Injil dan Budaya
1.
Ketegangan antara Injil dan
Budaya
#Paradigma = Cara pandang
*Doktrin (ajaran) = Dogma.
2.
Budaya
Budaya berasal dari kata Budi, artinya
akal, etika, sosialisme dan Daya, artinya kemampuan yang mencakup kreatifitas
(Tari, lagu, Rumah adat, pakaian dsbnya. Adat istiadat adalah aturan sejak dahulu kala (menghasilkan
falsafah hidup) sedangkan budaya adalah pikiran, akal budi. Jadi filosofi hidup
berasal dari pikiran, maka budayalah yang menghasilkan adat istiadat. Budaya
dan adat istiadat yang diciptakan oleh manusia semua berdosa secara
keseluruhan, maka budaya dan adat istiadat dalam ruang lingkupnya menghasilkan
dosa tanpa terkecuali. Tradisi budaya yang tidak memuliakan nama Tuhan.
Sebagai contoh jujuran (adat Nias) ,
dalam adat suku nias menikah itu harus ada 20 ekor babi, akibatnya pihak laki2
menanggung hutang sampai ke cucunya, Hutang – CU (Credit Union). Kalau tradisi
adar batak harus bayar sinamot (tuhor ni boru) misal sinamot Lulusan SMA: 10
juta, S1 : 20-50 juta, S3 : 200 juta. Akibatnya banyak orang batak zaman
sekarang menikah sudah agak matang usianya. Kemudian oleh karena itu banyaklah
yang pergi merantau, demikian halnya suku nias yang pergi keluar pulau
merantau. Dengan harapan menikah dengan suku2 lain.
Filosofi adat batak yang paling
terkenal itu adalah dalihan natolu: sangap marnatua-tua (menghormati orang tua),
elek marboru (berlaku baik pada anak perempuan), manat mardongan tubu
(hati-hati dalam menjalin hubungan terhadap saudara-sausaranya). Dalam tradisi
Yahudi budaya dan agama sudah bercampur. Pemahaman Yahudi salah mengenai hari
sabat. Tak boleh menolong orang sakit, walaupun sudah sekarat, tak boleh
membantu orang dll. Walaupun manusia berdosa dalam pikirannya, masih ada yang
positif seperti filosofi adat batak tadi dalihan natolu.
Mengapa budaya dan adat istiadat itu
semua kacau? Karena dalam budaya itu menghasilkan peyembahan, rata-rata budaya
itu menyembah Animisme (roh-roh) nenek moyang. Misalkan kalau mau kaya orang2
bertapa di jawa sana, kalau mau Kaya ke Gunung Kawi, Gunung Kelud, kalau mau
tipu2 ke Gunung sitoli..emang ada Gunung sitoli? Tapi kalau jln Gunung sitoli
ada... haaa haa...Dalam suku Batak allah nya ada banyak, macam2 ada ompung
namula jadi nabolon, ada, ompung tatea bulan, dan lain-lain.
Mengapa saya katakan setiap budaya itu
menghasilkan penyembahan? Bangsa Indonesia kita ini terkenal dengan mistik yang
luar biasa, apalagi ribuan suku dan budaya di dalamnya masih banyak yang
menganut paham yang mistik. Sebagai contoh:
·
Animisme
(percaya kepada roh-roh leluhur/nenek moyang)
·
Dinamisme
(percaya kepada benda-benda yang di kramatkan/ di sakralkan/pohon2 besar/ batu
besar, ke kuburan buat cari nomer togel.
·
Polytheisme
( menganut banyak kepercayaan). Contoh: Cina (Budha) dan India (Hindu), Yunani
menganut banyak dewa-dewa dan dewi-dewi yang mereka anggap Tuhan.
Mengapa setiap budaya dan suku2 mencari Tuhan? Karena
keterbatasan manusia.
Oleh karena budaya manusia, Injil dan Budaya bersitegang,
Apalagi dalam adat batak jenis penyembahannya sangat terlihat, sebagai contoh
pesta pernikahan adat batak jenis penyembahan terhadap pihak tulang (orang tua
perempuan) di anggap sangat skral sekali. Jenis pernikahan dalam adat batak
sebenarnya mengandung unsur berhala, pemberkatan pernikahan berasal dari tulang
(pihak perempuan), padahal sebenarnya pemberkatan berasal dari Tuhan. (Lihat
peristiwa Taman Eden dalam Kejadian).
Seluruh budaya manusia sebelum
mengenal Injil adalah tersesat, ujung-ujungnya adalah MAUT. Jadi, dalam konteks
Kristen tidak di permasalahkan masalah adat batak dan lain-lain boleh-boleh
saja, hanya saja untuk menghormati keluarga atau tidak perlu pesta adat kalau
mau Radikal(teguh/fanatik) terhadap Injil. Apakah bisa adat batak kalau kita
sudah mengenal Injil? Silahkan ...boleh saja untuk menghormati budaya adat
batak.
Ilustrasi :
Adat Batak: Gok khon dohot Jou-jou
(undangan pesta pernikahan). Dalam 1 minggu kalau lagi musim pesta orang batak
bisa cepat stroke, makan pesta terusss...pesta sana pesta sini apalagi awal
Desember sampai Januari, biasanya banyak yang menikah. Stroke lah makan daging
terusss..Jadi sebenarnya adat-adat itu adalah ajang kesombongan,siapa ORKA nya?
siapa yang cincin emasnya gede2, kalung emasnya besar2 panjang seperti rantai
kapal ferri. Sebenarnya ini menunjukkan suatu peringatan Akhir Zaman.
Apalagi orang/Suku Nias kalau sudah
selesai pesta pernikahan HUTANG Pasti banyak, habis pesta datang lahh tukang
kredit (CU) “kefe” (mana utang?) kata
si tukang kredit, lalu jawab si yang baru pesta jawabnya pasti “le kefe” (tak ada uang) ...haaa haaa...
Apalagi orang Batak kalau pesta
Gondang Pernikahan...Biasanya kalau Raja Parhata (Raja adat/Moderator/pembicara/penengah
antara pihak laki2 dan perempuan)...begini kalau sudah minta lagu:” amang pargoccii nami”? baen hamu majolo
gondang poco-poco i......haaa haaaa....(request/minta lagu poco-poco), sambil
kasih saweran sama tukang musik.
Sumber : Kelas Misiologi
Komentar
Posting Komentar