Tafsiran 1 Timotius
TAFSIRAN 1 TIMOTIUS
Pasal
1:1-2 AMANAT PRIBADI DAN SALAM
Ayat 1. Paulus menulis sebagai
rasul, sebagai orang yang sadar akan panggilan yang dilimpahkan Allah
kepadanya. Ia menulis sebagai pelayan Yesus, yang diakui sebagai Mesias atau
yang di urapi Tuhan. Karena itu dia menulis sebagai di bawah perintah, sebagai
Duta dari Raja Yesus. Bentuk Kristus Yesus adalah khusus dari surat ini (bnd.
1:12, 14, 15). Perintah ini yang dilimpahkan kepada Paulus adalah penyataan
karya Allah untuk menyelamatkan manusia, dan diarahkan untuk menolong manusia
mendapati pengharapan yang pasti tentang keselamatan dalam Kristus. Uraian
demikian sekaligus menunjukkan, bahwa surat ini bukanlah semata-mata surat
khusus dan pribadi.
Ayat 2. Surat ini dituliskan kepada
Timotius sebagai orang Kristen generasi kedua yang sejati, anak-anak sejati
dalam kepercayaan kepada Kristus, orang yang dapat Paulus harapkan untuk
melanjutkan pekerjaan dan kesaksian Injil. Isinya memuat perhatian atas
kegiatan Timotius sebagai pelayan dalam Gereja, rumah tangga atau Keluarga
Allah (lih. 3:14, 15). Cara spontan ayat ini dimana Kristus dihubungkan dengan
Allah sendiri, menyatakan pengakuan bermakna akan kedudukan-Nya dalam
ke_Allahan.
Pasal
1:3-20 PENUGASAN DAHULU DIULANGI
Ayat 3-11. Seruan untuk melawan
ajaran sesat.
Ayat
3. Paulus mengingatkan Timotius akan tugas istimewa yang dipercayakan
kepadanya, sewaktu dia mendesaknya untuk tinggal di Efesus. Dia hendak menegor
mereka yang cenderung berpaling ke ajaran palsu dan sia-sia, dan memanggil
kembali mereka kepada hidup Kristen yang Murni dan taat. Perlu di catat, betapa
cepatnya gereja-gereja itu di rongrong dari dalam oleh guru-guru palsu, dan
bagaimana Paulus mengamat-amati mereka. Kemudian ia mengambil tindakan
pencegahan yang hati-hati dan terus-menerus menentang pengaruh mereka yang
sangat berbahaya.
Ayat
4. Disini bahayanya adalah memberikan perhatian yang salah kepada dongeng
(mungkin berasal dari Yahudi) dan silsilah, yang mungkin adalah
tambahan-tambahan khayalan ked an tafsiran-tafsiran atas PL. mencoba memperoleh
penghiburan dalam garis keturunan manusiawi atau generasi penerus adalah tidak
meyakinkan dan tidak menyenangkan, artinya tiada putus-putusnya.
Mempermasalahkannya hanyalah menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan persoalan
belaka.
Ayat
5. Berlawanan dengan kegiatan-kegiatan yang salah dari beberapa orang, ajaran praktis
dari Injil menuntut jawaban yang nyata dalam ketulusan hati dan kemauan baik
yang aktip. Ini menimbulkan di dalam batin kegembiraan dari hati yang suci, dan
tekad memelihara hati nurani yang murni (Kis. 24:16), dan secara kelihatan
dalam pengamalan dari kasih terhadap Tuhan dan manusi. Kasih demikian adalah
sasaran yang tepat atau penyempurnaan dari iman yang menyelamatkan.
Ayat
6. Orang tertentu sebagai disinggung tadi bukan hanya gagal menuju dan mengejar
tujuan itu, tapi mereka sesat dalam omongan yang sia-sia, atau kepada
pembicaraan-pembicaraan yang kosong, kedalam kegiatan yang tidak berguna,
seyogianya diharapkan berfaedah.
Ayat
7. Mereka dikuasai oleh keinginan menjadi pengajar atau guru atas Taurat,
seperti rabi Yahudi.
Ayat
8-11. Agar uaraiannya yang menyindir mengenai calon-calon pengajar Taurat itu
jangan disalah mengerti, maka Paulus mengemukakan pengumuman yang menerangkan,
bahwa Taurat itu adalah baik, menunjang dan memperlengkapi Injil dengan
melarang segala sesuatu yang berlawanan dengan ajarannya. Kesalahannya terletak
pada guru-guru palsu, yang tidak mempergunakannya seperti maksud Tuhan, artinya
untuk menahan dan menghukum orang yang berbuat jahat. Disini penjahat
digambarkan sebagai tidak mempunyai norma-norma kesusilaan, tidak mempunyai
rasa hormat terhadap Allah, rasa hormat akan yang suci.
Ayat
9-10. Dengan terang Paulus disini mengikuti Dasa Titah dan blak-blakan menyebut
satu per satu pelanggaran-pelanggaran dalam bentuk yang sangat ekstrim. Ajaran
sehat itu adalah perkataan khusus dan istimewa dalam surat-surat penggembalaan.
Sebaliknya ajaran sesat merupakan penyakit kanker (2 Tim. 2:17); penyerahan
diri kepadanya adalah pertanda penyakit Rohani (1 Tim. 6:3, 4).
Ayat
11. Injil dari Allah yang maha bahagia. Genetip di sini adalah mengenai isi dan
bukan mengenai kwalitas. Kemuliaan Allah dinyatakan kepada manusia dalam Injil
yang memberitakan Kristus kepada manusia; “kemuliaan itu” sesungguhnya adalah
penunjukan kepada Kristus sendiri.
Ayat
12-17. PENGALAMAN PAULUS SENDIRI MENGENAI KESELAMATAN
Ayat
12. Paulus secara tidak langsung membakar semangat Timotius kepada pandangan
yang mulia tapi khudu mengenai panggilan serta mengenai penyerahan yang tak
putus-putusnya terhadap penyelenggaraannya. Hal ini dibuatnya dengan Pujian
yang khas, dan sepintas lalu terhadap Kristus dan Allah atas pengalamannya
sendiri mengenai anugerah ilahi yang menakjubkan, serta serta hunjukan Kristus
padanya untuk pelayanan Injil (lih. Ay. 11), untuk mana terlebih dahulu dia
berhutang atas keselamatannya sendiri.
Ayat
13. Ganas (Yun. Hybristes)
menggambarkan seorang pelaksana kekejaman, orang yang diserahkan untuk
kekerasan. Waktu Paulus memperlihatkan dirinya sebagai tidak mengenal belas
kasihan, seperti seorang yang sangat yakin bahwa dia mengetahui apa yang benar,
justru dia diperlakukan dengan belas kasihan seperti orang yang melakukannya
dengan dicegah mengerti kebenaran oleh ketidak percayaan yang aktip.
