitu Iblis, semula ingin menjadi seperti Allah, tetapi tak seperti
Allah (Yes. 14:14). Sekarang ia mendekati Hawa dengan usulan bahwa rencananya
adalah seperti rencana Allah hanya tanpa pembatasan terhadap ketaatan penuh.
Pada waktu Hawa didekati dengan pertayaan, apakah Allah telah menempatkan
setiap pohon dalam Taman itu bebas pembatasan? Hawa segera memastikan bahwa ia
dan Adam boleh makan semua buah kecuali yang satu itu. Dan yang satu itu kelihatannya
muncul hampir setelah hawa selesai berfikir. Iblis mengarah pada kemungkinan
bahwa Allah telah memberikan pembatasan yang terlalu luas pada mereka dan Hawa
mulai terbuai oleh pemikiran semacam itu.
Kemudian Iblis melanjutkan dengan
menawarkan rencananya sendiri yang tak ada pembatasannya. “Wanita itu bertindak
atas anggapan bahwa kehendak Allah memang tak ramah, sedangkan Iblis
bersemangat untuk menyenangkan Hawa” (Vos, BIBLICAL theology, hlm. 47). Iblis
sedang memalsukan kebaikan Allah. Pencobaan Iblis dapat dilihat dalam bentuk
silogisme. Kalimat utama berisikan pernyataan bahwa pembatasan adalah tidak
baik. Kalimat kedua mengatakan bahwa rencana Allah berisikan pembatasan.
Kalimat ketiga yaitu kesimpulan bahwa rencana Allah adalah tidak baik. Di pihak
lain rencana Iblis tidak berisikan pembatasan apapun, oleh karena itu adalah
baik.
Keabsahan dari kesimpulan bergantung
pada kebenaran kalimat pertama yang dalam kasus ini adalah tidak benar.
Pembatasan tidak mesti berarti salah atau kurang di senangi. Memang pembatasan
bagi Adam dan Hawa di Eden adalah baik karena hal tersebut merupakan sarana
utama bagi mereka untuk menunjukkan ketaatan pada kehendak Allah. Rencana
kepalsuan Iblis menghapus ketaatan itu dan menawarkan harapan semu, bahwa jika
Hawa memakannya maka ia bisa menjadi seperti Allah.
Hukuman
Kepada manusia (Kej. 3:7-13), kepada
ular (Kej. 3:14), Kepada Iblis (Kej. 3:15), Hawa dan Wanita (Kej. 3:16), Adam
dan Pria (Kej. 3:17-24).
BAGIAN VIII. DOSA
Sifat utama dosa adalah terletak pada arahnya
yang bertentangan dengan Allah. (Hal ini bisa juga dinyatakan dalam hubungannya
dengan Hukum Allah). Setiap definisi yang tidak menyatakan hal ini tidaklah
Alkitabiah. Kelompok yang menyatakan bahwa dosa sebagai pertentangan terhadap
diri sendiri, terhadap sesama, atau terhadap Allah, gagal menekankan kebenaran
bahwa semua dosa pada dasarnya adalah bertentangan dengan Allah (Maz. 51:6; Rm.
8:7).
AJARAN KRISTUS TENTANG
DOSA
Beberapa
Dosa yang khusus
(1) Menajiskan Tempat Kudus (Mrk. 11:15-18),
(2) Kemunafikan (Mat. 23:1-36), (3)
Ketamakan (Luk. 12:15), (4) Hujat (Mat. 12:22-37), (5) Melanggar Hukum (Mat.
15:3-6), (6) Kesombongan (Mat. 20:20-28; Luk. 7:14), (7) Menjadi batu Sandungan
(Mat. 18:6), (8) Ketidaksetiaan (Mat. 8:19-22), (9) Ketidaksopanan/Pelanggaran
Susila (Mat. 5:27-32), (10) Tidak berbuah apa-apa (Yoh. 15:16), (11) Amarah
(Mat. 5:22), (12) Ucapan yang berdosa (Mat. 5:33; 12:36), (13) Pamer Diri (Mat.
6:1-18), (14) Kurang Beriman (Mat. 6:25), (15) Sikap Tidak Bertanggung Jawab
dalam Pelayanan (Mat. 25:14-30; Luk. 19:11-27), (16) Kurang Berdoa (Luk.
18:1-8).
Beberapa
Pengelompokan Dosa
(1) Pelanggaran terhadap Taurat Musa
(Mrk. 7:9-13), (2) Dosa yang Terbuka/terang-terangan (Mat.7:1-5; 12:22-37;
21:33-46; Yoh. 19:11) (3) Sikap batin Yang salah (Luk. 12:13-15; Mat. 20:20-22)
(4) Ragi (Mat. 13:33).
Sumber-Sumber
Dosa
(1) Iblis (Luk. 10:18; Yoh. 12:31;
Mat.12:26; Yoh. 8:44) (2) Dunia (Yoh. 15:18-19) (3) Hati (Mat. 15:19).
