Makalah Eksposisi PL III
MAKALAH EKSPOSISI PL III
HARI TUHAN
(Zefanya 1:2-18)
Dosen:
Dr. Bernike Sihombing, MBS, M. Th.
Disusun
Oleh:
Nama
: Rapi Antoni Sirait
Nim
: 201502056
Semester :
V (Lima)
SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH
JAKARTA
TIMUR
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Profil
yang tercakup dalam profil pribadi Zefanya sangat Minim. Namanya berarti “Tuhan
telah menyembunyikan”. Silsilah yang terdiri dari empat generasi (1:1)
tampaknya menunjukkan sesuatu yang penting, karena ia adalah satu-satunya nabi
yang menurut garis keturunannya sejauh itu. Kitab ini tidak memberikan
informasi yang eksplisit tentang kediaman nabi. Akan tetapi, berdasarkan
pemahamannya tentang Yerusalem (1:10-11), sangat mungkin ia menyampaikan
nubuat-nubuatnya di ibu kota Negara, meskipun kita tidak dapat memastikan bahwa
ia berasal dari sana.[1]
Menurut
Frank M. Boyd dalam bukunya Kitab
Nabi-nabi Kecil, Zefanya berasal dari Istana Raja. Ia dari Keturunan Hizkia
(1:1). Perbandingan tempat kelahiran dan lingkungan nabi-nabi yang berlainan
ini menetapkan prinsip bahwa Allah mempunyai tempat bagi segala jenis orang.
Sekurang-kurangnya keturunan Zefanya yang bangsawan itu telah memberi dia
kedudukan yang terkemukan diantara para pemimpin dan orang bangsawan, bila ia
mencela dosa-dosa bangsa itu. Kota Yerusalem dan hidup di istana dikenalnya
dengan baik.[2]
Nubuat
Nabi Zefanya ini terdiri dari serangkaian ucapan yang singkat, yang tak dapat
tidak diberikan pada waktu-waktu yang berlainan pada hari-hari persiapan Yosia
untuk pembaharuan.[3]Kemurtadan
di bawah Manasye selama lima dekade (697-642 SM) menyebabkan kemerosotan rohani
yang berat pada Yehuda sehingga ia tidak pernah pulih sama sekali. Satu
generasi seluruhnya hanya mengenal Manasye sebagai Raja. Dukungan resminya
terhadap Sinkretisme agama menghidupkan kembali Baalisme dan praktik-praktik keagamaan
orang Kanaan yang selalu setidak-tidaknya hanya berada di pinggir agama umat
Israel sejak keluar dari Mesir sekitar satu millennium sebelumnya.
Tindakan-tindakan
pembaharuan yang di adakan Yosia, merupakan tindakan paling keras yang pernah
dilakukan. Pembaharuan-pembaharuan itu memang berhasil dalam hal mengubah
praktik keagamaan umat Israel dan membersihkan penyembahan Israel dari
unsur-unsur asing, tetapi sebenarnya mengubah hati umat itu. Sebagai akibatnya,
kebebasan dari penindasan orang-orang Asyur tidak mengantar masuk raja yang
ideal dari keturunan Daud yang akan memugar batas-batas kawasan Israel dan
kemasyuran Yerusalem. Sebaliknya, kebebasan dari penindasan itu hanya sekedar
menandai terjadinya peralihan penguasaan Israel dari Asyur ke Babilonia.[4]
Dalam
penulisan Makalah ini penulis akan fokus menganalisa teks sesuai dengan Makalah
Hari Tuhan dalam teks Zefanya 1:2-18.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang di maksud dengan Hari Tuhan dalam Teks itu?
2. Bagaimana
maksud pesan Nabi Zefanya itu?
3. Bagaimana
Analisa tafsiran teks Zefanya 1: 2-18 itu?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui Apa yang dimaksud dengan Hari Tuhan dalam Teks
2. Untuk
mengetahui maksud pesan Nabi Zefanya
3. Untuk
mengetahui analisa tafsiran teks Zefanya 1:2-18
BAB II
PEMBAHASAN
1.3.1 Pengertian Hari Tuhan
Ungukapan
ini termasuk bagian dari eskatologi Alkitab. Ada beberapa padanannya seperti
‘hari itu’, ‘pada hari itu’. Bagi rakyat biasa itu berarti adalah hari saatnya
YHWH akan campur tangan untuk menempatkan Israel menjadi kepala atau pemimpin
bangsa-bangsa, tak menjadi soal apakah Israel setia kepada-Nya atau tidak. Amos
menerangkan bahwa Hari itu berarti penghakiman bagi Israel. Begitu juga Yes.