Ayat
14. Demikianlah berlimpahnya kasih karunia Tuhan diberikan kepada kita di dalam
Kristus Yesus, dan menggerakkan kita untuk menerapkan hidup Kristen dengan iman
dan kasih, bukan lagi seperti hidup penuh dosa, hidup dari ketidakpercayaan dan
permusuhan, seperti terwujud secara hebat dalam hidup Paulus sebelum bertobat.
Ayat
15. Jadi, melalui pengalaman pribadi yang mendalam, maka Paulus belajar dan
menunjukkan sebagai contoh sifat dan dapatnya dipercaya Injil itu, terhadap
mana dia telah ditetapkan untuk memohon kepada semua orang supaya mempercayai
Injil itu (sebagai perkataan benar) dan diterima (sebagai patut). Karena dia
masih tetap menganggap dirinya
sebagai orang yang paling berdosa. Dia mengetahui bahwa tujuan inkarnasi dari
Anak Allah sebagai Mesias Yesus adalah untuk menyelamatkan orang berdosa
seperti dia.
Ayat 16. Paulus juga mengetahui, bahwa tujuan Allah
memperlihatkan tokoh orang berdosa seperti dia memperoleh belas kasihan yang
sebenarnya dia tidak patut menerimanya, adalah untuk menjadikan hidupnya
contoh, pengungkapan akan betapa luasnya dan dalamnya kemurahan kristus yang
panjang sabar itu (yaitu terhadap lawan yang begitu dahsyat). Teladan demikian
kiranya mendorong orang lain pada masa mendatang menaruh kepercayaan mereka
pada Juruselamat yang sama itu, dan dengan demikian memasuki kesukaan hidup
yang kekal.
Ayat 17. Doksologi itu menarik karena sifat-sifat yang
diterangkan untuk Allah. Allah berkuasa selama-lamanya, kebal terhadap
kesirnaan, tidak dapat dilihat oleh mata manusia, satu-satunya Allah yang
benar. Dan apabila kata-kata demikian diucapkan dalam masyarakat banyak, maka semua
menyetujuinya dan mengatakan; Amin.
Ayat18. Nubuat menandakan Timotius sebagai dipilih Allah
untuk tugas pelayanan tertentu. Oleh nubuat itu hendaknya dia memperoleh
semangat baru atau kekuatan untuk memenangkan suatu perang Rohani bagi Tuhan.
Ayat 19. Justru dalam hal ini ada orang yang gagal, dan
dengan sengaja membuang kata hati nuraninya yang baik itu, yang sebetulnya
harus mereka pertahankan. Mereka gagal dalam hal iman Kristen dan menjadi sesat
dalam pengajaran mereka.
Ayat 20. Kesesatan mereka begitu parah, sehingga untuk
kepentingan mereka sendiri, mereka dijatuhi siasat Gereja.
Pasal 2:1-7. ANJURAN UNTUK MENDOAKAN ORANG
Ayat 1. Keempat istilah dalam bhs. Yun. Untuk doa mungkin
menunjukkan baik perkembangan maupun kelengkapan, yakni: (a) mengandung
permohonan seseorang dalam kebutuhan, (b) pemanjatan doa secara umum kepada
Allah, (c) kebenaran yang tak tahu ragu-ragu untuk datang kepada kehadapan
Allah memberitahukan permintaan dirinya, (d) disertai ucapan terimakasih untuk
keampunan yang dinikmati dan untuk pengabulan doa. Istilah syafaat tidak usah
mempunyai hubungan dengan yang lain, arti utama adalah pendekatan terhadap
atasan untuk menyampaikan permohonan. Doa demikian hendaknya terutama untuk
keselamatan semua orang.
Ayat 2. Tapi kewajiban tambahan, apabila orang kristen
hendaknya bebas hidup seperti semestinya di dunia ini, adalah untuk mendoakan
pemerintah dan semua pembesar, agar dengan pemerintahan mereka damai sejahtera
terpelihara. Kehormatan berarti dengan perasaan yang sungguh terhadap
kesungguhan hidup.
Ayat 3. Doa seperti ini pada dasarnya baik dan disukai
Allah, karena sejajar dengan kehendak-Nya untuk manusia.
Ayat 4. Sekali-kali tidak mengatakan, bahwa Allah telah
menentukan setiap orang akan diselamatkan, melainkan bahwa pada umumnya Dia
menghendaki semua orang akan menikmati keselamatan dengan jalan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran itu.
Ayat 5. Keuniversalan ini timbul dari keesaan Allah.
Sebagai Allah yang satu-satunya, Dia bertindak langsung dan dengan satu cara
juga terhadap semua orang. Manusia (Yun. Anthropos,
seorang makhluk, tanpa kata penunjuk). Kemanusiaan Kristus sendiri dan
penghunjukanNya sebagai pengantara yang satu-satunya antar Allah dan manusia,
menambahkan bukti-bukti bahwa keselamatan yang disediakan di dalam Dia adalah
untuk semua manusia tanpa kecuali.
Ayat 6. Kata tebusan (Yun. Antilytron), megandung nilai yang dibayarkan untuk penebusan. Kata
depan “anti” yang berarti “untuk” mengingatkan suatu pengganti; bnd. Mrk. 8:37;
10:45. (Yun.). Perhatikan, bahwa apa yang diberikan Kristus sebagai pengganti
atau tebusan adalah diri-Nya sendiri.
Ayat 7. Kata dalam iman dan kebenaran dalam ayat ini
mungkin menunjukkan ketulusan Paulus, atau mungkin sekali kata ini menunjukkan
pokok dari ajarannya; bnd. Ay. 4.
Pasal 2:8-15. BIMBINGAN MENGENAI BERDOA DAN MENGAJAR
DALAM JEMAAT
Ayat 8. Paulus memberikan bimbingan berwibawa yang harus
dipakai di segala tempat, yaitu, dimana-mana orang Kristen berkumpul untuk
beribadat. Menadahkan tangan adalah cara yang lazim dari sikap berdoa (Kel.
17:11; 12; 1 Raj. 8:22; Mzm. 28:2). Syarat-syarat berdoa, yang tepat adalah
tangan yang suci, yaitukemurnian pribadi dan kebebasan dari maksud jahat
terhadap orang lain.
Ayat 9. Wanita hendaknya memberikan kesaksian bisu dengan
berdandan secara pantas dan dengan kelakuannya, dan dengan hidup penuh
pekerjaan yang baik. Bnd. Ptr. 3:1-6. Dengan sopan (Yun. Aidos) memperlihatkan keengganan yang pantas atau perasaan malu,
yang menghindarkan kelakuan janggal. Sederhana (Yun. Sophrosyne) menggambarkan penahanan diri yang seimbang dan
bijaksana.
Ayat 11, 12. Dalam kebaktian umum wanita pantas diam dan
dengan khidmat – itu adalah sebagian dari martabatnya – dan bukannya mengambil
alih kuasa dan mengatur lelaki. Jadi Paulus tidak mengijinkan hal tersebut;
seandainya di izinkan, hal ini akan menimbulkan sesuatau yang buruk atas kedua
jenis kelamin dan akan memperkosa kaidah penciptaan.