Universalitas
Dosa
Dosa memisahkan manusia dari Allah, dan
semua orang adalah berdosa (Mat. 19:17; Luk. 11:13).
Akibat-akibat
Dosa
(1) Mempengaruhi Tujuan Hidup (Mat.
18:11; Luk. 15:4, 8, 24) dosa membawa manusia ke penghakiman (Luk. 12:20). (2)
Mempengaruhi Kehendak (Yoh. 8:44; Luk. 4:18) (3) Mempengaruhi Tubuh (Yoh. 9:3;
Mat. 8:17; Yoh. 5:14) (4) Mempengaruhi orang Lain (Luk. 20: 46-47; Luk. 15:20;)
Pengampunan
Dosa
(1) Dasar pengampunan (Yoh. 1:29; Mat.
20:28; 26:28) (2) Dampak pengampunan (Mat. 6:14-15; 18:21-35; Luk. 17:3-4).
Eskatologi
Tentang Dosa
Yesus secara detail menjelaskan bahwa
kuasa Dosa akan terus bekerja hingga saat Bumi ini dihancurkan (Mat. 24:1-28).
DOSA WARISAN
Dosa warisan dapat didefinisikan sebagai
keberadaan berdosa dari semua orang yang dibawa sejak lahir.
Bukti
Alkitabiah
Ef. 2:3; Maz. 51:7. Setiap segi keberadaan
manusia dipengaruhi oleh tabiat dosa: (1) Pikirannya dibutakan (2 Kor. 4:4),
Pikirannya bejat dan tercela (Rm. 1:28). Pengertiannya digelapkan, terpisah
dari kehidupan Allah (Ef. 4:18). (2) Emosinya turut merosot dan tercemar (Rm. 1:21,
24, 26; Tit. 1:15). (3) Kehendaknya diperbudak oleh Dosa, dan sebab itu selalu
bertentangan dengan Allah (Rm. 6:20: 7:20).
Kerusakan
Total
Kerusakan
(inggris: depravity) dari kata Yunani
adokimos dalam Rm. 1:28.
Artinya,”Tidak memenuhi Ukuran”. Kerusakan dapat diartikan sebagai keadaan
seseorang yang gagal untuk memenuhi ukuran yang menyenangkan Allah. Kerusakan
Total berarti (a) bahwa kerusakan terjadi dalam diri manusia dan meluas pada
semua aspek dalam tabiat dan kemampuannya; (b) bahwa tidak ada sesuatu dalam
diri manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar.
Hukuman
atas Dosa Warisan
Hukuman
secara Khusus akibat dosa warisan adalah kematian Rohani (Ef. 2:1-3; Why.
20:11-15).
Penawar
Bagi dosa Warisan
Ada
dua penawar yang Allah berikan Yaitu: (a) hidup baru di dalam Kristus Yesus
bagi mereka yang percaya (Rm. 8:1; Gal. 5:24); (b) Karunia Roh Kudus yang
memberi kuasa kepada orang percaya sehingga dapat hidup bebas dari kekuasaan
hidup lama.
Penyebaran
Dosa Warisan
Yang dimaksudkan disini adalah bagaimana dosa
asal ditularkan atau diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kej.
4:1, Maz. 51:7; Rm. 5:12). Jadi setiap orang yang lahir kedunia ini dalam
keadaan berdosa.
Jalan
Keluar
Ada
dua bentuk jalan keluar dari dosa warisan: (1) Penebusan oleh Kristus yang
merupakan penghukuman atas tabiat dosa itu sendiri (Rm. 6:18; 8:1; Gal. 5:24).
Bersama Kristus semua sifat yang dimiliki hidup lama telah turut tersalib.
Kematian selalu berarti pemisahan, karena itu, kematian Kristus juga telah
memisahkan kita dari kuasa dosa asal. (2) Akan tetapi, sifat hidup lama belum
seluruhnya dapat terbasmi dari dalam hidup kita hingga pada saat kebangkitan
nanti, oleh sebab itu, Allah telah memberikan Roh Kudus-Nya kepada kita untuk
memberikan kemenangan atas dosa di dalam kehidupan sehari-hari. Kita dipisahkan
dari kuasa dosa oleh kematian Yesus Kristus, dan Kita bebas dari kekuasaannya
oleh kuasa Roh Kudus.
PERTALIAN DOSA
Pertalian
disini dimaksudkan sebagai pertautan, pelimpahan, ayau pengaitan sesuatu
terhadap seseorang. yang menjadi pokok perhatian dalam pengertian ini adalah
keterlibatan atau keterhisaban, bukan hanya pengaruh.
Tiga Pertalian dasar
Para
Teolog biasanya telah mengetahui tiga pertalian dasar; (1) pertalian Dosa Adam
kepada segala Bangsa (Rm. 5:12-21), (2) Pertalian Dosa Manusia kepada Kristus
(2 Kor. 5:19; I Pet. 2;24), (3) Pertalian Kebenaran Kristus kepada Orang-orang
Percaya (2 Kor. 5:21).