2:12 dab; Yeh. 13:5; Yl. 1:15, 11; Zef. 1:7, 14; Za. 14:1. [5]
Nabi
lain, yang menyadari baik dosa-dosa bangsa lain maupun dosa Israel, menyatakan
bahwa Hari itu akan menimpa bangsa-bangsa satu demi satu, sebagai hukuman
karena kekejaman mereka. Jadi, Hari Tuhan ialah saatnya YHWH secara aktif
bertindak menghukum dosa yang sudah mencapai puncaknya. Hukuman ini bisa saja
datang melalui penyerbuan, atau melalui bencana alam, seperti serangan
belalang. Pada Hari itu orang yang bertobat dan percaya akan diselamatkan,
tetapi orang yang tetap memusuhi Tuhan, biar Yahudi ataupun bukan, akan dihukum
(Yl. 2:28-32).[6]
Dalam
PB Hari Tuhan ialah kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Dan ungkapan ‘Hari
Tuhan Yesus Kristus’ atau yang sama dengan itu terdapat dalam 1 Kor. 1:8; 5:5;
2 Tes. 2:2. Hari itu tak di duga-duga (1
Tes. 5:2; 2 Ptr. 3:10), tapi harus lebih dulu terjadi tanda-tanda tertentu, dan
ini harus dikenal oleh orang Kristen. Dampaknya terhadap alam semesta akan
menyertai Hari itu (2 Ptr. 3:12).[7]
Sebagai
akibat dari keadaan rohani Yehuda, pada umumnya kitab Zefanya berisi pengumuman
tentang datangnya hukuman Allah, yang dirujuk sebagai Hari YHWH atau Hari
Tuhan. Ada sembilan belas rujukan tentang istilah itu dalam kitab ini.
Pengertian yang terbaik dari Hari Tuhan adalah saat dimana Allah menjatuhkn
hukuman langsung kepada dunia, walaupun hal itu mungkin juga menjadi saat
pencurahan berkat yang tidak biasa seperti halnya dalam masa seribu tahun.
Beban utama dari kitab suci mengenai hari Tuhan menunjuk kepada Hukuman akhir
yang berkaitan dengan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Kurun waktu yang
langsung dihadapi oleh Yehuda ialah masa penawanan di Babel, yang sesuai dengan
keadaan itu, merupakan Hari Tuhan.[8]
Hanya
sesudah Hukuman dan pemurnian barulah harapan yang menggembirakan itu akan jadi
kenyataan. Jadi, Hari Tuhan secara luas umumkan oleh nabi-nabi untuk
menyampaikan hukuman Allah atas Israel dan Yehuda yang sudah semakin mendekat.
1.3.2 Maksud Pesan Nabi Zefanya
Tujuan
dari nubuat-nubuat Zefanya adalah untuk memulai perubahan di Yehuda dengan
mengumumkan hukuman Allah atas kejahatan. Seiring dengan maksud Allah untuk
menghukum diumumkan juga niat-Nya untuk memulihkan Yehuda. Pesan Zefanya
difokuskan pada Hari Tuhan yang menurut dia semakin dekat. Tuduhannya terhadap
Yehuda mencakup pengaduan terhadap para pejabat yang korup dan pemberontakan
yang terus menerus terhadap Tuhan.[9]
v Hukuman
Akhir dari Hari Tuhan atas Seluruh Dunia
Ps.
1:1-3. Zefanya, yang khusus berbicara mengenai hukuman akhir dari Allah
terhadap seluruh dunia pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya,
menyampaikan firman Tuhan, “ Aku akan menyapu bersih segala-galanya dari atas
muka bumi, demikianlah firman Tuhan. Aku akan menyapu manusia dan hewan; Aku
akan menyapu burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut. Aku akan merebahkan
orang-orang fasik dan akan melenyapkan manusia dari atas muka bumi, demikianlah
firman Tuhan” (ayat 2,3).[10]
v Hukuman
Allah yang Akan Datang pada Hari Tuhan atas Yehuda dan Yerusalem
Ps.
1:4-18. Zefanya menyatakan firman Tuhan terhadap Yehuda dan Yerusalem, “Aku
akan mengacungkan tangan-Ku terhadap Yehuda dan terhadap segenap penduduk
Yerusalem” (ay 4). Secara khusus Allah menyatakan bahwa “sisa-sisa Baal” (ay 4)
dan nama para imam berhala akan dihakimi, “Aku akan melenyapkan dari tempat ini
sisa-sisa Baal dan nama para imam berhala, juga mereka yang sujud menyembah di
atas sotoh kepada tentara langit dan mereka yang menyembah dengan bersumpah
setia Kepada Tuhan, namun di samping itu bersumpah demi Dewa Milkom” (ay 4, 5).[11]
Yehuda
dibandingkan sebagai korban yang siap dipersembahkan (ay 7), dan pada Hari itu,
Tuhan akan menghukum para pemuka, para anak-anak raja dan semua orang yang
memakai pakaian asing (ay7, 8).