Ayat 13, 14. Pemberian tekanan atas kehendak dan tujuan
Pencipta itu dengan terang memperlihatkan, bahwa Paulus bukan mendasarkan apa
yang uraian semata-mata pada posisi yang ditunjukkan kepada wanita pada masa
itu di tengah-tengah masyarakat. Seterusnya, kesedihan akibat jatuhnya manusia
ke dalam dosa memperkuat kebenaran umum itu, bahwa wanita lebih gampang
diperdaya dari pada pria; karena itu tidaklah wajar wanita merebut wewenang,
dalam menentukan baik asas maupun pelaksanaan persekutuan Kristen. (Perhatikan,
sebaliknya adalah hak istimewa wanita untuk mengajar anak-anak dan wanita-wanita
muda; Lih. 2 Tim. 1:5; 3:14, 15; Tit. 2:3, 4).
Ayat 15. Alkitab bhs. Indonesia menulis ‘perempuan’ yang
seharusnya adalah ‘mereka’ sehubungan dengan ‘wanita’ dalam ay 11-14 yang
dipakai dalam arti umum dan kolektip. Kalimat penyimpul menunjukkan apa yang
harus diperbuat setiap wanita secara aktip agar dapat mengalami berkat
keselamatan sehubungan dengan tuntutan harkat keibuannya. Bnd. 1:5;
perkataan-perkataan dalam iman dst menunjukkan jalan hidup dari ketaatan
kekristenan.
Pasal 3:1-16. SYARAT-SYARAT UNTUK PELAYANAN KRISTEN
Jabatan penilik jemaat Allah, yang berarti mengepalai
atau mengurus adalah tugas yang indah, yang harus betul-betul dilaksanakan.
Jabatan itu menghendaki seorang lelaki yang tak bercacat, suci, dapat menahan
diri, dan murah hati, yang dapat mengendalikan keluarganya dengan baik.
Janganlah yang baru bertobat, melainkan seorang yang tingkahlakunya sebagai Kristen selalu baik dan sudah diakui
orang. Dia tidak memberi kesempatan kepada Iblis untuk menuduh dan
memperdayakan dia, baik karena tuduhan-tuduhan mereka dari luar Gereja.
Pasal 3:1-7. JABATAN DARI PENILIK JEMAAT
Ayat 1. Perhatian utama Paulus disini adalah
menghangatkan perhatian yang wajar untuk tugas penilik (Yun. Episkope), dan pengakuan yang sejajar,
bahwa penjabatnya kiranya orang-orang yang tidak bercela. Penilik (Yun. Episkopos) dan penatua (Yun. Presbyteros) dalam zaman PB adalah
perkataan-perkataan yang sama-sama dipakai untuk pejabat yang sama (Lih. Tit.
1:5, 7 ;Kis. 20:17, 28). Istilah pertama mencakup jabatan dan tugas, yang
kedua, kehormatan dan kepangkatannya. Tiap-tiap jemaat lokal mempunyai beberapa
pejabat demikian.
Ayat 2. Kawin hanya satu kali adalah rupanya arti yang
lebih tepat dari pada suami dari satu isteri, artinya tidak melakukan poligami.
Bnd. 5:9. Pasti itu berarti seseorang yang tidak tersangkut dalam
hubungan-hubungan seksual pada masa lampau yang bertentangan dengan iman.
Banyak orang yang bertobat tersangkut dalam hubungan seksual.
Ayat 3. Bukan pemarah melainkan peramah;
perkataan-perkataan dalam bhs. Yun berarti ‘sabar’ atau ‘cermat’, dan ‘tidak
suka bertengkar’.
Ayat 4, 5. Kemampuan mengawasi orang-orang lain tidak
akan diperdapat di dalam penilikan Gereja, apabila penilik itu tidak mampu
mengendalikan anak-anaknya sendiri.
Ayat 6. Sombong ; partisip Yun disini berarti dilingkupi
oleh awan, kebingungan akibat kesombongan karena pengangkatan
sekonyong-sekonyong memangku jabatan. Karena hukuman iblis disini mungkin
menunjukkan pada pengadilan atas iblis karena kecongkakan-nya. Tapi sebab
perkatan ‘diablos’ dalam bhs Yun
dalam surat-surat penggembalaan ini pernah berarti ‘pemfitnah’ dan ‘penuduh’
(Lih. Ay 11), ada orang akan menafsirkan kata ‘diabolos’ dalam aya 6 dan 7 juga
demikian. Maka ungkapan dalam ay 6 akan berarti ‘hukuman’ yang dikenakan
terhadapnya oleh penuduh biasa; dan ay 6 dan 7 bersama-sama akan memperkuat
pada akhirnya syarat pertama untuk
penilik jemaat seperti disebutkan dalam ay 2, yaitu ‘tidak dapat disalahkan’,
mempunyai nama baik, dan tidak mempan untuk serangan yang terang dan gampang
dari ‘pemfitnah’.
Pasal 3:8-13. JABATAN DIAKEN (SAMAS)
Ayat 8. Samas (diaken). Kata Yun mempunyai arti yang sangat
umum,’pelayan-pelayan’. Tapi dalam persekutuan Kristen kata itu menjadi istilah
khusus untuk golongan pembantu-pembantu dibawah penilik jemaat atau penatua.
Bnd. Flp. 1:1. Syarat-syarat yang ditekankan dalam semua bagian ini adalah
moral, dan seharusnya menjadi milik dari semua orang Kristen yang baik. Jadi
syarat-syarat yang dikehendaki untuk diaken dan penilik adalah sama. Tapi
apabila diaken mengadakan mengadakan perkunjungan dari rumah kerumah dan
mengawasi keuangan Gereja, maka ada kesesuaian istimewa dengan sifat-sifat yang
ditekankan dalam ay 8. Bercabang lidah
berarti mengatakan hal-hal yang berlainan kepada orang-orang yang berlainan
untuk mendapatkan kecocokan; atau perkataan Yun dilogos bisa juga berarti ‘ketagihan’ mengulangi’ misalnya pengadu.
Serakah; kata Yun-nya berarti
cenderung mengejar keuntungan dengan jalan jahat dan memalukan. Bnd. Tit.
1:7,11.
Ayat 9. Rahasia adalah
sesuatu yang tersembunyi bagi orang umumnya, tapi terang-terangan diungkapkan
kepada yang diistimewakan, dalam hal ini kepada mereka yang beriman (bnd. Ay
16). Iman dan pengertian demikian dapat dipelihara dengan sehat hanya dengan
ketaatan yang aktif dan teliti; bnd. 1:5, 19; 2:15.
Ayat 10. Tidak ada orang yang diperkenankan menjadi
diaken sebelum dapat membuktikan secara terang bahwa mereka layak di mata semua orang.
Ayat 11. Perkataan Yun disini, yang diterjemahkan dengan isteri-isteri mempunyai arti ganda. a.
Bisa berarti ‘isteri-isteri’ diaken. b. Disini mungkin berarti karyawati atau
diaken-diaken wanita (bnd. Rm. 16:1).
Keempat syarat yang di tuntut dalam ay 8. Dalam penyalahgunaan lidah, wanita
cenderung menjadi pemfitnah (Yun diaboloi).