Hukum Atas Dosa yang
Dipertalikan
Hukuman
Khusus akibat Dosa yang dipertalikan adalah kematian fisik (Rm. 5:13-14).
Hukuman Khusus yang berkaitan dengan Dosa warisan adalah kematian Rohani
(spiritual).
Penawar Bagi Dosa yang
dipertalikan
Penawar
bagi dosa yang dipertalikan adalah kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada
setiap orang percaya. Ketika seseorang percaya kepada Yesus, kebenaran Kristus
diperhitungkan atau dipertalikan kepadanya. Sebagaimana semua orang ada di
dalam Adam, Demikian pula semua orang percaya ada di dalam Kristus, dan berada
di dalam Dia berarti kebenaran-Nya adalah milik kita.
Dosa-dosa Pribadi
Masalah
dosa pribadi tampaknya juga merupakan salah satu pokok bahasan yang amat
penting apabila orang berpikir mengenai dosa. Tentu saja, orang berkata bahwa
dosa itu nyata karena manusia berdosa. Tetapi, dosa juga merupakan suatu
kenyataan karena kita mewarisi tabiat dosa dan dosa Adam dipertalikan kepada
kita. Meskipun demikian, memang benar bahwa dosa-dosa kita secara pribadi
menyadarkan kenyataan akan dosa. Bukti Alkitab dalam Roma 3:9-18.
Beberapa Sifat Dosa
Pribadi:
1)
Universalitasnya. Semua orang melakukan dosa pribadi kecuali bayi (Yak. 3:2).
2)
Tindakan yang jelas jahat. Dosa-dosa pribadi tidak saja meliputi hal-hal yang
kita perbuat secara terang-terangan, tetapi juga hal-hal yang kita pikirkan.
Perbuatan tidak susila, kecemburuan, ketamakan, dan penyembahan berhala adalah
contoh-contoh dosa yang terjadi di dalam pikiran kita (Mat. 5:27-28; 2 Kor.
10:5; Kol. 3:5-6). Dosa kelalaianpun merupakan dosa yang setara dengan dosa
perbuatan (Yak. 4:17).
3) Penggolongannya. Dalam PB juga menyadari
benarnya penggolongan dosa seperti yang pernah terdapat dalam PL (Luk.
12:47-48). Di dalam Alkitab juga disebutkan dosa yang tak dapat di ampuni dan
dosa-dosa yang mendatangkan maut (Mat. 12:31-32; 1 Yoh. 5:16).
Penawar Bagi Dosa-dosa
Pribadi: Penawar bagi dosa-dosa pribadi adalah
pengampunan (Ef. 1:7; 1 Yoh. 1:9).
Orang Kristen dan Dosa
Menjadi
orang kristen tidaklah berarti langsung bebas dari berbuat dosa maupun dari
ketaatan terhadap ajaran Kristus. sering terdapat kesalahpahaman mengenai
relasi orang Kristen dengan dosa. Yaitu pertama soal kesempurnaan yang palsu
dan kedua soal keadaan tidak berhukum (antinomianisme).
Ringkasnya,
standar kehidupan Kristen adalah kesucian Allah. Tuntutan yang harus kita
penuhi adalah hidup di dalam terang. Pengalaman kita haruslah senantiasa
bertumbuh menjadi dewasa. inilah kesempurnaan yang sesungguhnya menurut
Alkitab.
Musuh Orang-orang
Percaya:
1) Dunia.
Iblis sebagai kepala dan kuasa pengendali sistem dunia, ia bersandiwara atau
mengenakan topeng dan memakai berbagai taktik untuk mengalahkan orang percaya.
Seringkali persoalan-persoalan yang tidak menentu merupakan hal yang paling
sukar untuk dibedakan dan diputuskan. Ada sejumlah hal yang dapat digunakan
orang percaya untuk menolak tipuan dunia, yaitu perlengkapan senjata Allah (Ef.
6:13-18; 2 kor. 2:11; 1 Pet. 5:8; 1 Yoh. 5:4-5; 1 Tim. 6:12.
2) Daging.
Merupakan prinsip dosa yang ada di dalam diri kita semua (Gal. 5:19; 1 Yoh.
2:16; Rm. 7:26.
3) Si
jahat. Cara-caranya dalam menyerang orang percaya (2 Kor. 2:11; Ef. 6:11; 1
Pet. 5:8; Ef. 6:12; 1 Yoh. 4:4; Yud. 9).
Hukuman Bagi Dosa:
1) Bagi
orang yang tidak percaya (Why. 20:15).
2) Bagi
orang percaya yang Berdosa (1 Yoh. 1:3,6,7; Yak. 5:11; Gal. 5:22; 1 Yoh.
3:19-22).
3) Bagi
orang percaya yang terus-menerus Berdosa (Ibr. 12:5-11; Mat. 18:17; I Kor.
