Makalah Kepemimpinan Kristen


MAKALAH
KEPEMIMPINAN KRISTEN



Di susun oleh : Rapi Antoni Sirait
DosenPengampu: Pst. David B. Hasibuan


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH JAKARTA TIMUR
TAHUN AJARAN 2017/2018 



DAFTAR ISI
BAB I                PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah 
B.     Rumusan Masalah         
C.     Tujuan Penulisan           
BAB II   KAJIAN TEORI
A.     Definisi Kepemimpinan Secara Umum dan Kepemimpinan Kristen           
B.     Tanggung Jawab Seorang Pemimpin
C.     Macam – macam Kepemimpinan           
D.     Implikasi Kepemimpinan  Kristen di GSA Bekasi Timur
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan       
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang Masalah
Dalam Amsal 11:14 (BIS), “Bangsa akan hancur jika tidak ada pimpinan, semakin banyak penasihat, semakin terjamin keselamatan”. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui latar belakang kepemimpinan tersebut. Berbicara mengenai Kepemimpinan berarti berbicara sebuah tim dalam kelompok kecil maupun besar, golongan-golongan tertentu, organisasi formal maupun informal dan juga mencakup skala yang lebih besar baik itu Nasional maupun Internasional. Dalam Kehidupan Gereja pun juga tidak terlepas dari yang namanya seorang Leader (Pemimpin), sebab Gereja juga termasuk salah satu organisasi dari sekian banyaknya kelompok organisasi. Jikalau ada Pemimpin pastilah  ia memiliki sekelompok anggota, kalau ada anggota pastilah seorang pemimpin  membentuk sebuah Tim.
Dalam Kehidupan organisasi  adakalanya suatu organisasi mengalami keberhasilan, stagnanisasi, maupun kegagalan. Pasang surutnya suatu organisasi ditentukan bagaimana organisasi itu ketika menghadapi suatu masalah, mengapa? Karena setiap organisasi pastilah akan menghadapi yang namanya hambatan-hambatan (masalah-masalah) internal maupun eksternal. Oleh karena itu perlunya mempelajari apa itu Kepemimpinan secara umum dan juga bagaimana Kepemimpinan Kristen (Rohani) dalam Tanggung Jawabnya menjadi seorang Pemimpin. Setelah mengetahui maksud-maksud kepemimpinan itu barulah dapat memngetahui bagaimana Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin tersebut dalam memimpin suatu organisasi.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa Kepemimpinan secara Umum itu?
2.      Bagaimana Kepemimpinan Kristen itu?
3.      Apa saja Gaya Kepemimpinan itu?
4.      Bagaimana Tanggung Jawab Seorang pemimpin itu?
5.      Bagaimana Implikasi Gaya Kepemimpinan Gembala

C.     Tujuan Penulisan
1.      Sebagai Persyaratan untuk memenuhi Mata Kuliah kepemimpinan Kristen
2.      Untuk mengetahui Bagaimana Kepemimpinan Secara Umum
3.      Untuk mengetahui Bagaimana Kepemimpinan Kristen itu
4.      Untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan
5.      Untuk mengetahui dan memahami Tanggung Jawab Sebagai Pemimpin
6.      Untuk mengetahui bagaimana Implikasi Gaya Kepemimpinan Gembala
