Ayat 13. Kedudukan
yang baik telah ditafsirkan sebagai anak tangga pertama dalam kenaikan
pangkat, tapi tafsiran ini tidaklah cocok dalam konteksnya. Ada yang
menghubungakan ‘kedudukan yang baikdan dapat bersaksi dengan leluasa’ itu
menunjuk kepada Tuhan istimewa dengan hari penghakiman dan pembalasan; bnd.
6:19; 1 Yoh. 2:28; 3:21; 4:17. Tapi rupanya lebih cocok menafsirkan
perkataan-perkataan itu berkaitan dengan manusia, sebab tekanan utama dari semua
bagian ini adalah betapa perlunya reputasi yang layak yang harus dicapai dan
harus dipertahankan di mata orang, oleh semua yang bakal memegang jabatan di
dalam Gereja. Hal ini akan menambah keyakinan atau ‘keleluasaan’ dalam
memberitakan Injil itu.
Pasal 3:14-16. TUJUAN DARI AMANAT-AMANAT INI
Ayat 15. Bagaimana orang harus Paulus prihatin membimbing
kelakuan dari semua anggota Gereja, bukan hanya Timotius saja, dan pembimbingan
tsb adalah karena hakekat dari persekutuan, dimana mereka terhisab. Hubungannya
adalah dengan setiap jemaat lokal; tidak ada hunjukan tertentu mengenai
satu-satu jemaat. Setiap jemaat demikian adalah keluarga asli dan gereja dari
Allah., bukan didiami oleh suatu ilah yang tidak bernyawa, seperi dalam kuil
kafir. Tiap jemaat menikmati kehadiran yang nyata dari Allah yang hidup. Juga
eksistensinya sebagai badan dan pertemuan-pertemuan umum yang teratur, merupakan
kesaksian yang nyata atau tiang penopang, dan suatu bantuan menetap atau dasar
untuk kebenaran dalam daerah itu.
Ayat 16. Kepercayaan, umum orang Kristen mengenai ‘rahasia’
itu, menunjukkan keagungannya (bhs. Yun mengatakan : itu diakui agung, artinya agung oleh pengakuan
bersama). Kutipan yang mengikuti ayat ini dengan pengakuan demikian, yang dalam
bhs Yun sekonyong-konyong dimulai dengan kata ganti penghubung bersifat
laki-laki, hal mana dengan terang menunjuk kepada Kristus; sebab ‘rahasia’ itu
adalah suatu Oknum (bnd. Kol. 1:27). Uraian-uraian yang berirama dan sejajar
itu menandai kutipan dari nyanyian puji-pujian mengenai kepercayaan.
Pra-eksistensi Kristus telah tersirat dan inkarnasi-Nya telah dinyatakan di
dalamnya. Identitas Tuhan itu telah dibenarkan
dengan apa yang terjadi dalam kawasan Roh-Nya
(bnd. Rm. 1:4). Penyataan Allah ini dalam sejarah membuka mujizat-mujizat
yang baru bahkan bagi malaikat-malaikat (bnd. Ef. 3:10; 1 Ptr. 1:12), dan
penyataan ini mempersembahkan Injil untuk diberikan kepada semua bangsa.
Karenanya sebagai upah-Nya adalah suatu perkumpulan dari orang-orang percaya
yang dikumpulkan dari bumi dan pengangkatan-Nya sendiri ke dalam kawasan
kemuliaan Allah di sorga.
Pasal 4:1-5. PERINGATAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH MENGENAI
AJARAN SESAT
Ayat 1. Roh dengan
tegas mengatakan: barangkali dengan perantaraan nabi-nabi atau: mungkin
dengan perantaraan Paulus sendiri (bnd. Kis 20:23; 21:11; lih. Juga Mat.
24:11). Di waktu-waktu kemudian; bh Yun berarti ‘diwaktu-waktu kemudian
kemudian sesudah ini ditulis’, bukan arti ‘pada hari-hari terakhir’ seperti
dalam 2 Tim. 3:1. Murtad, bnd. 1:19;
Yud. 3. Ajaran bukan mengenai
setan-setan, melainkan Roh dan rahasia keilahian mengakibatkan timbulnya
roh-roh penyesat tersebut.
Ayat 2. Pendusta-pendusta
yang hati-nuraninya memakai cap mereka. Orang-orang yang tidak mempunyai
perasaan moral, atau orang-orang yang memakai cap besi pijar yang menandakan,
bahwa mereka adalah kepunyaan iblis.
Ayat 3-5. Keterangan dari ayat-ayat ini adalah berarti
apabila dipelajari berhubungan dengan pandangan-pandangan Gnostik dan dualisme,
bahwa materi adalah jahat dan bukan
diciptakan oleh Allah. tapi karena Allah menciptakan semuanya untuk digunakan
oleh manusia, maka penggunaannya dengan baik bergantung kepada iman,
pengetahuan yang sempurna tentang kebenaran dan jiwa yang betul-betul
bersyukur.
Ayat 5. Firman
Allah adalah perkataan yang lazim untuk ucapan ilahi yang dinyatakan,
teristimewa seperti yang terdapat dalam Alkitab.
Pasal 4:6-16. PENGAJARAN DAN PERILAKU TIMOTIUS PRIBADI
Ayat 6. Adalah kewajiban Timotius memaparkan
kebenaran-kebenaran ini (Lih. Ay 4, 5) di hadapan orang Kristen untuk
meletakkannya sebagai dasar tingkah laku yang tepat (Yun hypotithemenos).
Dia hanya dapat melakukannya, apabila dia terus-menerus memperlengkapi dirinya
sendiri dengan kebenaran-kebenaran Injil itu, untuk mana dia dipercayakan
melaksanakannya. Ini justru membuktikan dirinya sebagai pelayan Kristus Yesus yang baik.
Ayat 7. Gagasan dari kedua bagian ayat ini adalah
berlawanan. Seseorang hanya dapat menyerahkan diri kepada yang baik tanpa
melibatkan diri dengan perbuatan jahat. Pelayan Kristus harus menjaga
dirinya trampil secara rohani dengan
santapan rohani. Yang layak (ay 6) dan latihan (ay 7). Daripada berbuat salah
menahan diri karena asketisme (ay 3), baiklah menyibukkan diri dengan latihan
Kristen yang layak giat (bnd. 1 Kor 9:25-27).
Ayat 8. Latihan jasmani, bagaimanapun hebatnya, tapi
apabila tujuannya di dalam dirinya sendiri, hanya mempunyai arti terbatas. Dalam
latihannya pelayan kristen itu hendaknya beribadah atau persembahan hidupnya
untuk ibadah layak kepada Allah sebagai tujuan utama. Tidak mempunyai batas,
dengan kata lain mencakupi keseluruhan; hal ini lebih berkaitan dengan hidup
rohani yang benar, dari pada eksistensi badaniah (Yun zoe, bukan bios seperti
dalam 2 Tim 2:4). Memperkembangkan keadaan pada masa datang, sama halnya dengan
masa kini.