11:30; I kor. 5; I Yoh. 5:16; 2 Kor. 5:10).
Pencegahan Terhadap
Dosa
Mencegah
Selalu lebih baik dari pada mengobati, dan Allah memang telah menyediakan jalan
bagi kita untuk mencegah dosa di dalam hidup ini. Hal ini berfungsi seperti
memberi vaksinasi guna mencegah penyakit yang mematikan.
1) Firman
Allah (Mazm. 119:11)
2) Doa
Syafaat Kristus (Ibr. 7:25; Luk. 22:32)
3) Kehadiran
Roh Kudus (Gal. 5:16-24; I Kor. 2:10; Ibr. 5:14; Ef. 6:18; Yoh. 7:37-39)
Penawar Dosa: Pengakuan
Dosa (1 Yoh. 1:9).
BAGIAN IX YESUS KRISTUS
TUHAN KITA
Praeksistensi Kristus
sebelum Berinkarnasi
Praeksistensi
Kristus berarti bahwa Ia telah ada sebelum dilahirkan. Pentingnya
Praeksistensi: 1) Pada kelahiran, Jika Kristus menjadi ada ketika dilahirkan,
maka tak ada Tritunggal yang kekal, 2) Bukan Allah, jika Kristus tidak pernah
ada sebelumnya, maka Ia bukanlah Allah, karena salah satu Gelar-Nya ialah
“Allah adalah Kekal” adanya, 3) Pembohong, jika Kristus tidak pernah ada
sebelumnya, Maka Ia berbohong, karena Ia mengaku demikian.
Bukti Praeksistensi
1) Asalnya
yang surgawi (Yoh. 3:13, 13)
2) Karya-Nya
sebagai pencipta (Yoh. 1:3; Kol. 1:16, dan Ibr. 1:2)
3) Hubungan-Nya
dengan Allah (Yoh. 10:30; Flp. 2:6
4) Gelar-Nya
(Kol. 2:9)
5) Hubungan-Nya
dengan Yohanes pembatis (Yoh. 1:15, 30)
Kekekalan Dari Kristus
Pra-Inkarnasi
Kekekalan
tak hanya berarti bahwa Kristus sudah ada sebelum kelahiran-Nya atau bahkan
sebelum penciptaan, tetapi bahwa Ia selalu ada, selama-lamanya.
Bukti Kekekalan
Hubungannya dengan
Allah yang sehakikat menunjukkan kekekalan karena Allah kekal adanya.
Perhatikan kata gambar (dalam bahasa Yunani sebenarnya adalah “kharakter”! dalam Ibr. 1:3 yang
menunjukkan bahwa Kristus adalah wujud atau inti sifat Allah yang persis sama.
Kristus menyatakan kekekalan-Nya ketika Ia menyatakan,”Sebelum Abraham ada, AKU
TELAH ADA” (terjemahan yang tepat adalah AKU ADA –ego eimi) (Yoh. 8:58). Pernyataan Yohanes yang gamblang mengatakan
bahwa Kristus adalah Allah (Yoh. 1:1). “Firman itu adalah Allah.
Pekerjaan Kristus
Sebelum Berinkarnasi
Pekerjaan-Nya
selaku Pencipta (Yoh. 1:3; Kol. 1:16; Ibr. 1:2), hal ini menyatakan kuasa-Nya
(mampu menciptakan segala sesuatu).
Inkarnasi Kristus
Makna Inkarnasi.
Meskipun kata “inkarnasi” itu sendiri tidak terdapat dalam Alkitab, namun
komponen kata tersebut (“dalam” dan “daging”) ada di situ. Yohanes menulis
bahwa Firman telah menjadi daging (Yoh. 1:14- dalam Alkitab bahasa Indonesia
diterjemahkan “manusia”, sedangkan dalam bahasa Yunaninya “Sarks” yang arti harafiahnya adalah “daging” –red). Ia juga menulis
tentang kedatangan Yesus sebagai manusia (1 Yoh. 4:2; 2 Yoh. 7). Maksud
pernyataannya ini adalah bahwa Pribadi
kedua Tritunggal mengambil rupa manusia bagi Dirinya sendiri.
Ia
tak memiliki kemanusiaan sampai saat kelahiran, karena Tuhan menjadi manusia (egeneto,-menjadi – Yoh. 1:14,
dibandingkan dengan adanya keempat en –hakikat-
dalam ay. 1-2). Meskipun demikian, kemanusiaan-Nya adalah tanpa dosa. Suatu
fakta yang yang dipertahankan oeh Paulus dengan menulis bahwa Ia datang “dalam
daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa” (Rm.
8:3).