BAB II
KAJIAN TEORI
A.     Kepemimpinan Secara Umum
Bila di tinjau dari pandangan secara Umum mengenai Kepemimpinan banyak sekali pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenenai definisi dari Kepemimpinan. Berikut ini beberapa pandangan mengenai Kepemimpinan secara umum yaitu, sebagai berikut:
a.       Hughes (yang dikutip dari Thomas Kristo, 2012 :1)
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas suatu tim yang diorganisasikan kearah pencapaian tujuan.
b.       Ralph M. Stogdill (yang dikutip dari Thomas Kristo, 2012:1)
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas dari suatu kelompok yang terorganisir dalam setiap usahanya menuju tujuan yang ditetapkan dan prestasi.
c.       Corsby PB (yang dikutip dari Thomas Kristo, 2012:2)
Kepemimpinan adalah penyebab dari tindakan yang di gerakkan oleh orang (people driven action) secara sengaja dengan cara yang terencana dan cermat (planned fashion) yang bertujuan menyelesaikan agenda pemimpin.
d.      Thomas Kristo (2012)
Kepemimpinan adalah Kita diciptakan sebagai seorang pemimpin. Kita dilahirkan sebagai seorang Pemimpin , karena kita mempunyai tugas untuk memengaruhi.
e.       John Maxwell (yang dikutip dari Sonny Eli Zaluchu, 2004)
Kepemimpinan adalah pengaruh. Makin jauh anda pergi, makin banyak orang yang mengikuti anda.
Dengan demikian menurut penjelasan definisi di atas, tuntutan kemampuan seorang pemimpin sangat dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang lebih (unggul). Menurut Thomas Kristo untuk menjadi Pemimpin yang handal dalam  Inspirasi Pemimpin, ia mengutarakan adanya “4P” yang akan menjadikan pemimpin yang dapat memengaruhi lingkungan sekitar secara kreatif.
1.      Person. Adalah modal utama untuk menjadi pemimpin yang luar biasa. Setiap orang akan menyadari bahwa dirinya adalah pemimpin ketika diri orang tersebut terbuka dan menyadari akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Setiap dari kita yang mampu menemukan kelebihan dan kekurangannya, maka dialah yang dapat dikatakan sebagai good person, karena dari dalam diri sendiri itulah manusia mampu memperbesar atau memperkecil lingkaran positif mereka, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang yang ada di sekitarnya. Pemimpin yang baik adalah yang senantiasa memperbesar lingkaran positifnya serta mampu memengaruhi orang-orang di sekitarnya.
2.      Presh (Push) atau dorongan. Pemimpin yang baik juga mampu menerima dorongan dari lingkungan  di sekelilingnya. Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu menerima serta menghargai dorongan yang diberikannya.
3.      Process. Ketika kita memiliki kemampuan dan kekuatan pada diri kita sebagai leader, ditambah lagi dengan berbagai masukan yang kita terima baik lewat bacaan, seminar, maupun lewat pengalaman hidup baik dari diri sendiri maupun orang lain, maka secara otomatis keseluruhannya akan berlangsung dalam menjalankan roda kepemimpinan kita. Dan semuanya hanya seperti membalikan telapak tangan kita. Kita butuh waktu, ada harga yang harus dibayar guna mencapai kesemuanya itu. Inilah proses pembentukan jati diri seorang pemimpin yang baik.
4.      Product. Aplikasi yang mampu diberikan dari seorang good leader adalah hasil akhir dari jati diri sang pemimpin. Pemimpin yang baik mampu memberikan good atitude atau character mampu menjadi alat penilaian dari sebuah kepemimpinan. Pemimpin yang baik akan mampu menghasilkan  produk yang luar biasa. Produk itu adalah attitude.
Untuk mendukung menjadi Pemimpin yang handal, Pemimpin yang baik membutuhkan sebuah Tim, salah satu faktor pendukung itu ialah Kerja Sama. Helen Keler, yang menjadi inspirasi dunia, mengatakan, Alone we can do so a little, but together we can do so much. Ketika kita melakukan segala sesuatu bersama-sama, maka itu akan menghasilkan sesuatu yang besar.Peter F. Drucker dalam Classic Drucker mengatakan bahwa organisasi modern harus dikelola sebagai sebuah tim, bukan hanya main perintah tetapi mengilhami setiap anggotanya untuk mampu berkontribusi guna menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Pemimpin yang baik ialah mereka yang mampu menciptakan Team building yang excellent. Berikut tujuh faktor yang menentukan terciptanya sebuah tim yang excellent:
1.      Goal (adanya arah dan tujuan yang jelas). Goal atau tujuan dijadikan arahan yang menjadikan fokus arah yang menyelaraskan antara tindakan atau perilaku anggota tim dalam mencapai sebuah sasaran tertentu.
2.      Member (adanya anggota tim yang berbakat). Seleksi member sangatlah penting untuk melihat seberapa besar kontribusi dan kemampuannya sebagai anggota tim.
3.      Responsibility (tanggung jawab), adalah modal utama pada setiap orang yang akan menyokong satu bendera tim sehingga visi dan misi tim dapat tercapai dengan baik.
4.      Operating Procedures (tahapan-tahapan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab), karena sebuah tim pasti akan menemui masalah. Prosedur operasi yang tepat akan sangat menentukan bagaimana tim tersebut dapat mengatasi mengatasi dan keluar dari masalah yang ada serta bagaimana membangun dan memelihara kepercayaan (trust and confidence).
5.      Efective Communications (hubungan yang komunikatif antaranggota tim). Membangun hubungan baik, memelihara perbedaan, mengatasi komunikasi antaranggota tim.