Zefanya
menyatakan firman Tuhan, “Merataplah, hai penduduk perkampungan lumping! Sebab
telah habis segenap kaum pedagang, telah lenyap segenap penimbang perak” (ay
11). Rumah-rumah mereka akan diambil alih oleh orang lain, kebun-kebun anggur
mereka akan menyediakan anggur bagi orang lain, dan harta kekayaan mereka akan
di jarah (ay 12, 13). Secara rinci Hari Tuhan itu digambarkan sebagai berikut,
“Sudah dekat hari Tuhan yang hebat itu, sudah dekat dan datang dengan cepat
sekali! Dengar, hari Tuhan pahit, pahlawan pun akan menangis. Hari kegemasan
hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari
kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam, hari peniupan sangkakala dan
pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjurumyang
tinggi. Aku akan menyusahkan manusia, sehingga mereka berjalan seperti orang
buta, sebab mereka telah berdosa kepada Tuhan” (ay 14-17). Nubuat ini digenapi
dalam sejarah dan akan digenapi dalam kedatangan Kristus yang kedua kalinya.[12]
1.3.3 Analisa tafsiran teks Psl. 1:2-18
·
Ayat 2-6. Ayat pembukaan mengarahkan
pandangan kita ke bumi, ketika Tuhan menyapu bersih semua tanda kehidupan;
kisah penciptaan dalam Kej. 1-2 diceritakan sebaliknya. Tiga kali muncul kata
‘menyapu bersih”, membatalkan janji-janji zaman dulu yang diucapkan dengan kata
yang kurang sama seperti dalam Kej. 8:21 sesudah banjir besar : Aku takkan mengutuk Bumi ini lagi karena
manusia. Zefanya menyangkal itu demi kebaikan bumi merayakan selama pesta
panen (Kel. 23:16). Liturgy bukanlah jaminan untuk buah yang membahagiakan
kecuali jika kata dan perbuatan keluar dari hati yang bersih (lih Hos.
5:15-6:6)
·
Ayat 4-6. Menjelaskan mengapa Yhwh, “Allah
yang cemburu” (Kel34:12-16), tidak pernah membiarkan apa yang disebut “ibadat
liar” dengan ritus kesuburan dan kurban anak-anak. Nama para imam berhala: teks
Ibrani menggunakan kata yang jarang untuk “imam” (Hos. 10:5; 2 Raj. 23:2),
biasa dalam bahasa semit yang lain; di sini ada makna “alim ulama”. Tentara langit: dewa-dewa asyur (Yer.
8:1-3; Yeh 8:16-18); Milkom: Dewa orang
Amon, yang tinggal di seberang Sungai Yordan (1 Raj 11:5); teks Ibrani
menggunakan kata malcom (“raja
mereka”), mengejek raja yang membiarkan ibadat demikian. Ayat 5-6, terutama
dalam bahasa Ibrani, menunjukkan bagaimana orang menipu suara hati mereka, karena
mereka juga “menyembah Tuhan”. Hal ini dahulu sudah dikutuk oleh nabi Elia (1
Raj 18:21).
·
Ayat 7-13. Bagian ini dibuka dengan seruan
supaya diam pada persiapan terakhir untuk liturgi Hari Tuhan ini, yang dahulu adalah waktu untuk terang dan bergembira,
sekarang adalah untuk kegelapan dan kematian (lih. Am 5:18). Pengulangan hari
Tuhan (ay. 7, 8, 9, 10) mempersatukan semua pengamatan : Perjamuan Kurban bukan binatang untuk perjamuan suci tetapi para
penduduk dan mereka yang beribadat; Pakaian
asing adalah untuk upacara kafir (2 Raj 10:22); melompati ambang pintu secara takhayul untuk menghindari
setan-setan (1 Sam 5:5), namun berbuat untuk menipu begitu masuk dalam kenisah.[13]
·
Ayat 14. Hari Tuhan ini dilukiskan dengan
bagus disini. Orang harus mendengarkan lagu Dies
irae dalam Gregorian untuk dapat menikmati nyanyian kubur yang menyedihkan
tetapi juga penuh kemenangan ini.[14]
Pada
Allah tidak ada pilih Kasih, dan Dia mempunyai perjanjian yang harus dipegang
teguh dengan segenap manusia. Bagian ini mengingatkan pada nyanyian yang
termasyur karya Thomas dari Celano, “Dies Irae” (hari murka Allah). bahasanya
bersifat apokaliptis, tapi mendesaknya situasi dapat dimengerti dalam seluruh
pembahasannya, dan benarlah demikian bagi tiap zaman apa orang melupakan atau
melawan Allah. Dia akan merobohkan kota-kota berkubu, yaitu
pertahanan-pertahanan yang dibelakangnya orang merasa aman dari tindakan Allah.[15]
·
Ayat 16. Menyarankan suatu penyerbuan yang
sungguh-sungguh atas Yerusalem oleh musuh yang siap serang, gambaran yang
mungkin didorong oleh contoh dari orang sakit dan yang digenapkan oleh ibadat
yang palsu dan ketidaktulusan Yerusalem serta penduduknya.