Nubuat Tentang
Inkarnasi
Dalam
nubuat mengenai Mesias di dalam Yes. 9:6; nabi Yesaya menubuatkan menyatunya
Keallahan dan kemanuisaan di dalam Dia. Ia mengatakan bahwa seorang anak akan
dilahirkan (suatu petunjuk bagi kemanusiaan) dan bahwa sifat-Nya akan
sedemikian rupa sehingga Ia mungkin di tunjuk sebagai Allah yang Kuasa (el gibbor, suatu petunjuk bagi
Keallahan). Yesaya memakai el hanya
diperuntukkan kepada Allah (lih. 31:3); gibbor
artinya Pahlawan. Jadi frase ini artinya seorang Pahlawan yang sifat
utamanya ialah bahwa Ia adalah Allah. Nubuat tentang kelahiran dari perawan
(Yes. 7:14).
Cara Inkarnasi
Ketika Gabriel
memberitakan kepada Maria bahwa ia akan mengandung Mesias itu, ia memprotes
bahwa ia akan memerlukan seorang suami. Inti reaksi malaikat itu adalah bahwa
engkau tidak memerlukan seorang suami, karena Roh Kudus akan turun atasmu dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau (Luk. 1:35) pernyataan ini
lebih menekankan atas kenyataan keturunan ilahi dan Anak tersebut daripada atas
caranya.
Tujuan-tujuan Inkarnasi
Mengapa Allah mengutus Putra-Nya
dalam bentuk yang serupa dengan manusia berdosa? Alkitab memberikan beberapa
jawaban kepada pertanyaan ini.
1)
Untuk Menyingkapkan Allah kepada kita (Yoh. 1:18; 14:7-11)
2)
Untuk Memberikan suatu teladan bagi kehidupan kita (1 Ptr. 2:21; 1 Yoh. 2:6)
3)
Memberikan pengorbanan yang efektif untuk Dosa (Ibr. 10:1-10)
4)
Agar mampu menggenapi Perjanjian kepada Daud (Luk. 1:31-33)
5)
Untuk memusnahkan pekerjaan si Iblis (1 Yoh. 3:8)
6)
Agar mampu menjadi seorang Imam Besar yang penuh Rasa Simpati (Ibr. 4:14-16)
7)
Agar mampu menjadi seorang Hakim yang memenuhi syarat (Yoh. 5:22, 27)
Pribadi Kristus
Berinkarnasi
Keallahan yang penuh
dari Kristus yang berinkarnasi:
1)
Ia memiliki sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah (Yoh. 8:58; 17:5; Mat.
18:20; 28:20; Mrk. 5:11-15; Yoh. 11:38-44).
2)
Ia melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh Allah (Yoh. 5:21; Mat.
2:1-12; Yoh. 11:43; Yoh. 5:22-27).
3)
Ia diberi Nama-nama dan Gelar-gelar Keallahan (Yoh. 10:36; Mat. 26:63-64; Yoh.
1:1; 20:28; Ibr. 1:8; Mat. 22:43-45; Rm. 10:13; Luk. 1:1; Why. 19:16).
4)
Ia mengaku sebagai Allah (Yoh. 10:30)
Kemanusiaan yang
Sempurna Dari Kristus yang Berinkarnasi
1) Ia
memiliki tubuh Manusia (Luk. 2:52; Yoh. 8:40).
2) Ia
memiliki Jiwa dan Roh Manusia (Mat. 26:38; Luk. 23:46).
3) Ia
memperagakan Sifat-sifat Seorang Manusia, ciri-ciri manusia sejati. (Mat. 4:2;
Yoh. 19:28; Mat. 9:36; Yoh. 11:35; Ibr. 4:15.
4) Ia
diberi nama-nama Manusia (Mat. 8:20; Luk. 19:10; Mat. 24:27; 1 Tim. 2:5).
Kristus Nabi, Imam, Dan
Raja
Kristus selaku Nabi
Musa
menubuatkan bahwa Allah akan membangkitkan seorang Nabi seperti dirinya sendiri
(Bil. 18:15). Penggenapan-penggenapan lainnyapu, yang mungkin telah terjadi
dalam suksesi para PL, puncaknya adalah oleh Yesus Kristus yang dikenal sebagai
Nabi itu (Kis. 3:22-24). Tuhan kita juga mengaku sebagai Nabi (Mat. 13:57; Mrk.
6:4; Luk. 4:24; 13:33; Yoh. 4:44) yang datang untuk melaksanakan apa yang
dilakukan oleh para Nabi, yaitu menyampaikan amanat Allah kepada manusia (Yoh.
8:26; 12:49-50; 15:15; 17:8).
Kristus Selaku Imam
Seorang
Imam keturunan Harun haruslah seorang laki-laki yang dipilih oleh Allah dan
memenuhi syarat untuk pekerjaan-Nya (Im. 21; Ibr. 5:1-7). Tuhan kita, terpilih,
berinkarnasi, dan diuji, memenuhi persyaratan dalam pribadi-Nya menjadi seorang
Imam yang melayanai.