6.      Reinforcement System (sistem penguat aktif), yang mampu membangkitkan kerjasama tim lewat pujian, penghargaan, umpan balik yang diberikan sesama anggota tim, serta menghargai pendapat orang lain.
7.      External Relations (hubungan eksternal yang konstruktif). Tim yang efektif harus membangun dengan pemain kunci dan dengan kelompok di luar tim. Mampu mengakui kelemahan diri sendiri dan kekuatan orang lain adalah kunci terkuat kesuksesan sebuah tim.
B.     Kepemimpinan Kristen
            Apakah kepemimpinan Kristen itu? Kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang domotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.
            Pemimpin Kristen sejati telah menemukan bahwa kepemimpinan dimulai dari handuk dan baskom dalam peran seorang pelayan. Dedikasi tanpa pamrih dimungkinkan karena orang Kristen tahu bahwa Allah mempunyai strategi besar dimana ia menjadi bagiannya. Keberanian diperbesar oleh kekuatan yang datang dari Roh yang berdiam di dalam hati kita. Ketegasan datang karena mengetahui bahwa tanggung jawab akhir tidak terletak pada dirinya. Kepandaian persuasif didasarkan pada kesetiaan kepada satu alasan yang melampaui segala alasan lainnya. Kerendahan hati berasal dari kesadaran bahwa Allahlah yang melakukan pekerjaan tersebut.
            Menurut J. Robert Clinton, Seorang pemimpin Kristen adalah seorang yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk memberi pengaruh kepada kelompok umat Allah tertentu untuk menjalankan kehendak Allah bagi kelompok tersebut.  James Kouzes dan Barry Posner menekankan, Kepemimpinan bukanlah milik pribadi dari beberapa orang yang memiliki kharisma . Kepemimpinan adalah proses yang digunakan oleh orang-orang biasa ketika mereka memberikan apa yang terbaik dari diri mereka dan dari orang lain. Kepemimpinan adalah kapasitas Anda menuntun orang lain ke tempat yang belum pernah mereka (dan anda) datangi.
Dari penjelasan di atas Kepemimpinan Secara Umum dan Kepemimpinan Kristiani memiliki beberapa kesamaan, dalam artian bahwa sama-sama sebagai Pemimpin yang menjadi Motor (penggerak) suatu Organisasi atau lembaga tertentu. Namun bila di tinjau dari sisi tanggung jawab akan sangat jelas berbeda sekali, Kepemimpinan yang secara umum hanya mengembangkan pengikut, bertanggung jawab kepada Manusia, karena fokus utama bukan Allah. Sedangkan Kepemimpinan Kristiani lebih dari pada itu, Kepemimpinannya mengembangkan pemimpin , fokus utama adalah Allah dan bertanggung jawab Kepada Allah.
C.     Tanggung Jawab Seorang Pemimpin
Salomo mengemukakan empat tanggung jawab yang harus dipikul seorang Pemimpin, dan keempat hal ini secara langsung membantu menjaga keharmonisan dan persatuan yang dibutuhkan untuk menjaga agar orang-orang tetap berada pada sasarannya dan menggugah mereka untuk melaksanakan tugas itu.Empat Tanggung jawab itu menurut Leroy Eims adalah sebagai berikut:
1.      Integritas. Salomo berkata, “Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi” (Amsal 10;21). Jika seorang pemimpin rajin memenuhi kebutuhan orang-orangnya, menolong mereka agar dapat belajar, menolong mereka dalam melaksanakan pekerjaan mereka, dan mengajarkan Firman Allah kepada mereka, maka dengan demikian ia sedang meletakkan dasar untuk membina keharmonisan dan kedamaian.
Orang-orang itu mengetahui bahwa mereka sedang diperkaya dalam arti yang sebenarnya. Paulus berbicara tentang menjadi “miskin, namun memperkaya banyak orang” (II Korintus 6:10). Orang-orang itu akan diperteguh dengan Firman itu pada waktu pemimpin mereka menggali kekayaan dari Firman yang diam dengan melimpah di dalam hatinya (Kolose 3:16). Ia dan orang-orangnya akan mengalami kepemimpinan yang benar sebagaimana yang dilukiskan oleh Meleakhi: Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik daripada kesalahan. Sebab bibir seorang Imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari mulutnya, sebab dialah utusan Tuhan semesta alam (2:6-7).
2.      Sikap Menahan Diri. Salomo berkata, “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah” (Amsal 15:1). Seorang pemimpin harus tetap bersikap dingin di tengah-tengah kekacauan dan perselisihan. Jika ia menanggapi kata-kata yang panas dengan cara yang sama panasnya maka ia hanya menyebarluaskan api perselisihan dan perpecahan. Jika ia menyerah kepada godaan untuk membenarkan dirinya sendiri, dan sebagai gantinya ia menyalahkan orang lain atau memaksa bahwa dirinyalah yang harus mengambil keputusan, ia telah kalah dalam pertempuran  untuk mendapatkan perdamaian.
Seorang yang menahan diri adalah seorang pendamai. Orang yang menahan diri sudah memenangkan dua macam pertempuran – menang atas dirinya sendiri dan menang atas orang-orang lain. Seorang pendamai menerapkan Roma 12:19: “Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku Akulah yang akan menuntut pembalasan, Firman Tuhan”. Lidah seorang pemimpin harus didisiplin dan diabdikan kepada Allah. “Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran” (Amsal 19:11).
3.      Suasana Hati yang Gembira. Salomo berkata, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17:22). Pemikiran yang dinyatakan dalam Ibrani 1:9 senantiasa membuat saya kagum “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu”. Walaupun Tuhan Yesus adalah Seorang yang mengalami banyak penderitaan dan sudah mengetahui dengan baik apa itu kesedihan, Ia lebih banyak memperlihatkan bahwa ia bersukacita jika dibandingkan dengan orang-orang di sekitar-Nya.