·
Ayat 17. Apabila Hari itu mulai, orang orang
mengira bahwa mereka dapat bebas dari Allah, segera mendapati bahwa mereka tak
berdaya dan seperti orang buta tak dapat lari dari Dia. Seluruh nilai akan
hilang dari hidup, dan kesia-siaan serta ketidakberhargaan dari keberadaan
tanpa Allah dibayangkan dalam pemakaian tahi.
·
Ayat 18. Baik kelimpahan kekayaan maupun
keamanan hak-hak istimewa yang dibanggakan tidak akan dapat menyelamatkan dari
api kecemburuan Tuhan, dan api ini akan menimpa semua orang tanpa pandang bulu.[16]
BAB III
PENUTUP
v Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila nubuat Zefanya
tidak di indahkan maka bencanalah yang akan mengancam. Pasal pertama
menggambarkan penghancuran yang akan terjadi atas Yehuda karena
perbuatan-perbuatannya ketika menyembah Baal dan sujud menyembah di “atas sotoh
kepada tentara langit”. Dari luar tampak bahwa Yosia telah memusnahkan
penyembahan berhala, tetapi di dalam hatinya rakyat Yehuda masih menganut penyembahan berhala.
Zefanya
menunjuk secara tepat penyebab penghukuman Allah dengan memberitakan
kemerosotan moral bangsa itu. Sekalipun demikian, dia menjelaskan bahwa pintu
belas kasihan terbuka bagi orang-orang yang mau dengan bersungguh-sungguh
bertobat serta Berbalik Kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Bullock,
C. Hassel, Kitab Nabi-nabi Perjanjian
Lama. Malang: Gandum Mas, 2002.
Boyd,
A. B, Frank M. Kitab Nabi-nabi Kecil. Malang:
Gandum Mas, 2001.
Bruce,
F. F, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid
I. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2000.
Walvoord,
John F, Every Prophecy Of The Bible
(Pedoman Lengkap Nubuat Alkitab). Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003.
E.
Hill, Andrew & John H. Walton, Survei
Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2000.
Bergant,
Dianne, CSA, Tafsir Alkitab Perjanjian
Lama. Yogyakarta : Kanisius (anggota IKAPI), 2002.
___
Tafsiran Alkitab Masa Kini 2. Jakarta
: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999.
[1]
C. Hassel Bullock, Kitab Nabi-nabi
Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2002. Hal. 224-225
[2]
Frank M. Boyd, A. B, Kitab Nabi-nabi
Kecil. Malang: Gandum Mas, 2001. Hal. 116
[3]
Ibid. hal. 116
[4]
Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei
Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2000. Hal. 671
[5]
F. F Bruce, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
Jilid I. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2000. Hal. 368
[6]
Ibid. 368
[7]
Ibid. 368
[8]
John F. Walvoord, Every Prophecy Of The
Bible (Pedoman Lengkap Nubuat Alkitab). Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003.
Hal. 397
[9]Andrew
E. Hill & John H. Walton, Survei
Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2000. Hal. 672
[10]
John F. Walvoord, Every Prophecy Of The
Bible (Pedoman Lengkap Nubuat Alkitab). Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003.
Hal. 398
[11]
Ibid. hal. 398
[12]
Ibid, hal. 398-399
[13]
Dianne Bergant, CSA, Tafsir Alkitab
Perjanjian Lama. Yogyakarta : Kanisius (anggota IKAPI), 2002. Hal. 695
[14]
Ibid, hal. 695
[15]___
Tafsiran Alkitab Masa Kini 2. Jakarta
: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999. Hal.704
[16]
Ibid, hal. 704
Komentar
Posting Komentar