Kristus Selaku Raja
Konsep
Raja mengandung macam-macam hak istimewa yang banyak jumlahnya. Seorang Raja di
Israel memiliki hak legislatif, eksekutif, judikatif, ekonomi, dan
kekuatan-kekuatan militer. Konsep Kristus selaku Raja dapat dibahas di sekitar
lima kata: dijanjikan, dinubuatkan, dinyatakan, ditolak, dan disadari.
Perjanjian Allah dengan Daud yang bersifat Anugerah menjanjikan bahwa
pemerintahan senantiasa berada pada dinasti Daud. Perjanjian tersebut tidak
menjanjikan pemerintahan tanpa interupsi, karena nyatanya pembuangan ke Babilonia
benar-benar menginterupsi pemerintahan itu (2 Sam. 7:12-16). Yesaya meramalkan
bahwa Putra yang akan dilahirkan akan mendirikan tahta Daud dan memerintah di
atasnya (Yes. 9:7)
Gabriel
memberitakan kepada Maria bahwa bayinya akan memiliki tahta Daud dan memerintah
atas keluarga Yakub (Luk. 1:32-33). Sepanjang pelayanan-Nyadi bumi jabatan Raja
keturunan Daud dimiliki oleh Yesus, diberikan kepada bangsa Israel (Mat. 2:2;
27:11; Yoh. 12:13), tetapi Ia telah ditolak.
Pengosongan Diri
Kristus
Nas
utama tentang kenosis, Flp. 2:5-11,
mulai dengan suatu nasihatuntuk merendahkan diri, menuruti teladan Kristus yang
telah meninggalkan kemuliaan untuk menderita di kayu salib. Kemudian mengikuti
pernyataan ringkas tentang pra-inkarnasi dan inkarnasi Kristus.
1) Keberadaan
Kristus yang kekal (ayat 6)
Hal
ini jelas-jelas dinyatakan dengan kata hyparchon
yang bentuknya present participle menunjukkan keberadaan Kristus masih
berlaku terus (khususnya) bila dipertentangkan dengan bentuk aoris yang mengikutinya). Dalam pilihan
kata ini (bandingkan dengan kata eimi)
terdapat suatu indikasi yang menyatakan sudah ada (Kis. 7:55), jadi menekankan
keberadaan-Nya yang kekal untuk selama-lamanya. Keberadaan-Nya yang tak
terbatas ada dalam morphe Allah,
yaitu rupa hakiki, termasuk seluruh hakikat dan sifat dasar keallahan.
2) Pengosongan
diri (ayat 7-8)
Terdiri
dari apa sajakah yang terlibat dalam kematian-Nya di kayu salib? Termasuk dalam
hal ini ialah mengambil rupa (morphe) seperti
seorang hamba. Biarpun demikian dalam rupa ini, rupa Allah-Nya tidak berkurang
meskipun terselubung bagi kebanyakan orang (tetapi Lih. Yoh. 1:14). Untuk
mengambil rupa sebagai seorang hamba, Ia harus menjadi manusia, sesuatu yang
dijabarkan oleh dua frase dalam Flp. 2:7-8. Ia dibuat “menjadi serupa dengan
manusia”. “Serupa menandakan dua hal: Pertama, bahwa Ia sesungguhnya seperti
manusia, dan kedua , bahwa Ia berbeda dari manusia. Kemanusiaan-Nya
membatasi-Nya pada ujian-ujian dan keterbatasan-keterbatasan; namun demikian,
kata “seperti” kebal terhadap penyimpulan bahwa Ia identik dengan manusia. Ia
berbeda karena Ia tanpa dosa (lih. Rm. 8:3).
Lebih
lanjut, Ia didapatkan dalam wujud (skhema)
seorang manusia. Kata ini menunjuk pada apa yang tampak di luar; yaitu
dalam perilaku, dandanan, sopan-santun, dan semua yang kelihatan,m Ia seorang
manusia. Maka Ia merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib,
lambang kenistaan. Jelaslah bahwa untuk mati, Ia harus menjadi manusia (menjadi
manusia agar dapat mati). Maka kenosis artinya
meninggalkan posisi pra-inkarnasi-Nya dan mengambil rupa seorang manusia-hamba.
Keadaan Kristus Yang
Tanpa Dosa
Ketidakberdosaan Tuhan kita berarti
bahwa Ia tidak pernah melakukan apapun yang tidak menyenangkan Allah atau
melanggar Hukum Taurat yang harus ditaati semasa hidup-Nya di bumi atau gagal
menampakkan kemuliaan Allah dalam hidup-Nya (Yoh. 8:29). Itu termasuk keterbatasan
kehidupan-Nya yang tanpa Dosa yang mengiringi kemanusiaan-Nya; contohnya, Ia
merasa lapar (Mat. 4:2; 21:8); Ia merasa haus (Yoh. 19:28); Ia tidur (Mat.
8:24). Tetapi dalam setiap tahapan hidup-Nya, masa bayi, masa kanak-kanak, masa
remaja, masa-dewasa, Ia suci dan tanpa dosa.