4.      Persahabatan. Salomo berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran ... Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara” (Amsal 17:17); 18:24). Seorang pemimpin yang baik ramah kepada mereka yang berada di dalam kelompoknya.
Seorang pemimpin yang menjaga jarak akan menimbulkan suasana dingin dalam kelompoknya. Seorang pemimpin yang bersedia untuk bersahabat akan menimbulkan kehangatan. Besar manfaatnya jika seorang pemimpin bersedia mengasihi orang yang kurang dikasihi, ramah kepada yang tidak ramah, menghibur yang sedang patah semangat, dan memuji mereka yang memberikan segalanya. Dengan berbuat demikian, ia akan membangun sebuah kelompok yang mempunyai semangat juang dan motivasi yang dapat digunakan oleh Roh Allah untuk memperluas Kerajaan Allah.
D.    Gaya Kepemimpinan
Karena gaya kepemimpinan mencakup bagaimana seseorang bertindak dalam konteks organisasi tersebut, maka yang paling mudah untuk membahas berbagai jenis gaya ialah dengan menggambarkan jenis organisasi atau situasi yang dihasilkan oleh atau cocok bagi satu gaya tertentu.Untuk melihat bagaimana para pemimpin memimpin orang-orang yang dipimpinya, berikut masing-masing gaya kepemimpinan menurut cara kerja pemimpinnya dalam organisasi.
1.      Birokratis. Ini adalah salah satu gaya yang ditandai dengan keterikatan yang terus-menerus kepada aturan-aturan organisasi. Gaya ini menganggap bahwa kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi bila setiap orang mematuhi peraturan. Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan prosedur-prosedur baku. Pemimpinya adalah seorang diplomat dan tahu bagaimana memakai sebagian besar peraturan untuk membuat orang-orang melaksanakan tugasnya. Kompromi merupakan suatu jalan hidup karena untuk membuat satu keputusan diterima oleh mayoritas, orang sering harus mengalah kepada yang lain.
2.      Permesif. Disini keinginannya adalah membuat setiap orang dalam kelompok tersebut puas, membuat orang-orang tetap senang adalah aturan mainnya. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka organisasi tersebut akan berfungsi dan dengan demikian pekerjaan akan bisa diselesaikan. Koordinasi sering dikorbankan dalam gaya ini.
3.      Laissez-fire. Ini sama sekali bukanlah kepemimpinan. Gaya ini membiarkan segala sesuatunya berjalan dengan sendirinya. Pemimpin hanya melaksanakan fungsi pemeliharaan saja. Misalnya, seorang pendeta mungkin hanya namanya saja ketua dari organisasi tersebut dan hanya menangani urusan khotbah, sementara yang lainnya mengerjakan segala pernik mengenai bagaimana organisasi tersebut harus beroperasi. Gaya ini kadang-kadang dipakai oleh pemimpin yang sering bepergian atau yang hanya bertugas sementara.
4.      Partisipatif. Gaya ini dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk memotivasi orang-orang adalah dengan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini diharapkan menciptakan rasa memiliki sasaran dan tujuan bersama. Disini masalahnya adalah lambatnya tindakan dalam masa-masa krisis.
5.      Otokratis. Gaya ini ditandai dengan ketergantungan kepada yang berwenang dan biasanya menganggap bahwa orang-orang tidak akan melakukan apa-apa, kecuali jika diperintahkan. Pemimpin menganggap dirinya sangat diperlukan. Keputusan dapat dibuat dengan cepat.
Walaupun ada banyak perbedaan yang sangat jelas dari berbagai gaya kepemimpinan, setiap dari gaya kepemimpinan itu pastilah memiliki nilai positif tersendiri sebab tergantung pada pandangan seorang pemimpin itu terhadap orang banyak dan apa yang memotivasi mereka.
E.     Implikasi Gaya Kepemimpinan Gembala
Menurut pengamatan penulis Gaya kepemimpinan yang di terapkan oleh Gembala Sidang di GSA Bekasi timur ialah Gaya kepemimpinan Central Komando. Lebih condong kepada Gaya Kepemimpinan Otokratis, beliau beberapa kali penulis perhatikan  melakukan perintah satu arah. Seperti halnya pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pastilah memiliki keunggulan dan kekurangan pula.
Disini penulis menemukan hambatan-hambatan yang menghambat laju pertumbuhan pelayanan gereja, beberapa hambatan dari sisi  internal:
1.      Struktur Kepengurusan Pemuda masih belum terbentuk.
2.      Visi Gembala harus Disampaikan Kepada Jemaat.
3.      Belum terwujudnya External Relations antar Gereja-gereja di wilayah sekitar.
Beberapa hambatan dari sisi Eksternal:
1.      Bahwa lingkungan Gereja termasuk lingkungan Marginal
2.      Menurut keterangan daerah Bekasi sebenarnya tidak terbuka untuk Gereja.
3.      Menurut keterangan Waktu sedang mengadakan ibadah pernah dianggap mengganggu ketenangan lingkungan, gembala pernah mendatangkan kodim dan Polres dalam penyelesaian masalahnya.
Hal-hal positif yang perlu dikembangkan dalam menunjang pelayanan di masa mendatang:
1.      Tindakan pendekatan secara Propetif terhadap lingkungan secara dinamis (sedang berlangsung sampai saat ini)
2.      Aksi-aksi sosial perlu untuk membangun external relationship terhadap gereja lain, sebab ini sangat penting sekali.
3.      Wilayah Gereja termasuk wilayah strategis, jemaat bisa datang dari mana saja apabila gereja di dekat jalan raya.
4.      Merekonstruksi kepengurusan pemuda kembali.