Ayat 9. Ajaran demikian patut dipercayai dan diterima,
artinya diterapkan oleh semua orang Kristen.
Ayat 10. Ajaran itulah yang menunjukkan tujuan yang
diidam-idamkan oleh Paulus sendiri (perhatikan pemakaian kata kita) dalam
memghadapi upaya jasmani dan ketabahan yang dituntut oleh kerjanya sebagai
rasul. Juga pengharapan atas faedah itu adalah sudah beres dan bersinambungan
(Yun perfect tense) karena itu didasarkan bukan pada upaya manapun yang
seakan-akan usaha jasmani sanggup menghasilkan keuntungan tersebut, tetapi pada
Allah dalam sifatNya yang dinyatakan sebagai Allah yang hidup (Yun zon) dan
sebagai juruselamat.
Ayat 11. Penerapan wajar hidup kristen ini, harus
Timotius perintahkan dan jelaskan, untuk membimbing pendengarnya ikut serta
dengan penuh pengertian.
Ayat 12. Usianya yang relatip muda dan ketidak
beraniannya yang adalah biasa tidak boleh menjadi alasan bagi orang lain
memandangnya rendah (bnd 1 Kor 16:10, 11). Bahkan seharusnya dia menampakan
diri dihadapan semua orang sebagai teladan untuk diteladani (Fil 3:17; 2 Tes
3:9), bukan hanya dalam pengajaran tetapi juga dalam kelakuannya dan dalam asas
kasih, kesetiaan dan ketuhanan.
Ayat 13. Juga sebagai yang terpanggil untuk pelayanan
umum dalam jemaat, dia harus terus-menerus memberika perhatian atas ketiga
tanggung jawab utamanya: membacakan Alkitab kepada umum, memberi semangat dan
nasehat berupa khotbah berdasarkan pembacaan itu, dan mengajarkan kateksisasi
(bnd Luk 4:16-21; Kis 13:15; 15:21; 17:2, 3).
Ayat 14. Juga dia tidak boleh melupakan dan membiarkan
tidak digunakan karunia istimewa yang dimilikinya untuk pelayanan demikian.
Pelayanan Allah memerlukan kerja sama manusia untuk pelaksanaan sepenuhnya (bnd
Fip 2:12, 13; 2 Tim 1:6).
Ayat 15. Pelayan itu harus terus menerus memberikan
seluruh jiwanya dan dirinya untuk hal-hal ini. Jadi dia bukan hanya
menghasilkan kemajuan,
Ayat 16. Melainkan kemajuan itu haruslah berkembang dalam
sifat pribadi dan dalam kesempurnaan dan kwalitas ajaran-nya.
5:1-6:2 GOLONGAN- GOLONGAN TERTENTU DALAM GEREJA.
5:1, 2 petunjuk-petunjuk umum
Pelayanan seperti yang dikerjakan Timotius berkaitan
dengan manusia dan memperhadapkannya dengan kebenaran; dan kewajiban ini harus
dipenuhi; tetapi menjalankannya haruslah dengan cermat dan dalam kasih yang
benar dan penahanan dari yang sungguh-sungguh.
Ayat 1. Adalah tidak layak bagi seorang pelayan muda
seperti timotius menegor orang yang lebih tua dari dia. Perkataan orang yang
tua disini menunjuk hanya mengenai umur, bukan mengenai jabatan, yaitu orang
yang lebih tua dalam usia.
Ayat 2. Kwalifikasi dengan penuh kemurnian menghunjuk
teristimewa pada pelayanan Timotius terhadap wanita-wanita mida. Adalah bagian
dari tanggung jawabnya untuk menasehati mereka, tapi dia harus waspada atas
setiap perkembangan, atau atas sedikit pengaruhpun mengenai perhatian akan
keintiman yang tidak layak. Dalam Tit 2:3-5 pendidikan wanita muda khusus
dipercayakan kepada wanita kristen yang lebih tua.
5:3-16 Petunjuk-petunjuk menegenai janda-janda
Dalam memilih janda-janda demi penghormatan dan perawatan
yang layak, mereka harus dibedakan sehingga yang terpilih adalah yang
betul-betul melarat dan layak ditolong sedapat mungkin para janda hendaknya
diurus oleh anak atau keluarganya sendiri, ini jelas adalah kewajiban, kristen
dan Gereja tidak perlu dibebani karenanya. Hanya janda yang berumur 60 tahun ke
atas yang dapat didaftarkan untuk pelayanan dan menerima sandang pangan, yang
menikah hanya satu kali dan tidak bermaksud menikah lagi, dan yang dalam
penilayan umum sebagai orang yang aktif dalam perkerjaan-perkerjaan yang baik.
Janda muda tidaklah cocok untuk penumpangan demikian. Mereka mungkin tergoda
untuk menikah lagi atau kecanduan berkeluyuran dari rumah kerumah dan
menggunakan kesempatan itu menimbulkan omongan yang tidak berguna tapi
berbahaya. Adalah lebih baik apabila mereka menikah lagi dan mengemban tanggung
jawab mempunyai anak dan memelihara rumah tangga. Dengan demikian mereka
diharapkan mampu menolong janda-janda, yang seyogianya adalah tanggung jawab
gereja.
Ayat 3. Hormatilah. Dapat dikatakan, kata ini mencakupi
bantuan materi seperlu nya ; lih ayat 17 dan Mat 15:5, 6. Seorang janda yang
benar-benar janda (ay 5) yang memerlukian bantuan demikian adalah tanpa
perlengkapan atau sanak saudara untuk menolongnya; dia telah ditinggalkan
sebatang kara.
Ayat 4. Setiap janda yang mempunyai sanak saudara
hendaknya dibantu oleh sanak saudaranya itu. Ini berarti bahwa mereka, sebagai
kewajiban utamanya, harus belajar (menjadikannya sebagai kewajiban yang biasa)
memperlihatkan cinta kasih terhadap anggota-anggota keluarga mereka sendiri dan
sebagai pantulan dari budi dan kasih orangtua dan nenek mereka. Kelakuan
demikian berkenaan bukan hanya pada yang disantuni, tapi juga berkenaan kepada
Allah.
Ayat 5. Seorang yang sungguh-sungguh janda, yakni yang
tertinggal sebatang kara, mengukuhkan dirinya layak dibantu, selaku orang yang
memperoleh kebiasaan menengadah dengan penuh pengharapan kepada Allah, bukan
kepada orang-orang, dan mempersembahkan dirinya dalam doa dan ketekunan siang
malam.
Ayat 6. Sebaliknya, wanita yang menyia-nyiakan hidupnya
dang menghambur-haburkan penghasilannya janganlah dihitung sebagai janda,
karena biarpun diamasih hidup, toh dia sudah mati dihadapan Allah.
Ayat 7. Perlunya mengadakan perbedaan-perbedaan ini dan
mempertahankan patokan yang wajar, haruslah tegas digariskan oleh Timotiusdengan
maksud bukan untuk mengesampingkan beberapa janda dari santunan itu, melainkan
untuk menjamin bahwa semua akan menjalani hidup yang tidak tercela.