Kesaksian
Ketidakberdosaan Kristus
Kitab
Suci pasti menegaskan ketidak berdosaan sebagai Anak Kudus (Luk. 1:35). Ia menantang
Musuh-musuh-Nya untuk membuktikan apakah Ia seorang berdosa, yang memang tidak
dapat dilakukan mereka (Yoh. 8:46). Usaha mereka menjebak-Nya digagalkan oleh
apa yang dikatakan-Nya (Mat. 22:15). Ia mengaku selalu mengerjakan segala
sesuatu yang menyenangkan Hati Bapa (Yoh. 8:29). Ia mengatakan bahwa Ia menaati
perintah-perintah Bapa (Yoh. 15:10).
Selama pemeriksaan di pengadilan dan penyaliban-Nya, Ia diakui tak bersalah
sebanyak sebelas kali (oleh Yudas, Mat. 27:54; oleh Pilatus enam kali, 27:24;
Luk. 23:14, 22; Yoh. 18:38; 19:4, 6; oleh Herodes Antipas, Luk. 23:15; oleh
isteri Pilatus, Mat. 27:19; oleh penjahat yang bertobat, Luk. 23:41; dan oleh
serdadu Romawi, Mat. 27:54).
Paulus
mengatakan tentang Tuhan kita bahwa “Ia tidak mengenal dosa” (2 Kor. 5:21).
Petrus juga menyatakan bahwa Kristus tidak melakukan dosa apapun, dan juga tipu
tidak ada dalam mulut-Nya (1 Pet. 2:22). Ia adalah anak domba yang tidak
bernoda dan tidak bercacat (1:19). Yohanes menegaskan kebenaran yang sama
ketika ia mengatakan bahwa di dalam Kristus tidak ada dosa (1 Yoh. 3:5). Jadi,
kesaksian Kristus sendiri dan juga dari para penulis Perjanjian Baru, semuanya
sama – Ia tanpa dosa.
Kebangkitan Dan
Kenaikan Kristus Ke Surga
Pentingnya
Kebangkitan Kristus: 1) Bagi Pribadi-Nya (Mat. 20:19; 28:6). 2) Bagi Karya-Nya
(Rm. 6:1-10; Gal. 2:2:20). 3) Bagi Injil (1 Kor. 15:3-8; Rm. 4:25). 4) Bagi
Kita (1 Kor. 15:13-19). Jikalau Kristus tidak bangkit, maka orang-orang yang
mati dalam Kristus akan tetap mati dalam pengertian mutlak tanpa pengharapan
apapun untuk kebangkitan.
Bukti
– bukti Kebangkitan Kristus: 1) Penampakan-penampakan-Nya setelah kebangkitan
(Kis. 2:32; Mat. 28:8-10; Mrk. 16:9-10; Yoh. 20:11-18; Luk. 24:34; 1 Kor. 15:5;
Mrk. 16:12; Luk. 24:13-32; Luk. 24:36-43; Yoh. 20:19-25; Yoh. 20:26-29; Yoh.
21:1-24; 1 Kor. 15:6-7; Mat. 28:18-20; Kis. 1:3-12). 2) Dampak-dampak yang
pasti mempunyai sebab (kebangkitan), apa yang menyebabkan kubur menjadi kosong?
Para penjaga melaporkan kepada imam-imam kepala bahwa kubur itu kosong dan menerima
suap untuk menutup mulut mengenai hal itu (Mat. 28:11-15). Apa yang menyebabkan
terjadinya peristiwa pada Hari Pentakosta? (Kis. 1:5; 2:33; 20:7).
Hasil-
hasil Kebangkitan Kristus: 1) Wujud lama, namun Tubuh Baru. Dengan kebangkitan
Kristus dalam sepanjang sejarah nampaklah sejenis tubuh kebangkitan, karena Ia bangkit
dengan tubuh yang kekal, tidak pernah mati lagi. Tubuh kebangkitan Kristus
mempunyai kaitan-kaitan dengan tubuh duniawi-Nya yang tidak mengalami
kebangkitan. Orang-orang mengenal-Nya (Yoh. 20:20), luka-luka yang disebabkan
oleh penyaliban tidak hilang (20:25-29; Why. 5:6), Ia dapat makan, meskipun
tidak memerlukannya (Luk. 24:30-33, 41-43), Ia menghembusi para murid (Yoh.
20:22), dan bahwa tubuh tersebut berdaging dan bertulang membuktikan bahwa Ia
tidak saja hanya sesosok roh yang menampakkan diri (Luk. 24:41-43).
Tetapi
tubuh itu kebangkitan-Nya berbeda. Ia dapat masuk ke ruang-ruang tertutup tanpa
membuka pintunya (Luk. 24:36; Yoh. 20:19), Ia dapat menampakkan diri dan
menghilang sesuai kehendak-Nya (Luk. 24:15; Yoh. 20:19), dan kelihatannya Ia
tidak pernah terbatas oleh kebutuhan fisik, seperti tidur atau makan.