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan

Kepemimpinan adalah seperti seorang Kapten dalam sebuah kapal, Banyak Nahkoda      yang bisa mengemudikan kapalnya dengan situasi laut yang tenang, tetapi tidak semua Nahkoda mampu mengemudikan sebuah kapal di saat badai Besar datang, perlu di garis bawahi walaupun demikian Sang Nahkoda ahli dalam menerjang di saat badai datang, hanya Sang kaptenlah yang tahu kemana arah dan tujuan Kapalnya. Itulah gambaran tentang Leadership Yang Tangguh/Pemimpin yang Handal, karena karunia Kepemimpinan tidak semua orang memilikinya, dan tidak semua orang bisa Memimpin di saat situasi memang benar-benar terpuruk.
Jadi, dari penjelasan di atas, Karena fungsi dari kepemimpinan ialah memimpin, maka membuat orang-orang ikut sangatlah penting. Pemimpin ialah yang mampu melihat jauh tujuan kedepan sebelum yang lain melihat, sama seperti kapten kapal, seorang nahkoda kapal hanya bisa mengemudikan kapal tetapi hanya kapten lah yang tahu arah dan tujuan kapal berlabuh. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi seorang Pemimpin, dibutuhkan Otoritas penuh dalam menjalankan sebuah organisasi tersebut, alasannya karena tidak mungkin seorang Pemimpin meniup terompet dengan ragu-ragu.
B.     Saran
Ada banyak manfaat yang saya dapatkan Dengan mempelajari Mata Kuliah Kepemimpinan ini, saya sendiri sangat bersyukur sekali bahwa kesempatan  belajar dari Kepemimpinan Gembala yang ada di tempat pelayanan  secara langsung. Penulisan makalah ini akan menjadi bekal untuk pembelajaran bagi saya.



DAFTAR PUSTAKA
Kristo, Thomas, Ispirasi Pemimpin , (Jakarta: Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, 2012).
Engstorm, Ted W. & Edward R. Dayton, editor: Drs. Soemitro Onggosanjoyo, M. A, Seni Manajemen Bagi pemimpin Kristen, (Bandung: Yayasan Kalam hidup, 2007).
Gibbs, Eddie , Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang, (Jakarta: Gunung Mulia, 2010).

Eims, Leroy, 12 Ciri Kepemimpinan Yang Efektif , (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003).


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Etika Kristen

Quiz Alkitab Sekolah Minggu