Ayat 8. Setiap orang kristen wajib memperhatikan
kebutuhan sanak saudaranya, teristimewa anggota keluargannya sendiri. Apabila
dia tidak berbuat demikian itu berarti dia mengingkari imannya yang telah
diikarkannya. Bahkan pengingkaran ini akan membuatnya lebih buruk daripada
seorang yang bukan Kristen yang mengenal tugasnya dalamhal-hal demikian.
Ayat 9, 10. Ada sementarapenafsir melihat disini
hunjukan-hunjukan Alkitabiah tertua pada suatu pengolongan janda yang dalam
tulisan-tulisan Kristen terdahulu sering disebut. Rupanya mereka ini adalah
penatua-penatua wanita (lih 3:11), yang tidak mungkin semuanya berumur 60 tahun
lebih. Tanggung jawab utama mereka adalah mengasuh anak-anak, teristimewa
anak-anak yatim piatu dan wanita-wanita yang agak muda; tanggung jawab ini
mencakupi perkunjungan dari rumah kerumah. Syarat-syarat pendaftaran untuk
mengmban tugas demikian adalah teliti. Syarat-syarat itu jelas mengenai
pelayanan dan bukan melalui penyantunan kecuali penunjukan itu yang lain
janda-janda yang khusus disaring dan yang berkebutuhan yang dijamin oleh jemaat
setempat akan memperoleh santunan tetapi seumur hidupnya. Paulus memberikan dua
alasan untuk jangan mendaftarkan janda muda.
Ayat 11, 12. Adalah tidak bijak sana “memaksakan” mereka
mengingat perjanjian untuk tidak menikah lagi, sebab apabila dikemudian hari
mereka ingin menikah lagi, maka keinginan demikian walaupun wajar akan
merupakan pemberontakan terhadap kuk karistus, dan akan menempatkan mereka pada
penghukuman diri sendiri, karna mereka telah “memungkiri kesetiaan mereka
semula”. Kalau mereka tidak mengikat perjanjian, maka mereka tidak bersalah
apabila mereka menikah lagi.
Ayat 13. Kedua, ikatan perjanjian akan memberikan
kesempatan yang tidak diinginkan kepada mereka yakni menjadi tukang obrol dan
bukan mejadi perkerja-pekerja yang aktif. Pemikirannya ialah, bahwa wanita-wanita muda yang masih aktif,
yang dulunya adalah istri-istri yang mengurus rumah tangga, apabila kepada
mereka diberikan dengan sekoyong-koyong sandang-pandang, dan pelayanan yang
boleh jadi kebanyakannya berupa perkunjunagan dari rumah kerumah dengan
kata-kata nasehat, mungkin akan jatuh kedalam pencobaan menjadi malas dan
tungang obrol yang melakukan kejahatan karena menghianati hal-hal yang
dipercayakan kepada mereka.
Ayat 14. Karena itu untuk menghindarkan bahaya yang
memberikan alasan kepada lawan memburuk-burukan orang kristen, adalah lebih
baik apabila janda-janda muda menikah lagi dan sibuk sepenuhnya dengan tanggung
jawab keluarga,. Ada pendapat mengatakan bahwa pengalaman hidup berkeluarga
memperkembangkan kecakapan wanita untuk beberapa tugas tetapi menguranginya
dalam tugas lain. Seterusnya tersirat ajaran bahwa pengalaman hidup berkeluarga
memperkembangkan kecakapan wanita untuk beberapa tugas tapi menguraikannya
dalam tugas lain. Seterusnya tersirat dalamnya, bahwa wanita yang dibiayai oleh
Gereja mengerjakan suatu perkerjaan sebagai samas, hendaknyalahranda tua jangan
janda, atau kalau tidak , setiap janda yang sehat dibawah 60 tahun,
seharusnyalah mencari perkerjaan (apabila bukan seorang suami), lebih baik
jangan diberikan-sandang pangan sepenuhnya biarpun sebagai perkerja gereja.
Ayat 15. Paulus berseru menunjuk pada kesaksian
pengalaman untuk membenarkan pertimbangannya. Sesat dari jalan Kristus (ay 11)
untuk mengikut Iblis sudah pernah terjadi dalam beberapa perkara penyisipan
kata “telah” (Yun ede) mengingatkan, bahwa hal demikian baru terjadi beberapa
lama berselang, setelah pengangkatan janda-janda muda diadakan.
5:17-25 Perlakuan layak, ketaatan dan pengangkatan
penatua-penatua
Timotius telah dibebani tanggung jawab khusus sehubungan
dengan penatua-penatua, yang menjadi pemimpin-pemimpin dari jemaat-jemaat
setempat. Untuk hunjukan-hunjukan yang lain yang berkaitan dengan
jabatan-jabatan demikian lih Kis 14:23; 15:6; 20:17, 28; Tit 1:5. Beberapa dari
mereka juga aktip dalam pemberitaan Injil dan pengajaran. Timotius khusus
dibebani dengan sangat (ay 21) menghindari prasangka yang salah dan pemihakan
yang tidak pantas terhadap pribadi-pribadi tertentu. Pertama dia harus
mengawasi, agar pelayanan penatua-penatua dihargai dan dan agar diberi upah
berkelimpahan (ay 17). Pengangkatan pengangkatan penatua-penatua adalah suatu
kesalahan, apabila orang diterima atau ditolak dengan tergesa-gesa.
Ayat 17. Penatua-penatua. Bertentangan ayat 1, hunjukan
disini adalah terhadap mereka yang diangkat menjadi pemimpin atas jemaat
setempat. Ayat seterusnya kehormatan yang harus diberikan kepada mereka
mencakupi juga bantuanmater(bnd ay 3); juga seharusnyalah dua kali lipat atau
berkelipahan.
Ayat 18. Paulus mengutip Up 25:4 bukan untuk menguatkan
huruf dari hukum Taurat itu, melainkan mengukuhkan perinsip. Moral yang
digambarkannya.
Ayat 19. Bad Ul 19-15.
Ayat 20. Mereka dan semua orang dalam ay ini mungkin
kedua-duanya menghujuk hanya pada penatua saja berupa yang kedua yaitu semua
orang dan ada pendapat yang pertama yan anggota gereja pada umumnya.
Ayat 22. Menumpangkan tangan. Untuk pelaksanaan ini, bnd
4:14 ; 2 Tim 1:6. Artinya adalah janganlah menabiskan seseorang dengan
terburu-buru; suatu amanat sehubungan dengan peringatan terdahulu atas pandang
bulu. Timotius hanyaa dapat melayani Allah dan jemaat-jemaat dengan baik, apa
bila dia menjaga dirinya murni, dan menolak menerima seseorang yang tidak layak
ikut serta dalam kepemimpinan.