Gambaran
yamg paling rinci mengenai Kristus yang dibangkitkan dan telah naik ke surga
terdapat dalam Why. 1:12-16. Disini Yohanes mencatat penglihatannya tentang
Kristus yang dimuliakan. Ia seperti seorang Anak Manusia, yang mengaitkan-Nya
kepada rupa duniawi-Nya yang lama, tetapi juga memancarkan kemuliaan dari mata,
kaki, suara, dan wajah-Nya. Inilah caranya suatu hari kita akan melihat Dia. 2)
Bukti pengakuan-Nya (Mat. 28:6; Kis. 2:36; Rm. 1:4). 3) Suatu syarat utama
untuk semua pelayanan-Nya selanjutnya. Andaikata Kristus tidak bangkit, maka
hidup dan pelayanan-Nya berakhir di kayu salib, dan mulai saat itu Ia tidak
melakukan apa-apa lagi. Melalui Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke surga, Tuhan
masuk ke dalam pelayanan-Nya di masa sekarang dan yang akan datang.
Kebangkitan
Kristus selalu Merupakan kebenaran yang menggembirakan, menawan hati dan
menjadi motivasi bagi Gereja. Salah satu Doa yang paling sederhana dan kredo
Gereja mula-mula adalah “Maranatha”, yang artinya “Marilah datang, Yuhan Kami”
(1 Kor. 16:22).
Kenaikan Ke Surga
Pernyataan-pernyataan
tentang Kenaikan ke Surga: 1) Dalam PL, dua referensi menubuatkan kenaikan
Mesias ke Surga (Maz. 68:18, dikutip dalam Ef. 4:8 dan Maz. 110:1, dikutip
dalam Kis. 2:34). 2) Dalam kata-kata Kristus. Tuhan kita berbicara tentang
pulang ke Bapa-Nya (Yoh. 7:33; 14:12, 28; 16:5, 10, 28) dan secara khusus
tentang Kenaikan ke Surga (6:62; 20:17). 3) Dalam tulisan-tulisan PB (Mark.
16:19; Luk. 9:51; 24:51; Kis. 1:6-11; Ef. 4:10; 1 Tim. 3:16; Ibr. 4:14; 1 Ptr.
3:22).
PELAYANAN- PELAYANAN KRISTUS SESUDAH KENAIKAN
Pelayanan Telah Lewat
Sebelum
kematian-Nya, Tuhan Yesus menjanjikan kepada para murid-Nya bahwa mereka tidak
akan menjadi piatu, tetapi Dia akan mengirim seorang penolong yang lain (Yoh.
14:16-18, 26; 15:26; 16:7; Kis. 2:23, 32, 34).
Pelayanan Masa Kini
Selaku Kepala dari
Tubuh-Nya
Dengan
Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke Surga, Tuhan Yesus ditempatkan di tempat yang
terhormat di sebelah kanan Bapa untuk menjadi Kepala Gereja, tubuh-Nya (Ef.
1:20-23).
Selaku Imam Bagi
Umat-Nya
Selaku
seorang Imam yang setia, Tuhan kita yang naik ke Surga memberikan simpati,
menolong dalam kesusahan, dan memberikan Rahmat kepada Umat-Nya (Ibr. 2:18;
4:14-16).
Sebagai Seorang yang
Menyiapkan Tempat bagi Kita
Sesaat
sebelum kematian-Nya, Tuhan memberitahukan para murid bahwa sebentar lagi Ia
akan pergi menyediakan tempat untuk mereka. Dan sesudah itu Ia akan kembali
untuk membawa mereka kesana (Yoh. 14:1-3).
Pelayanan di Masa akan
Datang
1. Ia
akan membangkitkan orang-orang Mati (1 Tes. 4:13-18; Dan. 12:2; Why. 20:5).
2. Ia
akan memberi upah semua orang (Yoh. 5:22, 27; 1 Kor. 3:11-15; 4:5; 2 Kor. 5:10;
Why. 20:11-15).
3. Ia
akan memerintah Dunia ini : Pada waktu Yesus kembali, Ia akan memegang tampuk
suatu pemerintahan dan memerintah bangsa-bangsa dunia ini sebagai Penguasa yang
murah Hati (19:15). Kemudian, (dan hanya pada waktu itu), dunia akan mengalami
suatu masa kebenaran, keadilan, kesejahteraan sosial, kemakmuran, secara
ekonomi, dan pengetahuan Rohani. Ia akan menyatakan diri-Nya sebagai Raja atas
segala Raja dan Tuhan atas segala Tuan di arena yang sama di mana telah terjadi
pemberontakan manusia melawan Allah.
Kelemahan buku tersebut
BalasHapusIni bukan Kritisi Buku bro.
Hapusyang teologi dasar 2 juga dong haahah
BalasHapusSorry Belum Sempat.
Hapus