Ayat 23. Dalam kalimat sisifan pribadi tanda yang menarik
bagi keaslian Timotius Paulus menunjukan, bahwa nasehat ini adalah untuk
menjaga diri Timotius murni, bukan mencegahnya, demi kesehatian, untuk berhenti
sebagai pemantang alkohol (perhatikan janganlah lagi) dan tambahan anggur
sedikit, sedikit anggurb lawannya 3:3. Perhatikan hunjukan kesehatan Timotius
adalah kurang.
Ayat 22, 25. Menyolok, artinya “nyata terang” segera
nyata. Mendahului, ada orang yang dikejar kemudian oleh akibat-akibat dari dosa
mereka, yang akan menimpa mereka pada waktunya.
6:1 , 2. Kewajiban budak-budaak kristen Ayat-ayat ini
memberikan kepada Timotius lebih banyak ajaran untuk disampaikan mengenai
penghormatan yang layak (bnd 5:3, 17) yang harus diberikan, dalam hal ini oleh
budak-budak terhadap tuan-tuannya.
Ayat 1. Nama dan Injil Allah hanya akan di hujat seperti
rupanya mengulinggkan ketertiban sosial yang sedang berlaku, apabila orang
Kristen yang kebetulan budak-budak, gagal menjadi budak yang baik. Segala
penghormatan berarti penghormatan penuh, penghormatan dalam segala bentuk dan
cara, di mana itu adalah wajar.
Ayat 2. Juga apabila tuannya kebetulan saudara-saudara
seiman, mereka patut menghormatinya sebagai tuannya secara manusia. malahan
mereka harusmelayani tuan-tuan itu lebih baik, justru karena mereka yang
memperoleh hasil dari pelayanan yang lebih baik itu adalah Kristen juga.
6:3-10. PERINGATAN-PERINGATAN SELANJUTNYA.
Daya tarik duniawi dari ajaran manusia mudah sekali
menyesatkan orang. Justru ajaran itu dinyatakan salah, sebagai ajaran lain ay
3. Atau heterodox (menyimpang dari kepercayaan resmi), karena mereka yang
mengajarkannya jelas telah meninggalkan kesetiaan rohani yang asasi, sikap dan
tingkah laku mereka memalukan. Ajaran mereka juga menimbulkan ketegangan sosial
yang hebat karena ajaran itu membantu hanya untuk menjungkirbalikan
pertimbangan moral seseorang, merampok mereka dari kebenaran, dan menggoda
mereka dengan suatu paham, bahwa tujuan dari mengadakan kesalahan adalah
keuntungan materi (ay 4, 5). Bukannya tidak ada keuntungan besar dalam
kesalehan yang sungguh, tetapi hanya apabila seseorang bebas dari ketamakan (ay
6). Karena kita tidak dapat mnimbun kemewahan dan membawanya apa bila kita
meninggalkan dunia ini, maka baiklah kita bersenang-senang saja selama kita
mempunyai makanan dan pakaian (ay 7, 8). Sebab mereka yang menumpahkan keinginannya
atas peroleh dari kekayaan akan terpikat, terjerat, tergoda dan ditungganginya
(ay 9). Cinta demikian pada uang adalah akar, yang, apabila bila dibiarkan
bertumabuh, hanya mengakibatkan segala jenis kejahatan (ay 10). Mereka yang
membiarkan dirinya dicekoki oleh keinginan demikian, biasanya disesatkan dari
iman, dan mengakibatkan banyak kesusahan atas diri mereka sendiri.
Ayat 3, 4. Disini ada, pertyentangan antara ajaran yang
“sesat” dan pengajar yang “sakit”. Ajaran dinyatakan sehat apabila: pertama,
karistus adalah Penciptanya, kedua, pengajarannya berjiwa dan berprilaku takut
akan Allah. Bertentangan dengan itu, pengajar palsu menghukumi dengan itu,
pengajar palsu menghukumi dirinya dengan gayanya yang congkak, karena
kekurangan pengertian dan oleh pikiran yang tidak sehat, yang selalu
mencari-cari soal, yang hanya menimbulkan percekcokan dengan segala pikiran dan
pembicaraan ahat mengenai orang lain.
Ayat 5. Dalam bahasa Yunani dipakai bentuk partisip
(bukan akektip) untuk mengambarkan orang-orang tersebut., halini menunjukan
kerugian yang mantap yang terjadi atas mereka. Kekuasaan mereka atas
perimbangan moral sudah hancur dan mereka telah kehilangan kebenaran. Maka
sekarang mereka terbiasa menganggap kesalahan adalah suatu jalan untuk
keuntungan materiil. Keuntungan Yun porismos berarti untung yang baik,
yaitubsuatu sumber keuntungan atau jalan keuntungan.
Ayat 6. Secara pradoks kesalehan itu dikatakan adalah
sumber besar dari keuntunagan tapi bukan dalam arti kemewahan materi dan hanya
apabila disertai oleh rasa cukup. Kata Yun-nya berarti mampu mencukupi
keperluan sendiri itu melukiskan ketidaktergantunagan pada keadaan-keadaan yang
bergontaganti . Bnd Flipi 4:11.
Ayat 7. Ukuran-ukuran dari ayat ini menguatkan sikap yang
tercantum pada bagian mengenai hal-hal ini adalah nomor dua dan fana, dan bukan
bagian dari pribadi orang yang benar, dan tidak dibawa ke kehidupan sekarang
Ayat 8. Inibukanlah nasehat, tapi mirip kepada pernyataan
nasehat, tapi mirip kepada pernyataan dokmatis, bahwa ini adalah jalan untuk
kepuasan yang sebenarnya hal mana berbeda dengan mengarahkan pikiran pada
pencapaian kemewahan.
Ayat 9. Hampadan yang mencelakakan, yaitu nafsu yang
berkobar-kobar, yang dua kali dicela sebagai hamba secara negatip dan
mencelakakan secara positip.
Ayat 10. Kesibukan pikiran untuk menjadi kaya dan upaya
maksimal sebagai akibat dalam pengajaran kekayaan itu, kedua-duanya berakhir
pada kerugian secara negatip (disesatkan dari iman) dan kehancuran secara
poeitip. Berlainan dengan usaha yang baik dari kesalehan, hal ini tidak
beruntung.
6:11-16 PESAN PRIBADI YANG SUNGGUH.
Paulus menasehati Timotius supaya bersungguh-sungguh atas
panggilannya sebagai Kristen, dan menjaga diri bersih dari hal-hal yang
menjeratkan, seperti cinta uang dan bertahan mengejar kebijakan-kebijakan
kekristenan (ay 11). Supaya dia memelihara perjuangan sampai akhir dengan
patut, sehingga memperoleh kemenangan. Ia bertanggung jawab untuk perjalanan
hidup , demikian berdasarkan ikrarnya, yakni pengakuannya, sebagai Kristen (ay
12). Ingatlah bahwa Allah melihat segalanya dan tidak akan gagal untuk
menopang. Ingat jugalah, bahwa Kristus Yesus sendiri menguatkan kebenaran (yang
diakui Timotius) dengan kesaksian kesengsaraanNya, bahwa Kristus akan
dinyatakan dengan terang-terangan sebagai Hakim oleh Allah yang Mahakuasa.
Kiranya ingatan atau kesadaran akan hal-hal ini memperkuat amanat Paulus kepada
Timotius, agar jangan dicemarkan ketaatanya sebagai Kristen dan dengan demikian
tidak memancing celaan atau kritik terhadapnya (ay 13-16).
Ayat 11. Manusia Allah rupanya behubungan dengan status
Timotius sebagai perkerja; uraian tadi adalah suatu lukiasan yang lazim dalam
PL mengenai seorang nabi (lih 1 Sam 9:6).
Ayat 12b. Berhubungan dengan penabisan Timotius dan
Ayat 13. Berhubungan dengan ikrar sejati dari Kristus
sendiri dimuka Pilatus.
Ayat 14. Adalah nasehat kahusus kepada Timotius
menjalankan tugasnya yang istimewa. Tetapi adalah lebih baik memberikan
keterangan yang lebih luas mengenai uraian-uraian tadi. Manusia Allah dapat menggambarkan
setiap orang kristen yang akil baliq (lih 2 Tim 3:17).
Ayat 12b. Dapat dihubungkan dengan baptisan Timotius. “
Ikrar yang benar” (bnd TL “Ikrar yang baik” dan RK “ Pengakuan yang indah”)
adalah iman itu atau kebenaran yang diikarkan : benar adalah menggambarkan iman
yang diikarkan, bukan mengenai cara Timotius mengikarkannya.
Ayat 13. Ikrar yang benar, ini diingatkan kepada
Timotius, yang disaksikan sebagai benar oleh Tuhan Yesus sendiri dengan
kematian dan kebangkitannya, yang terjadi dimuka pontius pilatus (tafsiran yang
mungkin dari bahasa Yunani seperti dalam pengakuan iman Rasuli). Beberapa dari
uraian yang menyertainya mungkin mengambarkan pengakuan-pengakuan iman yang
dipakai dalam baptisan. Perhatikan penunjukan pada Allah sebagai pemberi hidup
atau pencipta, dan pada kesengsaraan, dan kedatangan Kristus yang kedua kali.
Jadi ini berarti, bahwa Paulus tidak mengetahui jalan yang lebih baik untuk
menasehati Timotius, selain daripada menyapanya dengan kata-kata yang bukan
hanya dapat dikenakan pada dirinya sendiri sebagai pekerja khusus, melainkan
sebagai Kristen yang terpercaya, kata-kata mana dapat dikenakan kepadanya dan
juga kepada semua orang percaya.
Dalam ayat 12 perbedaan dari waktu ( dalam tata bahasa
Yunani) menyarankan sebagai berikut : bertandinglah mengambarkan aktivita yang
terus menerus sedangkan rebutlah mengambarkan tindakan yang menentukan.
Ayat 14. Yesus Kristus menyatakan dirinya (Yun
epiphaneia) atau menifestasi akan terjadi pada waktunya yang tepat atas
kehendak dan tindakan Allah, dan hal ini akan merupakan suatu “penampakan” (bnd
Yoh 2:18).
Ayat 15, 16. Memberikan Lukisan yang khas tentang
kedaulatan Allah. dalam kebahagiaannya yang mutlak dan hidupnya yang kekal, dia
lengkap dengan segala kebutuhannya. Hal-hal demikian adalah kepunyaannya
sendiri, dan benar-benar hanya kepunyaannya sendiri. Jadi dia adalah mutlak
Tuhan yang satu-satunya atas segala-galanya. Jadikepadanyalah segala kemuliaan
dipanjatkan dan segala kekuasaan pemerintahan diberi.
6:17-19 PENGGUNAAN YANG TEPAT ATAS HAL-HAL BENDAWI.
Disini paulus melengkapi ajarannya mengenai kemewahan
materi. Dia telah menyampaikan-menyampaikan peringatan-peringatan dalam bentuk
negatip terhadap nafsu akan keuntungan (ay 6-10). Sekarang ditambahkan
nasehat-nasehat yang positip mengenai pemakian yang tepat dari kemewahan oleh
mereka yang mempunyainya.
Orang kristen yang kaya hendaknya waspada agar jangan
pemilikan kemewahan materi membuat mereka terlalu percaya pada diri sendiri.
Pengharapan mereka supaya tetap didasarkan jangan sekali-kali atas kemewahan
dengan kefanaannya yang ganjil itumelainkan pada Allah Pemberi (ay 17).
Seterusnya mereka hendak mengingat, bahwa kemewahan demikian diberikan bukan
untuk ditimbun, melainkan untuk dinikmati(bnd 4:3-5) dan dipergunakan untuk
berbuat baik (ay 18). Jadi membagi-bagikan milik sendiri dengan murah hati
kepada orang lain, adalah jalan untuk menyimpan bagi hari depan sesuatu yang
lebih tahan dari kekayaan duniawi. Dengan demikian orang memiliki hidup sejati
(Yun zoe), yang lebih baik daripada mempunyai berkelimpahan kebutuhan-kebutuhan
hidup duniawi sekarang (Yun bios) Lih 1 Yoh 3:17; Luk 12:15.
Ayat 17. Perhatikan pertentangan antara dunia ini dan
waktu yang akan datang (ay 19; bnd Mat 6:19-21). Dalam ayat 17 berharap pada
sesuatu menyatakan arti dari waktu perfektum bh Yun; juga peringatan itu
diperkuat dengan pemberian tekanan bukan mengenai kwanita “kekayaan” itu
melainkan pada kefanaannya : mereka yang memiliki kekayaan duniawi dinasehatkan
memakainya untuk memperoleh kemewahan yang lebih baik dan lebih tahan.
Ayat 18. Untuk itu mereka memerlukan secra paradoks suatu
kesediaan dalam perbuatan dan dalam hati yaitu untuk membagi-bagikan kekayaan
materi mereka dengan orang lain suka
memberi dan membagi.
6:20, 21. NASEHAT TERAKHIR
Dalam suatu urayan pribadi yang tegas kepada Timotius, Paulus disini menyimpulkan
dengan singkat kedua keprihatinanya yang terutama dalam tulisan-tulisannya
yaitu agar Timotius memelihara dan meneruskan simpanan kebenaran itu dengan
tidak berkurang, dan agar dia mengelakan ajaran palsu yang congkak, sok tahu,
dan jahat. Ajaran itu telah mengelincirkan orang-orang tertentu menuju
kematian.
Ayar 20. Timotius disini disapa sebagai pelayan, yang
dipercayakan dengan simpanan (bnd 2 Tim 1:12, 14; 2:2), yaitu apa yang Yudas
(ay 3) namakan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus. Apa yang
disebut pengetahuan, mengingatkan akan suatu sikap sok cendekiawan dengan
akibat bahwa pengikut-pengikutnya menyimpang dari jalan iman.
Ayat 21. Kasih-karunia menyertai kamu adalah bentuk khas
salam Kristen yang dipakai oleh Paulus mengahiri suatu surat kiriman; Lih 2 Tes
3:17, 18. Kamu meliputi juga jemaat setempat.
Sumber : Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
Sumber : Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
Komentar
Posting Komentar